Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Metode Dollar Cost Averaging untuk Nabung Saham

4 Mar 2022, 17:44 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Metode dollar cost averaging diterapkan untuk membangun kinerja portofolio dalam berinvestasi saham. Pasar saham yang cukup berfluktuasi seringkali menimbulkan keraguan serta perasaan cemas terhadap kondisinya di masa mendatang. Metode ini menjadi cara yang paling konservatif untuk membantu menjaga konsistensi investor sekaligus menghindari pengambilan keputusan investasi berdasarkan emosi sesaat.

Terlepas dari kondisi pasar, investor akan mencicil saham incarannya secara berkala dengan metode dollar cost averaging. Jadi mau pasar sedang bearish atau bullish, saham tersebut tetap dibeli dengan modal yang sama. Untuk memahami lebih jauh, simak beberapa hal berikut ini yang perlu diketahui.

Apa itu Dollar Cost Averaging?

Dollar cost averaging adalah metode berinvestasi dengan cara membagi keseluruhan modal dalam jumlah yang sama pada interval waktu tertentu seperti mingguan, bulanan, atau kuartalan. Artinya kalau modal yang dimiliki sebesar Rp12 juta, maka investor bisa membeli saham dengan modal Rp1 juta setiap bulannya. Jadi nggak heran kalau metode dollar cost averaging sering disebut sebagai strategi nabung saham.

metode dollar cost averaging

Strategi ini dinilai cocok untuk investor pemula dengan modal yang terbatas mengingat besaran modalnya bisa disesuaikan di awal sesuai dengan anggaran bulanan. Investor juga nggak perlu lagi memusingkan timing yang tepat untuk tambah muatan karena sahamnya akan dibeli secara teratur.

Baca juga: Cara Bermain Saham dengan Modal 100 Ribu

Kelebihan Metode Dollar Cost Averaging

1.       Mudah dan Sederhana

Prinsipnya mirip seperti menabung. Investor hanya perlu berinvestasi dengan jumlah yang sama dalam kondisi apa pun. Cara kerjanya yang cukup sederhana sangat memungkinkan pemula yang baru belajar saham untuk menerapkan strategi ini.

2.       Lebih Rendah Risiko

Dollar cost averaging memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan strategi lump sum yang menginvestasikan modal besar sekaligus. Alasannya karena metode ini memungkinkan investor membeli saham pada level harga yang bervariasi. Sehingga ketika pasar mengalami penurunan, tingkat kerugian masih bisa ditekan berkat harga rata-rata pembelian yang terbilang lebih rendah.

3.       Memberikan Dampak Positif pada Psikologis Investor

Perasaan FOMO seringkali menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para pelaku pasar. Dengan dollar cost averaging, investor dapat menjaga stabilitas emosi saat berinvestasi. Ketika orang lain panic selling akibat harga saham anjlok, investor yang menggunakan strategi ini hanya perlu membeli kembali saham tersebut. Dengan begitu investor jadi nggak terbawa emosi dan bisa sekaligus melatih untuk tetap konsisten dalam berinvestasi.

4.       Bisa Memanfaatkan Compound Interest

Menabung saham secara berkala dalam jangka panjang mengoptimalkan manfaat dari compound interest atau bunga berbunga. Keuntungan yang diperoleh pada setiap interval akan terus menghasilkan bunga karena hasilnya kembali diinvestasikan. Semakin lama berinvestasi, imbal hasil yang diperoleh akan semakin optimal.

Apalagi, dalam saham juga bisa mendapatkan keuntungan dari dividen. Hasil dividen yang diterima bisa diinvestasikan juga dan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.

Baca juga: 6 Tips Investasi Saham untuk Pemula

Kekurangan Metode Dollar Cost Averaging

Selain kelebihannya, penting untuk mempertimbangkan kekurangan dari dollar cost averaging supaya bisa lebih yakin sebelum menerapkan strategi ini. Apa saja? Berikut ulasannya.

1.       Potensi Return Tidak Optimal

metode dollar cost averaging

Penerapan metode ini dapat membatasi potensi imbal hasil yang didapatkan. Seperti yang kita ketahui, pasar saham memiliki kecenderungan untuk bergerak naik meskipun tetap berfluktuasi. Sejalan dengan tingkat risikonya yang rendah, return yang ditawarkan juga menjadi kurang optimal karena profit diakumulasi secara bertahap.

2.       Biaya Transaksi Lebih Besar

Kekurangan dollar cost averaging berikutnya adalah biaya transaksi yang lebih besar. Karena pihak sekuritas mengenakan beban biaya untuk setiap pembelian, maka semakin besar pula biaya transaksi yang dikeluarkan investor untuk menabung saham. Namun jika ingin tetap menggunakan metode ini, maka harus pertimbangkan sekuritas dengan biaya transaksi paling rendah untuk menyiasatinya.

3.       Strategi Pasif

Investor nggak bisa secara aktif merespon situasi maupun kondisi pasar yang notabene-nya terus berubah-ubah. Contohnya seperti krisis ekonomi, aksi korporasi, atau hal lainnya yang akan memengaruhi harga.

Baca juga: Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Tips Metode Dollar Cost Averaging

Jika kamu tertarik coba strategi ini untuk berinvestasi saham, perhatikan langkah-langkah sederhana di bawah ini yang perlu diikuti:

1.       Tentukan berapa banyak modal yang ingin dialokasikan untuk investasi saham.

2.       Tentukan seberapa sering kamu ingin berinvestasi. Bisa dua minggu sekali, sebulan sekali, atau tiga bulan sekali. Namun pastikan kamu sudah mempertimbangkan biaya transaksi yang akan dikenakan.

3.       Tentukan jumlah modal yang akan diinvestasikan pada setiap interval. Ini bisa mengikuti budget yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sehingga alokasi untuk investasi nggak mengganggu pengaturan keuangan pribadi.

4.       Stick with the plan. Apa pun yang terjadi di pasar, usahakan untuk selalu menanamkan modal investasi sesuai dengan rencana awal.

5.       Lakukan evaluasi portofolio secara berkala. Tujuannya supaya bisa segera lakukan rebalancing apabila ada perubahan porsi saham pada portofolio akibat naik turunnya harga.

Setelah baca penjelasan tentang metode dollar cost averaging, kira-kira apakah strategi ini cocok untuk kamu coba? Atau ingin pelajari  strategi lainnya dulu? Yuk, upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. 

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi