Tips Menghadapi Risiko di Pasar Saham
https://emtrade.id/blog/9947/tips-menghadapi-risiko-di-pasar-saham
Seperti yang kita tahu, pergerakan harga saham cukup berfluktuasi, di mana naik-turunnya bisa dibilang lebih cepat dibandingkan instrumen lain di pasar modal. Inilah risiko yang harus ditanggung semua trader maupun investor. Namun sering kali pemula masih bingung cara menghadapinya karena keterbatasan pengalaman di market.
Satu hal yang harus dicatat, risiko pasar dari setiap timeframe punya strateginya masing-masing. Maka dari itu jika kamu penasaran, simak tips-tips di bawah ini dari Ellen May, Founder dan CEO Emtrade.
Pantau Posisi Secara Teknikal
Salah satu cara untuk mengantisipasi risiko penurunan adalah dengan selalu memantau posisinya secara teknikal. Dari sini kita bisa tahu kapan saham yang dimiliki akan berbalik arah. Sejauh mana saham akan turun atau hanya sebatas koreksi normal saja.
Berbicara tentang teknikal, artinya analisis yang dilakukan melalui grafik harga saham. Sebab jika hanya berpatokan pada berita saja, terkadang sebelum ada berita bagus harga saham sudah naik lebih dulu. Kemudian ketika beritanya baru muncul, harga saham turun karena sell on news. Sehingga tidak bisa hanya mengandalkan berita atau sentimen.
Nah, cara menghadapi risiko untuk jangka menengah dan jangka pendek itu berbeda. Gimana caranya?
Baca juga: [Artikel Panduan] Belajar Analisis Teknikal Part 1: Basic
Jangka Menengah
Strategi jangka menengah atau trend following berkisar selama beberapa bulan. Indikator teknikal paling simpel dan paling umum yang bisa dipakai adalah moving average. Moving average mengukur harga rata-rata pada periode waktu tertentu. Fungsinya untuk menjadi support dan resisten, petunjuk tren, dan petunjuk kekuatan tren.
Katakanlah kamu pasang indikator MA20 atau moving average yang mengukur rata-rata harga saham selama 20 hari terakhir. Tren naik jangka menengah mulai berakhir jika harga saham breakdown MA20 dengan konfirmasi volume besar. Sebaliknya, tren turun jangka menengah mulai berakhir jika harga saham breakout MA20 dengan volume besar. Di posisi ini kita bisa mulai kurangi posisi.
Namun harus berhati-hati saat menggunakan moving average saat trennya sideways. Soalnya, sinyal yang diberikan bisa jadi kurang akurat.
Selengkapnya baca artikel di bawah ini.
Baca juga: Menentukan Kekuatan Trend Menggunakan Moving Average
Jangka Pendek
Strategi jangka pendek atau swing trading berkisar selama beberapa hari saja. Cara menghadapi risikonya secara teknikal kita bisa perhatikan candle yang muncul di grafik. Apakah sudah menunjukkan candle reversal atau belum?
Candle reversal adalah candle yang mengindikasikan adanya pembalikan arah. Dalam konteks ini, arah dari naik menuju turun. Ciri-cirinya candle memiliki ekor berukuran panjang. Bisa juga candle merah yang berarti tekanan jual di pasar sedang tinggi.
Jadi misalnya saham dibeli saat memantul dari support (candle berwarna hijau) yang artinya akan kembali naik ke atas. Nah, ketika sudah naik beberapa hari, nanti akan keluar satu candle merah atau candle hijau dengan ekor atas yang panjang. Di sini kita bisa mulai amankan modal agar terhindar dari risiko penurunan lebih dalam.
Baca juga: Fungsi Ekor dalam Candlestick yang Wajib Kamu Ketahui
Jangka Menengah atau Jangka Pendek?
Pertanyaannya, mana yang lebih baik, jangka menengah atau jangka pendek? Tidak ada jawaban pasti karena semua tergantungi dengan tren di pasar. Apabila trennya sedang naik, boleh pakai strategi keduanya.
Tapi kalau sideways, harus hati-hati dengan swing trading. Kenapa? Karena kalau belum terbiasa dengan strategi ini, hari ini beli, besok bisa jadi sudah merah. Dan profit yang diperoleh cuma sekitar 1-2%, bahkan kurang dari 5%.
Baca juga: Strategi Swing Trading Saat Market Sideways
Tips Menghadapi Market Sideways
Ketika market lagi sideways, boleh pertimbangkan untuk pakai strategi jangka menengah. Ada dua cara hold saham dalam jangka menengah itu, yaitu secara technical breakout dan fundamental. Keduanya bisa dikombinasikan.
Technical breakout adalah kondisi di mana harga saham mengalami penguatan hingga berhasil menembus level resisten (breakout). Indikasinya, saham berpotensi melanjutkan kenaikan ke level harga yang lebih tinggi lagi.
Sedangkan untuk cara fundamental, bisa cari saham-saham atau sektor-sektor yang belum banyak naik. Saham perbankan big caps menjadi saham yang sudah naik tinggi saat artikel ini dibuat. Alasannya karena sektor ini pasti lebih dulu recover setelah crash.
Lalu sektor apa sih yang menarik untuk value investing atau jangka menengah-panjang? Saat ini ada sekitar 7 sektor yang valuasinya masih murah antara lain pulp and paper, poultry, consumer goods, properti, konstruksi, semen, dan ritel. Ketujuh sektor ini adalah sektor laggard yang belum naik dan nantinya berpotensi akan naik.
Baca juga: Cash is the King Ala Investor Legendaris Warren Buffett
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/9947/tips-menghadapi-risiko-di-pasar-saham
Saham Lagi Turun, Lebih Baik Average Down atau Beli Saham Lain?
Cara Kurangi Posisi Saat Porsi Saham di Portofolio Melewati Batas Maksimum
Berapa Persentase Floating Loss yang Ideal untuk Average Down?
Cash is the King Ala Investor Legendaris Warren Buffett
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial