Bearish continuation pattern adalah pola chart harga saham yang muncul pada masa downtrend dan berpotensi melanjutkan penurunan. Biasanya pola ini muncul pada fase kapitulasi atau stage 4 siklus saham. Fase ini menunjukkan bahwa saham-saham yang dilepas oleh big fund pada fase distribusi sudah beredar bebas di pasar dan dikendalikan oleh retail yang notabene-nya punya strategi jual beli yang berbeda satu dengan lain.
Apa saja contoh pola bearish continuation?
Bearish Continuation Pattern: Bearish Pennant dan Bearish Flag
Pola bearish pennant dan bearish flag mengindikasikan harga saham yang bergerak turun dan membentuk seperti tiang dengan volume perdagangan yang tinggi. Begitu harga lanjut turun, volume pun semakin meninggi.
Bearish pennant terjadi tepat setelah penurunan harga yang tajam dan menyerupai bendera segitiga ketika harga bergerak menyamping. Hal ini menciptakan titik tertinggi yang lebih rendah (lower high) dan titik terendah yang lebih tinggi (higher low) secara bertahap.
Sedangkan formasi bearish flag didahului oleh penurunan yang kuat dan diikuti oleh konsolidasi harga ke arah atas. Konsolidasi ini membentuk bendera jajar genjang.
Kedua chart pattern dikonfirmasi ketika terjadi breakdown support dengan volume tinggi. Proyeksi penurunan dilakukan dengan mengukur ketinggian tiang.
Baca juga: Bearish Reversal adalah Pola Chart yang Wajib Diwaspadai Trader
Inverse Base on Base
Contoh pola bearish continuation selanjutnya adalah inverse base on base yang terlihat seperti anak tangga. Setelah turun tajam, harga saham bergerak menyamping dengan volume tinggi, sehingga polanya membentuk persegi panjang. Apabila terjadi breakdown dari support, harga akan lanjut turun dengan bentuk pola yang serupa.
Perkiraan penurunan selanjutnya dari inverse base on base diketahui melalui ukuran base-nya. Nantinya panah yang mengukur base diletakkan di area breakdown.
Baca juga: Bullish Reversal adalah Peluang Bagi Trader, Pahami Polanya
Inverse Cup with Handle
Pattern inverse cup with handle terbentuk seperti cangkir terbalik dengan gagang di samping kanannya. Penurunan drastis diikuti oleh pergerakan harga ke atas membentuk cup besar sebelum akhirnya lanjut bergerak ke bawah. Setelah pola cup besar terbentuk, selanjutnya harga akan bergerak dan membentuk cup kecil atau handle.
Bagaimana dengan volumenya? Ketika harga saham turun, volume transaksi tinggi. Begitu harganya naik, volume transaksi menurun. Oleh karenanya, inverse cup with handle dikonfirmasi apabila terjadi breakdown dengan volume tinggi.
Akurasi pola ini dinilai cukup baik jika breakdown dibarengi oleh volume yang konvergen. Proyeksi penurunan diketahui dengan cara mengukur ketinggian pola cup besar.
Baca juga: Istilah Konvergen dan Divergen dalam Analisis Teknikal, Sudah Paham Maksudnya?
Channeling Down
Channeling down adalah bearish continuation pattern di mana harga bergerak turun sesuai dengan garis trend dan garis channel yang menghubungkan serangkaian lower low dan lower high. Terjadinya breakdown support mengonfirmasi pola channeling down.
Bearish Rectangle
Bearish rectangle pattern didahului oleh penurunan harga di stage 4 lalu bergerak sideways dan memantul sementara di antara dua level parallel sebelum tren berlanjut, sehingga membentuk pola persegi panjang atau rectangle. Pada pola ini, volume transaksi lebih besar ketika harga turun dibandingkan dengan ketika harga naik.
Seperti yang ditunjukkan di atas, harga jatuh dalam tren turun yang kuat dan kemudian mulai berkonsolidasi antara level support dan resisten. Harga terus menyamping sampai akhirnya muncul konfirmasi breakdown support dengan volume konvergen untuk melanjutkan tren turunnya.
Proyeksi penurunan harga dilakukan dengan mengukur kedalam pola, bahkan bisa lebih dari itu. Sebagai informasi tambahan, bearish rectangle seringkali menjadi awal dari pola base on base.
Baca juga: Cara Prediksi Saham Mau Turun Lewat Candlestick
Descending Triangle
Contoh pola bearish continuation yang terakhir, yakni descending triangle. Harga saham bergerak sideways dengan garis support tetap horizontal sedangkan sisi atas (resisten) melandai ke bawah karena harga mulai membuat lower high. Sehingga jika diperhatikan, pola ini akan membentuk segitiga.
Pada masa pembentukan segitiga, volume transaksi lebih rendah ketika naik dan volume transaksi naik ketika harga turun. Pattern dikonfirmasi apabila terjadi breakdown support dengan volume tinggi. Dan ketika ini terjadi, proyeksi penurunan harga bisa diketahui dengan cara mengukur ketinggian pola sebelum segitiga terbentuk.
Baca juga: Cara Mengetahui False Breakout Pattern Pada Saham
Memahami bearish continuation pattern saat melakukan trading sifatnya sebagai pelengkap saja. Supaya hasil analisisnya lebih maksimal, penting untuk mempelajari analisis teknikal secara lebih dalam. Untuk itu, yuk upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.