5 Right Issue Terbesar 2022, Begini Nasib Sahamnya Sekarang

28 Des 2022, 15:47 WIB

Hingga 6 Desember 2022, terdapat 40 emiten yang melakukan right issue pada tahun ini. Aksi tersebut sebagian besar diramaikan oleh perbankan karena harus memenuhi aturan modal inti minimal sebesar Rp3 triliun hingga akhir tahun. Melalui right issue, emiten akan memperoleh dana segar dari investor dengan cara menerbitkan saham-saham baru.

Berikut adalah 5 right issue terbesar sepanjang tahun 2022.

GIAA

Right issue terbesar tahun ini dipimpin oleh emiten maskapai PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA). Perseroan melepas sekitar 63 miliar saham dengan nilai nominal Rp196 per saham. Dengan demikian jumlah dana yang diterima perseroan sebesar Rp12,38 triliun.

Dana tersebut rencananya akan dialokasikan untuk maintenance, restorasi, dan pemenuhan maintenance reserve serta modal kerja yang mencakup biaya sewa pesawat, bahan bakar, dan pembayaran biaya restrukturisasi.

Walaupun GIAA melakukan right issue, hingga saat ini perdagangan sahamnya di bursa masih di-suspend. BEI menjelaskan suspense baru akan dibuka setelah adanya penerbitan Sukuk Global baru sebagai bagian dari restrukturisasi yang dilakukan perusahaan yang juga menjadi penyebab suspensi pada Juni 2021 lalu.

PANI

Di urutan kedua ada PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI) dengan nilai right issue yang tidak kalah jumbo, yakni Rp6,56 triliun. Emiten yang bergerak di bidang kemasan metal hingga cold storage itu melakukan penerbitan saham baru sebanyak 13 miliar saham. Harga pelaksanaan yang ditetapkan Rp500 per saham.

Hasil right issue setelah dikurangi biaya emisi akan dimanfaatkan untuk rencana investasi dan pengembangan bisnis. Tidak hanya itu, perseroan juga hendak mengalokasikan dana hasil right issue untuk kebutuhan modal kerja.

Adapun rencana investasi dan pengembangan bisnis yang dimaksud di sini adalah akuisisi PT Bangun Kosambi Sukses (BKS). Selanjutnya BKS akan mengambil alih 51% saham PT Cahaya Gemilang Indah (CGIC) dan PT Mega Andalan Suskes (MAS).

Di mana PANI bersama dengan kedua entitas tersebut merupakan pemegang saham pengendali akhir yang sama, yaitu perusahaan properti raksasa PT Agung Sedayu.

Sejak awal tahun ini harga saham PANI masih terkoreksi 55,81% ke level 950.

SMGR

Selanjutnya ada PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) yang right issue dengan melepas sekitar 846 juta saham. Perseroan menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp6.600 per saham, sehingga total dana yang diperoleh sebesar Rp5,58 triliun.

Dari perolehan dana tersebut ditambah dengan dana PMN yang diberikan pemerintah, SMGR akan menggunakan seluruhnya untuk mengonsolidasi 75,5% saham PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) dari Negara Republik Indonesia yang merupakan pemegang saham pengendali SMBR sebelumnya dengan mekanisme inbreng. Sehingga nantinya SMBR akan berada di bawah bisnis SMGR.

Sementara itu dana dalam bentuk kas akan dimanfaatkam untuk tiga hal antara lain pengembangan ESG perusahaan, pengembangan bisnis berupa platfrom digital, dan produk building material, dan penambahan modal kerja.

Saham SMGR masih bergerak sideways sejak awal 2022. Secara year to date, harga saham SMGR turun 8,25% ke level 6.675.

Selengkapnya tentang right issue SMGR bisa kamu baca di artikel berikut ini.

BRIS

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) melakukan right issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak 4,99 miliar. Dengan harga pelaksanaan yang ditetapkan perseroan Rp1.000 per saham, maka jumlah dana yang masuk mencapai Rp4,99 triliun.

Rencananya penggunaan dana right issue akan dilakukan untuk ekspansi bisnis perusahaan. Hal ini seiring dengan tingginya target pembiayaan, sekaligus meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari 17% menjadi 22%.

Hingga hari Rabu (28/12), saham BRIS terlihat bergerak downtrend. Harga sahamnya turun 28,65% sejak awal tahun ke level 1.270.

EXCL

Di urutan kelima ada PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang menerbitkan saham baru sebanyak 2,4 miliar. Dengan harga pelaksanaan yang tetapkan sebesar Rp2.080 per saham, maka jumlah dana yang masuk mencapai Rp4,99 triliun.

Berdasarkan keterangan manajemen, perolehan dana akan digunakan untuk melunasi Sebagian utang perusahaan dan fasilitas keuangan lainnya. Total utang yang rencananya akan dilunasi sekitar Rp7 triliun.

Secara year to date, harga saham EXCL masih berada di zona merah. EXCL terkoreksi 31,96% ke level 2.150.

Demikian adalah deretan right issue terbesar sepanjang tahun 2022. Kira-kira saham mana yang paling potensial dan menarik untuk dikoleksi? Penasaran?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.