Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Stop Lakukan 7 Hal Ini Saat Berinvestasi Saham di 2023

29 Des 2022, 16:38 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emtraders, gimana nih kondisi portofolio saham kalian sepanjang tahun 2022? Aman atau malah merah merona? Buat yang portofolionya masih stagnan, tenang! Kalian nggak perlu khawatir berlebihan kok kalau tujuannya untuk jangka panjang. Dengan catatan sahamnya punya fundamental yang kuat ya.

Nah, supaya di tahun 2023 kinerja portofolionya lebih maksimal, yuk mulai upgrade pengetahuan dengan mengetahui tujuh kesalahan yang harus dihindari saat berinvestasi saham. Apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Beli Saham Value Trap

Value trap adalah kondisi ketika harga saham punya valuasi yang rendah dalam hal rasio price to earnings atau price to book value untuk waktu yang lama. Namun, valuasi tersebut memang merupakan valuasi wajarnya karena kinerja perusahaan kurang baik. Jadi alih-alih disebut diskon atau murah, justru sering kali disebut murahan.

Oleh sebab itu, investor harus berhati-hati saat menemukan saham yang murah secara valuasi. Soalnya, valuasi nggak bisa jadi satu-satunya indikator bahwa saham terebut menarik untuk dibeli. Bisa saja kamu terjebak value trap dan akhirnya harga saham lanjut turun. Alhasil, bukannya untung, malah boncos.

Lalu, bagaimana cara mendeteksi saham yang berpotensi value trap? Adakah cara menghindarinya? Cari tahu jawaban lengkapnya pada artikel di bawah ini.

Baca juga: Value Trap: Apa dan Bagaimana Cara Menghindarinya?

Beli Saham Growth Trap

Kebalikan dari value trap, beli saham growth trap sama saja seperti beli saham yang sudah naik tinggi sampai valuasinya premium. Hal ini mesti dihindari karena mengejar saham di pucuk sangat berisiko saham tersebut untuk turun. Contohnya seperti yang terjadi di saham BYAN baru-baru ini.


Seperti diketahui, BYAN naik cukup signifikan beberapa hari terakhir. Tetapi setelah itu harga sahamnya mulai bergerak turun. Bahkan hari Kamis (29/12), sahamnya turun 4,85% ke level 20.725. Bagi yang masuknya telat, bukan tidak mungkin sudah merugi karena berusaha mengejar saham di pucuk.

Terjebak Dividend Trap

Apa itu dividend trap? Dividend trap adalah kondisi di mana dividend yield menguat di awal hingga cum date lalu melemah setelah ex date. Sehingga yield tidak sebesar sebelumnya. Hal ini dikarenakan harga saham naik akibat banyak yang beli untuk mengincar dividen lalu mengalami penurunan setelah pelaku pasar take profit. Alhasil, investor beli saham di harga tinggi dan mengalami kerugian. Yield-nya pun tidak bisa menutupi kerugian tersebut.



Harga saham di atas mengalami penguatan setelah ada pengumuman dividen. Di tahap ini banyak yang tertarik untuk beli agar dapat dividen. Tingginya tekanan beli mendorong harga saham ke atas. Namun, setelah ex date, harga sahamnya turun cukup signifikan.


Baca juga: Apa itu Dividend Trap? Bagaimamna Cara Menghindarinya?

All In di Satu Harga

Orang-orang yang all in pakai semua modal di satu harga umum termotivasi karena ingin dapat potensi keuntungan yang lebih besar. Strategi ini biasa disebut dengan istilah lump sum. Secara return memang lump sum mampu menghasilkan profit yang lebih menggiurkan bagi investor, tapi juga tinggi risiko sehingga kurang cocok untuk pemula. Kenapa? Soalnya saham dibeli di satu harga saja.

Lain halnya kalau pakai strategi cicil beli atau dollar-cost averaging. Eksposur terhadap risiko pasar bisa lebih diminimalisir karena saham dibeli pada level harga yang bervariasi. Jadi apabila pasar sedang turun, tingkat kerugian dapat ditekan berkat harga beli rata-rata yang lebih rendah. Tidak hanya itu, investor juga bisa mendapatkan harga terbaik. Strategi ini sangat disarankan untuk pemula.

Baca juga: 5 Golden Rules Money Management Saham Supaya Cuan Maksimal

Cut Loss Bukan Karena Alasan Fundamental

Berinvestasi jangka panjang bukan berarti hold selamanya tanpa melakukan pembatasan risiko. Cut loss juga bisa dilakukan oleh investor kok, tapi caranya tentu berbeda dengan trader. Kalau trader pakai analisis teknikal sebagai patokannya, investor harus pertimbangkan faktor fundamental perusahaan.

Sayangnya, masih banyak investor yang cut loss hanya karena harga sahamnya turun. Padahal prinsip investasi itu semakin turun justru semakin dibeli. Sehingga jika ada saham yang lagi turun, seharusnya momen tersebut menjadi kesempatan emas untuk beli di harga murah.

Pertanyaannya, bagaimana cara cut loss di saham investing? Cut loss saham investasi dilakukan saat saat fundamental emiten memburuk, emiten ubah model bisnis, dan faktor lainnya yang berpotensi menganggu fundamental keuangan emiten.

Baca juga: Cara Cut Loss di Saham Investing untuk Meredam Kerugian

Punya Alasan Beli Tanpa Alasan Jual

Dalam investasi, kita juga harus menyiapkan kapan waktunya jualan. Misalnya, ketika valuasi sudah mahal, prospek pertumbuhan mulai terbatas, hingga ada risiko besar yang tidak bisa dihindari seperti krisis atau pandemi Covid-19 kemarin. Jangan sampai telat jual dan harga saham sudah keburu turun duluan. Hal ini akan menyebabkan kerugian secara capital gain. Profit yang didapat pun jadi kurang maksimal.

Selain itu, alasan jual juga bisa menggunakan analisis teknikal. Ketika ada tanda-tanda harga saham masuk ke stage 4 atau downtrend, kita sebagai investor saham juga bisa melakukan aksi profit taking.

Punya Banyak Saham di Satu Sektor

Ingat, jangan tempatkan satu telur dalam satu keranjang saja. Ketika keranjangnya jatuh, otomatis telur di dalamnya akan pecah. Inilah gambaran dari konsep diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi manajemen risiko dengan cara mengalokasikan modal investasi ke beberapa aset berbeda.

Dalam investasi saham, diversifikasi bukan sekadar beli saham yang beda, tapi juga sektornya wajib beda. Alasannya karena saham-saham dari satu sektor yang sama cenderung bergerak searah. Kamu bisa isi portofolio yang terdiri dari saham dari sektor dengan karakter defensif, cyclical, dan turnaround. Sehingga ketika market turun, risiko floating loss-nya bisa diredam tidak terlalu dalam.

Baca juga: Awali Tahun 2023 dengan Mindset dan Strategi Investasi yang Tepat

Mau belajar investasi saham lebih dalam biar nggak melakukan 5 kesalahan di atas? Yuk belajar di Emvest, program bimbingan belajar Emtrade selama dua bulan penuh untuk mulai dan dibimbing investasi saham


Kamu akan belajar saham melalui course-course online baik live maupun online class, diskusi Q&A, info saham yang diinvestasi, manajemen portofolio, alasan fundamental dan update kinerja laporan keuangan.

Selengkapnya klik di sini

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Era Banjir Informasi Bisa Bikin Investor Salah Langkah? Nah Ini Tips Antisipasinya

9 Nov 2022, 16:52 WIB
article
ArtikelInsight

Waran Terstruktur BBCA Hingga MDKA Akan Dirilis, Begini Gambaran Pergerakan Harganya

8 Nov 2022, 16:03 WIB
article
ArtikelInsight

Cara Investor Dunia Tetap Cuan Saat Resesi 2008, Ada Warren Buffett!

3 Okt 2022, 15:26 WIB
article
ArtikelInsight

Resesi Global Menanti, Ini 3 Nasihat Warren Buffett untuk Investor

1 Okt 2022, 08:25 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi