Strategi Trading dan Investasi Saham di Bulan Juni 2022
https://emtrade.id/blog/8605/strategi-trading-dan-investasi-saham-di-bulan-juni-2022
Berada di penghujung bulan, sudah saatnya kita berpamitan dengan bulan Mei yang terkenal dengan fenomena sell in May and go away. Betul saja IHSG turun cukup dalam selama bulan Mei meskipun sudah mulai bangkit pelan-pelan. Nah, memasuki bulan Juni, bagaimana strategi yang harus diperhatikan oleh trader dan investor saham? Cari tahu jawabannya di artikel ini!
Review Market dan Potensinya di Juni 2022
Di bulan Mei 2022 indeks saham kita sudah turun sebanyak -2,92%. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata penurunan dalam 12 tahun terakhir, yaitu -1,11%. Sedangkan rata-rata kenaikan IHSG di bulan Juni tipis di angka 0,58% yang menandakan market mulai recover setelah penurunan tajam di bulan Mei. Kemungkinan market akan berada di posisi bullish pada bulan Juli dengan rata-rata return 2,29%.
Beberapa risiko market yang perlu diperhatikan:
FOMC Minutes
Suku bunga akan naik 50 basis poin (bps) pada 2 kali FOMC selanjutnya sesuai dengan perkiraan pasar.
Target inflasi AS 4,3% di akhir tahun (vs 8,3% pada April 2022).
Ancaman Krisis Pangan Global
Di tengah-tengah konflik Rusia – negara barat, negara penghasil komoditas ramai-ramai batasi ekspor seperti:
Malaysia: Batasi ekspor CPO dan larang ekspor poultry.
India: Larang ekspor gandum dan batasi ekspor gula.
BI Tahan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia (BI) tahan suku bunga acuan bulan Mei di 3,5%. Sebagai informasi biasanya saham akan turun jika suku bunga naik, dan saham akan naik jika suku bunga turun. Alasannya karena ketika suku bunga naik akan ada capital outflow di mana banyak orang yang memindahkan modalnya ke deposito yang dinilai lebih menarik karena ada kenaikan suku bunga.
Meski begitu Giro Wajib Minimum direncanakan naik untuk mengurangi likuiditas pasar. Persentase saat ini 4%, Juni 4,5%, Juli 6%, dan September 7,5%.
Baca juga: 3 Tanda Saham yang akan Naik ke Fase Partisipasi
What to Do?
Berdasarkan data selama 10 tahun terakhir, IHSG turun -0,79% pada bulan Mei. Sehingga penghujung bulan ini bisa menjadi momentum terbaik bagi trader untuk membeli saham-saham atraktif yang harganya sudah terdiskon. Kemudian melihat bulan Juni IHSG rata-rata naik 0,14%, trader bisa pertimbangkan untuk take profit atau tambah porsi saham apabila kenaikan belum begitu terasa.
Sementara itu bulan Juli menjadi yang paling bullish di awal kuartal 3 di mana secara historis rata-rata naik sebesar 1%. Pada bulan ini trader bisa lakukan profit taking terlebih dahulu sebelum IHSG mengalami penurunan di bulan Agustus berdasarkan data historis.
Sektor yang menarik adalah komoditas CPO, batubara, metals, minyak dan gas, dan perkapalan. Mengapa? Karena kita masih perlu antisipasi risiko-risiko yang akan terjadi dalam sebulan hingga dua bulan ke depan terutama adanya kenaikan The Fed rate dan BI rate. Maka yang perlu dilakukan adalah trading di sektor komoditas yang masih akan diuntungkan dari kenaikan harga komoditas untuk satu sampai tiga bulan ke depan.
Baca juga: Strategi Trading Saat Pembagian Dividen
Tips Menghadapi Market yang Volatil
Pilih saham sesuai profil risiko
Apa sih profil risiko itu? Profil risiko menunjukkan seberapa jauh tingkat toleransi kamu terhadap risiko pasar. Apakah low risk (konservatif), mid risk (moderat), atau high risk (agresif)? Ini penting sekali karena bagaimanapun juga harga saham sangat berfluktuasi. Maka dari itu pilihlah saham yang sesuai dengan profil risiko kamu supaya hasil trading dan investasinya bisa lebih sustain.
Atur alokasi saham
Jangan pakai seluruh modal ke satu saham. Atur alokasi saham maksimal 10% per saham untuk trading dan maksimal 25% per saham untuk investasi. Lakukan pembelian secara bertahap.
Kelola risiko
Selalu mulai dengan nominal yang kecil. Sesuaikan dengan tingkat kenyamanan kamu apabila modal tersebut hilang karena harga saham mengalami penurunan. Selain itu pastikan modalnya berasal dari uang dingin, bukan uang yang masuk ke dalam anggaran kebutuhan sehari-hari atau akan digunakan dalam waktu dekat. Dan jangan terburu-buru ingin cepat cuan di pasar saham.
Tips lainnya yang bisa dicoba
Penting untuk tidak menjadi serakah di pasar saham. Untuk trader jangka pendek, pertimbangkan untuk realisasikan keuntungan kalau sudah profit sekian persen. Selalu lakukan evaluasi dan jangan ambil keputusan saat terbawa oleh emosi.
Baca juga: 4 Trik Melihat Perubahan Tren Melalui Candlestick
Tips Mengendalikan Emosi Saat Trading dan Investasi Saham
Agar emosi dapat dikendalikan dengan mudah, pertama-tama pahami dulu siklus psikologi investor. Berdasarkan hasil riset investor kawakan John Templeton, market yang bullish itu terbentik dari empat psikologi pasar. Di antaranya adalah rasa pesimis, skeptis, optimis, dan euforia para investor.
“Bull markets are born on pessimism, grow on skepticism, mature on optimism, and die on euphoria ” – John Templeton
Mengacu pada kutipan di atas, pasar saham akan berbalik arah menuju bear market ketika berada di puncak euforia. Hal ini dikarenakan pelaku pasar yang terlalu percaya diri mengambil lebih banyak risiko sampai akhirnya saham menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Selengkapnya tentang siklus psikologi investor saham dapat kamu baca di artikel berikut ini.
Baca juga: Siklus Psikologi Investor Saham yang Wajib Kamu Tahu
Lalu apa yang harus dilakukan untuk bisa mengendalikan emosi?
Istirahat sejenak dari market
Ketika mulai merasa penat dengan kondisi pasar, alih-alih mengambil keputusan berdasarkan dorongan emosi, lebih baik rehat sejenak dari market. Lakukan hal lainnya yang bisa mengalihkan perhatian kamu dari market. Misalnya, meditasi, melakukan kegiatan fisik seperti berolahraga, atau bersosialisasi dengan orang lain.
Lakukan antisipasi dan persiapan
Pertama, hindari ekspektasi yang terlalu tinggi saat trading maupun investasi saham. Jangan hanya fokus pada return-nya saja, tapi juga jadikan trading dan investasi sebagai proses belajar. Kedua, sebagai persiapan, buatlah trading plan sebelum masuk ke pasar. Gimana cara membuat trading plan? Simak ulasannya pada artikel di bawah ini.
Baca juga: Cara Membuat Trading Plan Saham
Ketiga, atur berapa banyak modal yang digunakan untuk beli satu saham dalam satu portofolio. Last but not least, minimalisir risiko pasar dengan mempelajari risk management.
Tonton Recording Cuantastik 28 Mei 2022: Goodbye Sell in May, Welcome June
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/8605/strategi-trading-dan-investasi-saham-di-bulan-juni-2022
Ciri-Ciri Saham yang Menarik untuk Trading Saat Market Turun
Stop Lakukan 7 Hal Ini Saat Berinvestasi Saham di 2023
Era Banjir Informasi Bisa Bikin Investor Salah Langkah? Nah Ini Tips Antisipasinya
Waran Terstruktur BBCA Hingga MDKA Akan Dirilis, Begini Gambaran Pergerakan Harganya
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial