Adu 5 Saham Big Caps: Siapa yang Kasih Cuan Terbesar Sejak IPO?
18 Agu 2022, 15:47 WIB
Bagikan
Loader Adu 5 Saham Big Caps: Siapa yang Kasih Cuan Terbesar Sejak IPO?Adu 5 Saham Big Caps: Siapa yang Kasih Cuan Terbesar Sejak IPO?Adu 5 Saham Big Caps: Siapa yang Kasih Cuan Terbesar Sejak IPO?

Saham big caps atau saham berkapitalisasi besar memiliki kinerja historis perusahaan yang terbukti mampu menghasilkan profit yang stabil. Jadi tidak heran kalau jenis saham ini sering diburu investor untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Pada artikel kali ini kita akan membandingkan beberapa big caps antara lain BMRI, ASII, BBRI, BBCA, dan TLKM. Dari kelima saham tersebut kira-kira mana yang paling banyak kasih cuan untuk investor yang beli 1.000 lembar sahamnya sejak IPO? Penasaran kan? Langsung saja baca ulasannya di bawah ini!

BMRI

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) resmi IPO pada tanggal 14 Juli 2003 dengan harga Rp675 per lembar saham.  Modal yang dikeluarkan untuk beli 1.000 lembar saat IPO sebesar Rp675.000. Berhubung BMRI melakukan stock split pada tahun 2017 dengan rasio 1:2, jumlah lembar yang dimiliki saat ini menjadi 2.000 lembar.

Dengan begitu jika dihitung dengan harga penutupan 16 Agustus 2022 Rp8.550, nilai aset 1.000 lembar saham BMRI sejak IPO sudah senilai Rp17,1 juta atau naik +2.433%. Sedangkan total nilai dividen sejak IPO sebesar Rp4,01 juta. Itu artinya keuntungan yang diperoleh dari capital gain dan dividen sejak BMRI IPO menjadi Rp21,110 juta atau +3.027%.

Baca juga: 7 Faktor yang Memengaruhi Pergerakan Harga Saham

ASII

Emiten konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) melakukan pencatatan saham pada tanggal 4 April 1990 dengan harga penawaran Rp14.850 per lembar. Besaran modal untuk beli 1.000 lembar saham IPO ASII sebesar Rp14,85 juta.

Kemudian stock split sudah dilakukan sebanyak dua kali di tahun 1997 dengan rasio 1:2 dan 2010 dengan rasio 1:10. Sehingga jumlah lembar yang dimiliki saat ini menjadi 20.000 lembar. Jika dihitung menggunakan harga penutupan 16 Agustus 2022 Rp6.975, maka nilai aset 1.000 lembar saham ASII sejak IPO kini senilai Rp139,5 juta, naik 839,39%.

Sedangkan total dividen yang diperoleh sejak IPO sebesar Rp41,8 juta. Maka keuntungan secara keseluruhan yang diterima investor menjadi Rp181,300 juta atau +1.120,8%.

Baca juga: Cara Membaca Indikator RSI Saham untuk Analisis Teknikal

BBRI

Saham dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mulai tercatat di bursa sejak 10 November 2003 di harga Rp875. Untuk membeli sahamnya sebanyak 1.000 lembar, maka total modal yang dibutuhkan Rp875.000.

BBRI melakukan stock split sebanyak dua kali di tahun 2011 dengan rasio 1:2 dan 2017 dengan rasio 1:5. Otomatis jumlah lembar pasca stock split menjadi 10.000 lembar. Mengacu pada harga penutupan 16 Agustus 2022 Rp4.280, artinya nilai aset 1.000 lembar BBRI sejak IPO menjadi senilai Rp42,8 juta. Angka ini naik 4791,4%.

Adapun pendapatan dividen dari tahun 2004-2022 sebesar Rp7,05 juta. Dengan begitu keuntungan dari capital gain dan dividen yang diperoleh investor +5.597% atau Rp49,85 juta.

Baca juga: Enterprise Value Adalah: Pengertian, Rumus, dan Bedanya dengan Market Cap

BBCA

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melakukan IPO pada tanggal 31 Mei 2000 di harga Rp1.400. Modal yang dibutuhkan untuk beli 1.000 lembar sahamnya sebesar Rp1,4 juta.

Aksi stock split sudah dilakukan sebanyak empat kali, yaitu di tahun 2001 rasio 1:2, 2004 rasio 1:2, 2008 rasio 1:2, dan 2021 rasio 1:5. Dengan begitu jumlah lembar saham yang dimiliki saat ini menjadi 40.000 lembar. Jika dihitung menggunakan harga penutupan 16 Agustus 2022 Rp7.950, maka nilai aset 1.000 lembar saham BBCA sejak IPO sudah senilai Rp318 juta atau tumbuh 22.614%.

Sementara itu pendapatan dividen terhitung sejak tahun 2000-2022 sebesar Rp11,56 juta. Itu artinya, total keuntungan yang diperoleh secara keseluruhan menjadi Rp329,56 juta atau +23.440%.

Baca juga: Pemula Pilih Belajar Teknikal atau Fundamental?

TLKM

Saham dari PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sudah listing di bursa sejak tanggal 14 November 1995 di harga Rp2.050 per lembar. Maka modal beli 1.000 lembar saham IPO TLKM sebesar Rp2.050.000.

TLKM melakukan stock split sebanyak dua kali pada tahun 2004 dengan rasio 1:2 dan tahun 2013 dengan rasio 1:5. Otomatis jumlah lembar saham yang dimiliki menjadi 10.000 lembar. Mengacu pada harga penutupan 16 Agustus 2022 Rp4.470, artinya nilai aset 1.000 lembar saham TLKM sejak IPO menjadi senilai Rp44,7 juta atau tumbuh 2.080%.

Sedangkan total dividen dari tahun 2004-2020 sebesar Rp9,49 juta. Maka secara keseluruhan total keuntungan yang diperoleh menjadi Rp54,19 juta atau +2.543%.

Baca juga: Cara Menghitung Dividend Yield yang Wajib Kamu Tahu!

Berdasarkan uraian perbandingan di atas, BBCA menjadi saham big caps yang mampu memberikan keuntungan paling besar bagi investor yang setia hold sahamnya sejak IPO, yaitu 23.440%. Angka yang fantastis bukan? Nah, bagi kalian yang ingin dapat potensi cuan besar seperti ini, yuk cari peluang emasnya di Emtrade!

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan