Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Cara Cut Loss di Saham Investing untuk Meredam Kerugian

20 Sep 2022, 14:45 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Harga saham sangat berfluktuasi, bisa naik cepat tapi bisa turun cepat juga. Ini menjadi alasan mengapa kita harus tahu timing yang tepat untuk melakukan pembatasan risiko saat saham mulai bergerak turun.

Cara cut loss trader bisa dibilang lebih mudah dibaca, yaitu ketika harga saham turun menembus support (breakdown) dengan persentase sesuai dengan strategi yang dipakai. Lain halnya dengan investor jangka panjang yang mana semakin turun justru semakin dibeli. Pertanyaannya, how long can you go? Tidak heran bilamana floating loss kerap menjadi tantangan saat berinvestasi.

Untuk membatasi kerugian, investor harus mempertimbangkan beberapa hal dulu. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa saham tersebut memang sudah tidak layak di-hold, sehingga kita bisa segera beralih ke saham investing yang lebih potensial.

Cek Kinerja Perusahaannya

Nomor satu yang paling penting sebenarnya investor tidak cut loss berdasarkan harga saham. Kita bisa belajar dari Warren Buffett yang jual semua saham airlines-nya di tahun 2020 dengan pertimbangan pangsa pasar dan model bisnis perusahaan.

Seperti yang kita tahu, kasus Covid-19 mulai menyebar secara global di awal tahun 2020. Warren Buffett yang forward looking melihat hal ini bisa mendisrupsi model bisnis dari perusahaan airlines. Dengan alasan tersebut Berkshire Hathaway pun memutuskan untuk melepas kepemilikan saham tersebut.


Dari sini dapat disimpulkan bahwa cut loss investasi dilakukan berdasarkan evaluasi potensi prospek perusahaan secara fundamental yang tidak lagi baik atau tidak seperti yang diekspektasikan saat awal melakukan investasi.

Hal tersebut terjadi karena faktor risiko eksternal yang tidak bisa dihindari perusahaan seperti perubahan peraturan pemerintah dan faktor internal seperti efisiensi pengelolaan yang memburuk atau produksi yang tidak mencapai perkiraan awal. Pada akhirnya ini akan turut berdampak pada potensi disrupsi terhadap model bisnis serta penurunan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.

Baca juga: Belajar dari Ackman, Ketika Investor pun Melakukan Cut Loss

Cek Valuasi Sahamnya

Kemudian perhatikan pula valuasi saham yang dimiliki. Sebab dengan terdisrupsinya ketiga hal tadi akan memengaruhi valuasi yang menjadi mahal dan tidak lagi menarik. Otomatis potensi imbal hasil dividen pun menjadi lebih rendah. Singkatnya kalau beli saat valuasi murah atau terdiskon, maka jual saat valuasinya sudah mahal. Ini berlaku baik dalam keadaan rugi (cut loss) maupun untung (take profit).

William Albert Ackman atau Bill Ackman yang merupakan seorang hedge fund manager pernah bercerita tentang pengalamannya melakukan cut loss di saham jangka panjangnya, Netflix. Pada awal tahun 2022 dia membeli 3,1 juta saham Netflix. Namun 3 bulan setelahnya saham tersebut turun 35%.

Kemudian Ackman memutuskan untuk cut loss saat rilis laporan keuangan kuartal I/2022 Netflix serta pernyataan solusi dari manajemen. Bukan karena penurunan pada harga saham, Ackman cut loss karena prospek masa depan Netflix yang dinilai penuh dengan ketidakpastian, seperti strategi perseroan untuk menekan laju penurunan pengguna ke depannya. Total kerugian cut loss Ackman di Netflix yang terealisasikan sekitar Rp5,74 triliun.

Tipsnya, untuk mengetahui performa dan valuasi saham, lakukan evaluasi fundamental perusahaan yang umumnya dilakukan 3 bulan sekali bersamaan dengan rilis laporan keuangan. Dengan begitu investor bisa menilai bagaimana kinerja keuangan aktual perusahaan dibandingkan dengan perkiraan saat awal berinvestasi. 

Namun tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain yang secara signifikan memengaruhi perusahaan. Jika demikian, investor dapat mengevaluasi serta menilai kembali prospek fundamental perusahaan.

Baca juga: 3 Cara Agar Tidak Mudah Tergiur Take Profit di Saham Investing

Jadi untuk cut loss di saham investing semuanya back to fundamental. Ketika fundamental masih bagus dan valuasi masih rendah, justru manfaatkan untuk beli lagi dengan catatan ada uang nganggur yang tersisa. Prinsipnya semakin turun, semakin dibeli. Tapi kalau kamu tidak bisa menghadapi floating loss terlalu lama, mungkin kamu lebih cocok di trading bukan investasi jangka panjang.

Mau tahu saham trading yang saat ini sedang potensial? Mau baca analisis sahamnya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi