Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPerencanaan Keuangan

Lifestyle Inflation Bikin Susah Bebas Finansial, Benarkah?

29 Sep 2022, 15:41 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
lifestyle inflation

Punya penghasilan yang tinggi tentu bisa mendatangkan fleksibilitas yang jauh lebih besar dalam hal mengatur keuangan serta membentengi diri dari masalah-masalah keuangan. Sederhananya, dengan naiknya pendapatan, kita akan memperoleh lebih banyak kesempatan dalam hidup.

Namun yang sering dilupakan adalah ketika pendapatan bertambah, sebagian besar orang cenderung ingin segera menyesuaikan gaya hidup dengan nominal uang yang dihasilkan. Jadi tidak hanya penghasilannya saja yang bertambah tetapi pengeluarannya juga ikut meningkat.

Nah, ini disebut sebagai lifestyle inflation. Apa sih bahayanya dan gimana cara menghindarinya?

Memahami Lifestyle Inflation

Dalam ilmu perilaku manusia, pada dasarnya manusia memiliki keinginan yang tiada habisnya. Setelah satu tujuan terpenuhi, baik itu materi atau pencapaian, rasa haus akan tujuan selanjutnya pun muncul. Oleh karenanya, manusia selalu ingin mendapatkan lebih.

Lifestyle inflation atau yang bisa disebut juga lifestyle creep adalah perubahan perilaku dalam hal menggunakan uang yang kerap dikaitkan dengan bertambahnya penghasilan. Saat mempunyai lebih banyak uang, kita cenderung menginginkan gaya hidup yang lebih mewah daripada sebelumnya. Sehingga uang yang dipakai menjadi lebih banyak pula.

Biasanya mereka yang terjebak lifestyle inflation punya mindset bahwa seseorang pantas mendapatkan kehidupan yang ‘lebih baik’. Misalnya, membeli gadget flagship, barang-barang mewah, atau makan di restoran mahal demi meningkatkan kualitas hidup.

Nah, mindset itu menjadikan hal-hal yang tadi disebutkan sebagai senjata untuk ‘membayar’ usaha serta kerja keras yang telah mendatangkan nominal uang tertentu dengan jumlah yang lebih besar.

Lifestyle inflation itu wajar. Namun alangkah baiknya untuk tidak menghabiskan semua penghasilan yang dimiliki. Sebab jika kita ingin kehidupan di masa depan lebih baik, maka yang penting itu bukan berapa banyak uang yang dihasilkan tetapi berapa banyak uang yang ditabung.

Baca juga: Menilik Kejamnya Inflasi dalam Menggerus Nilai Uang dan Cara Menghindarinya

Tekanan Media Sosial

lifestyle inflation

Fakta bahwa kita cenderung membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah sebuah realita yang tak terbendung. Seorang profesor sekaligus ekonom Ada Ferre-i-Carbonel menerbitkan sebuah makalah dalam Journal of Public Economics. Ia menemukan bahwa kebahagiaan dan rasa harga diri seseorang dipengaruhi oleh dua faktor:

  • Berapa banyak uang yang dihasilkan sendiri

  • Berapa banyak uang yang dihasilkan oleh orang-orang di sekitar mereka.

Seseorang yang sadar bahwa ia menghasilkan lebih banyak uang dibanding lingkungannya, kemungkinan besar akan merasa dirinya sukses dari uang yang didapatkan. Hal ini disebut sebagai social comparison yang juga merupakan bagian pendorong munculnya lifestyle inflation.

Apalagi dengan adanya media sosial yang selalu terlibat dalam kegiatan sehari-hari akan semakin memicu terjadinya social comparison. Hampir dapat dipastikan bahwa ini bisa menjadi tekanan tersendiri bagi para penggunanya.

Sebuah laporan berjudul “The Secret Financial Life of Americans” menemukan 28% generasi milenial mengaku bahwa mereka secara sengaja membuat dirinya terlihat lebih kaya di media sosial daripada aslinya. Di sinilah media sosial berperan dalam perbandingan sosial dan semakin mendorong orang-orang ke arah inflasi gaya hidup.

Baca juga: Mau Jadi Orang Kaya atau Orang yang “Terlihat Kaya”?

Bagaimana Dampaknya?

Berawal dari mewajarkan setiap pembelian barang-barang yang kecil dan tidak dibutuhkan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mulai terbiasa dengan kebiasaan itu dan tanpa disadari pengeluaran turut meningkat saat uang yang dihasilkan menjadi lebih besar. Hal ini berimbas pada nominal uang yang ditabung tidak akan bisa bertambah meskipun uang yang didapat jumlahnya lebih banyak.

Padahal jika pengeluarannya meningkat, mau tidak mau dana darurat yang telah terkumpul perlu disesuaikan kembali. Jadi apabila sewaktu-waktu ada kondisi mendesak, kita punya sokongan yang memadai.

Tidak berhenti sampai situ, berbicara tentang pengeluaran juga sangat erat kaitannya dengan gaya hidup. Ketika memperkirakan biaya pensiun, mungkin kita ingin mempertahankan standar hidup saat ini. Seiring dengan meningkatnya biaya hidup, tabungan yang dimiliki harus bisa mengakomodasi kebutuhan di masa pensiun. Artinya,  butuh dana pensiun dengan jumlah yang lebih besar lagi.

Oleh sebab itu memberikan batasan pada lifestyle inflation sangatlah penting karena secara perlahan akan terus menggerogoti aspek finansial. Berorientasi hanya pada gaya hidup dapat menghambat pembangunan nilai kekayaan. Itulah sebabnya lifestyle inflation sangat berpotensi untuk menghalangi jalan menuju kebebasan finansial.

Baca juga: 4 Cara Mencapai Financial Freedom, Apa Saja?

Cara Terhindar dari Lifestyle Inflation

  • Buat anggaran

Ketika berbicara soal anggaran, kita harus benar-benar mematahui budget yang sudah dibuat. Budgeting sangat penting untuk memastikan setiap kebutuhan terpenuhi dengan baik, sekaligus bikin kita tidak hilang kendali saat membelanjakan uang tersebut.


Membuat budget tidak hanya tentang menyisihkan sebagian uang untuk keinginan, tetapi juga memenuhi kewajiban dan mengubah uang yang dimiliki menjadi sesuatu yang membawa manfaat berkelanjutan. Misalnya mengalokasikannya untuk tabungan atau investasi.

  • Tetapkan tujuan keuangan jangka panjang

Cara lain terhindar dari lifestyle inflation adalah menetapkan tujuan keuangan yang jelas dan mulai mengalokasikan sebagian uang untuk tujuan tersebut alih-alih berbelanja barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Anggap saja penghasilan kita tidak bertambah. Dana ekstra yang didapatkan kemudian bisa digunakan untuk mencicil tujuan jangka panjang tadi. Dengan begitu, kita dapat terhindar dari inflasi gaya hidup dan membuat pengeluaran menjadi lebih bernilai.

Baca juga: 5 Cara Menabung dengan Cepat untuk Mewujudkan Tujuan Keuangan

  • Aktifkan fitur tabungan otomatis

Opa Warren Buffett pernah berkata, “do not save what is left after spending, but spend what is left after saving.” Maksud dari nasihatnya adalah bahwa kita harus selalu mengalokasikan uang dari penghasilan untuk ditabung terlebih dahulu. Baru kemudian membuat rencana pengeluaran dari uang yang tersisa setelah ditabung.

Salah satu trik ampuh untuk fokus dalam membangun kekayaan sekaligus terhindar dari lifestyle inflation adalah dengan cara mengaktifkan fitur tabungan otomatis. Dengan memanfaatkan fitur ini untuk mentransfer sebagian pendapatan dari rekening penerima gaji ke rekening khusus tabungan, ini akan sangat membantu untuk mengurangi pengeluaran yang berlebihan.

  • Kelilingi dirimu dengan lingkungan yang tepat

Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku termasuk kebiasaan membelanjakan uang. Rasanya sulit sekali untuk tidak mengikuti gaya hidup orang. Maka dari itu habiskanlah waktu hanya bersama mereka yang bisa memperlakukan uang dengan baik sehingga kita tidak terjaebak lifestyle inflation.

Baca juga: Ngumpulin Dana Pensiun, Titip Lembaga Dapen atau Investasi Sendiri?

Selain itu supaya bisa terhindar dari lifestyle inflation, tidak ada salahnya nih untuk mulai mengalihkan alokasi gaya hidup ke investasi saham. Dengan berinvestasi, kamu bisa menuai keuntungan di kemudian hari yang tentunya bikin kamu selangkah lebih dekat menuju financial freedom.

Mau belajar saham dan dapat trading signal dari Emtrade? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPerencanaan Keuangan

4 Metode Membuat Tujuan Keuangan 2023 Agar Cepat Tercapai

27 Des 2022, 16:22 WIB
article
ArtikelPerencanaan Keuangan

Begini Cara Menghitung Dana Darurat yang Ideal Saat Mengelola Uang

11 Nov 2022, 16:21 WIB
cara menghitung dana darurat yang ideal
ArtikelPerencanaan Keuangan

Financial Checkup Sebelum Berinvestasi yang Wajib Dilakukan

2 Nov 2022, 15:49 WIB
article
ArtikelPerencanaan Keuangan

Delayed Gratification: Rahasia Menuju Financial Freedom

4 Okt 2022, 16:12 WIB
delayed gratification
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi