Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Alasan Investor Cari Saham Price to Earning Ratio (P/E) yang Rendah

4 Feb 2022, 14:55 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Price to Earnings Ratio (P/E) menjadi metrik andalan banyak investor untuk menilai saham itu lagi diskon atau masih mahal. Sampai, salah satu investor Indonesia tersohor Lo Kheng Hong selalu menjawab kriteria sahamnya adalah P/E di bawah 5 kali dan Price to Book Value (P/BV) di bawah 1 kali. 


Pertanyaannya, kenapa harus beli saham dengan P/E di bawah 5 kali? Memang apa spesialnya saham dengan P/E rendah?


Apa Itu Price to Earnings Ratio (P/E)?


Price to earnings ratio (P/E) adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba per saham. 


Secara sederhana, P/E bisa dianalogikan sebagai, “Jika hari ini saya beli saham A, berapa tahun yang dibutuhkan agar investasi di saham A bisa profit sebesar modal yang dikeluarkan (alias 100%)”


Artinya, rasio P/E menggambarkan jumlah tahun yang dibutuhkan emiten untuk membayar kembali jumlah modal disetor untuk setiap saham yang dimiliki investor. Untuk itu, wajar banyak investor mencari saham dengan P/E rendah karena semakin rendah, berarti asumsinya semakin cepat pengembalian keuntungan hingga 100 persen dari modal investasi di satu saham.


Berapa P/E Ideal di Pasar Saham Indonesia?


Jika valuasi saham yang menarik adalah serendah-rendahnya, lalu berapa rasio P/E yang ideal untuk pasar saham di Indonesia? 


Agar lebih jelas, kami akan coba membawa analogi yang tepat untuk menemukan: “Berapa rasio P/E ideal suatu saham, yang nantinya akan menjadi target multiple harga jual suatu saham?”


Misalnya, Kinan memiliki dana sebesar Rp1 miliar untuk diinvestasikan. Di sini, Kinan bingung harus menempatkan dananya ke mana agar hasil keuntungan bisa maksimal dan tidak tergerus inflasi. 


Untuk itu, Kinan punya dua pilihan:

  • Investasi di Obligasi Pemerintah dengan kupon 6.5%

  • Investasi di Saham, dengan potensi keuntungan bisa mencapai >10%


Sekilas dari prospek keuntungan kedua instrumen tersebut, maka Kinan semestinya bisa memilih investasi di saham yang menawarkan keuntungan >10 persen per tahun. Meskipun demikian, Kinan memahami risiko yang melekat pada investasi saham yang dikenal dengan “high risk, high return”. 


Sementara itu, jika Kinan memilih investasi di obligasi pemerintah, hampir bisa dipastikan bahwa risiko gagal bayar kupon sangat nihil, karena yang jamin adalah pemerintah. Namun balik lagi, kupon yang ditawarkan hanya sebesar 6,5% per tahun. Maka dari itu, bagaimana pilihan ideal yang harus diputuskan Kinan terhadap uang investasinya?


BACA JUGA: Metrik Valuasi Pelengkap P/E dan P/BV yang Paling Jitu Nih!


Pertama, kita harus tahu P/E dari instrumen Obligasi Pemerintah. Untuk dapat memperhitungkan P/E obligasi pemerintah, mari kita buat asumsi berapa return yang diperoleh Kinan ketika menempatkan Rp1 miliar di obligasi pemerintah dengan kupon 6,5 persen per tahun. Begini hitungannya:


Rp1 miliar x 6.5% = Rp65 juta x (1-15%) sebagai Pajak = Rp55,2 juta per tahun, atau net return nya 5.52% per tahun. Maka dari itu, P/E dari obligasi pemerintah adalah 100/5.52 = 18 kali.


Kedua, dengan mengetahui P/E obligasi pemerintah sebesar 18 kali, artinya itu adalah standar P/E ideal saham di Indonesia. Kenapa?  Karena P/E 18 kali merupakan P/E dari instrumen investasi yang dianggap paling aman dari semua instrumen keuangan karena sifatnya risk free.


Jadi, P/E sebesar 18 kali bisa dibilang sebagai metrik target P/E yang ideal bagi saham. Artinya, jika Anda membeli suatu saham yang P/Enya di atas dari 18 kali, maka suatu saham dianggap overvalued. Soalnya, daripada investasi di saham yang punya P/E di atas 18 kali, lebih baik menempatkan dana di obligasi pemerintah yang risikonya lebih rendah.


BACA JUGA: Value Investing vs Growth Investing, Apa Bedanya?


Sebagai contoh, mari kita melihat saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang saat ini memiliki rasio P/E 6.04x (disclaimer on). Dengan memperhitungkan target P/E sebesar 18 kali, maka harga wajar PGAS adalah sebesar Rp 4.050. 


Apakah hitungan tersebut masuk akal? 


Tergantung, tapi setidaknya dengan benchmark P/E 18 kali, maka secara teoritis harga PGAS adalah di Rp4.050 per saham. Namun perlu diingat, faktor fundamental juga punya peran yang penting dalam menentukan target investasi suatu saham. 


Jika kondisi fundamental memiliki risiko terselubung, investor cenderung menurunkan target P/E nya dibawah 18x untuk memperhitungkan risiko dari saham tersebut. 


Kesimpulan


Dengan mengetahui P/E acuan benchmark sebesar 18 kali, investor bisa terbantu untuk mengukur di harga berapa titik entry atau beli terbaik dalam investasi saham, dan di berapa kita bisa jual suatu saham. 


Dengan begitu,  Anda dapat mencari saham dibawah 9 kali, jika asumsi Anda untuk mendapatkan profit saham sebesar 100 persen di P/E 18 kali. Meskipun demikian, akan jauh lebih baik jika investor mencari P/E serendah-rendahnya untuk membuat celah margin of safety, apalagi jika perusahaan tersebut memiliki risiko fundamental yang tidak bisa dihindarkan.


P/E ideal sebesar 18 kali ini juga bisa berubah kapan saja, tergantung pergerakan dari kupon obligasi pemerintah tiap harinya. Meskipun demikian, perubahannya kadang tidak agresif, sehingga jika mengalami perubahan angkanya masih akan di area yang sama. 


Lalu,  jangan lupa, rasio P/E hanyalah salah satu dari banyak ukuran penilaian dan alat analisis keuangan yang kita gunakan untuk memandu kita dalam keputusan investasi, sehingga itu seharusnya tidak menjadi satu-satunya metode valuasi.


Terakhir, valuasi P/E juga sifatnya multidimensi. Sebagai catatan, ada jenis lain dari P/E yang kerap digunakan oleh investor, yaitu: trailing dan forward. Jika trailing didasarkan pada periode laba per saham sebelumnya, maka forward didasarkan pada estimasi masa depan. 


Oleh karena itu, investor kadang tidak melulu mencari saham yang P/E-nya rendah, tapi juga mencari saham dengan P/E secara trailing/forward di bawah rata-rata 3-5 tahun. Untuk itu, beberapa investor tetap bakal menilai saham dengan P/E di atas 18 kali tetap undervalue jika posisinya saat ini lebih rendah dari rata-rata 3-5 tahun terakhir. Tapi bagaimanapun, P/E rendah tetap lebih enak nyaman kan? 


Mau belajar saham fundamental dan teknikal secara praktis?


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.


-WS-


Emtrade.id/disclaimer


Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli & jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.






Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi