Cash is The King, Kenapa Penting Saat Ada Risiko Perlambatan Ekonomi?
10 Okt 2022, 17:05 WIB
Bagikan
Loader Cash is The King, Kenapa Penting Saat Ada Risiko Perlambatan Ekonomi?Cash is The King, Kenapa Penting Saat Ada Risiko Perlambatan Ekonomi?Cash is The King, Kenapa Penting Saat Ada Risiko Perlambatan Ekonomi?

Mungkin kamu sudah sering dengar terminologi “cash is the king”. Namun, banyak yang salah kaprah menilai cash is the king berarti memegang uang secara tunai sebanyak-banyakanya. Lalu, apa sebenarnya arti cash is the king?

Nah, sederhananya prinsip ini menganjurkan investor untuk menyiapkan uang yang bisa dicairkan setiap saatdalam persentase tertentu saat ekonomi menunjukkan tanda perlambatan atau tingkat ketidakpastian tinggi. Jadi semua modal yang dimiliki tidak dipakai sekaligus sambil melihat kondisi market. 

Beberapa instrumen untuk menempatkan uang saat mode cash is the king antara lain, seperti tabungan bank hingga reksa dana pasar uang. Alasannya, kedua produk itu bisa mencairkan uang dalam waktu singkat ketika dibutuhkan.

Sayangnya masih banyak yang mengabaikan hal ini karena menganggap sayang menyimpan uang dengan keuntungan rendah. 

Padahal, cash bisa jadi aset paling berharga di tengah-tengah ketidakpastian pasar dan ekonomi. Ini juga menjadi cara ampuh agar keuntungan kita di pasar saham bisa terus sustain. Risiko pun lebih terjaga. 

Apa maksudnya? Berikut alasan mengapa cash is the king penting saat ada potensi risiko ekonomi.

Menjaga Likuiditas Pribadi

Likuiditas di sini merujuk pada kemampuan bayar trader maupun investor. Semakin banyak uang yang dimiliki, tentu saja kemampuan beli sahamnya semakin tinggi.

Artinya kita bisa semakin fleksibel dalam hal mengatur komposisi portofolio sesuai dengan kondisi market. Kenapa harus disesuaikan? Karena dari sini kita dapat mengoptimalkan keuntungan sekaligus meminimalisir risiko. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut.

BACA JUGA: 5 Cara Manajemen Risiko Saat Pasar Saham Jatuh

Untuk Average Up dan Average Down

Cash memungkinkan kita untuk mengambil langkah antisipasi seperti average up dan average down. Average up merupakan strategi membeli kembali saham di harga yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya saat tren teknikal menunjukkan uptrend. Tujuannya agar rata-rata harga investasi meningkat. Nah, katakanlah setelah dianalisis ternyata saham A berpotensi naik lagi. Dengan uang yang tersisa, kita bisa lakukan average up supaya keuntungan menjadi lebih besar.

Adapun average down adalah strategi membeli kembali saham di harga yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Hal ini biasa dilakukan saat market lagi turun agar harga rata-rata beli menjadi lebih rendah. Otomatis bisa lebih cepat keluar dari posisi rugi karena selisihnya tidak sebesar dengan harga beli awal.

Dengan kata lain tanpa cash kita tidak bisa menambah keuntungan saat market naik ataupun menekan kerugian saat market turun. Alasannya karena tidak punya modal tambahan untuk melakukan pembelian.

Baca juga: Resesi Global Menanti, Ini 3 Nasihat Warren Buffett untuk Investor

Beli Saham di Harga Murah

Banyak yang khawatir saat harga saham mengalami penurunan. Padahal kalau orientasinya jangka panjang, semakin turun justru semakin diborong karena bisa dapat saham di harga murah. Pastinya dengan pertimbangan fundamental perusahaan plus prospek yang bagus dilihat dari valuasi yang masih murah. Hal ini hanya bisa dilakukan kalau kita masih punya cash yang cukup untuk beli.

Baca juga: Cara Menentukan Resistance Saat Harga Saham Mencapai All Time High (ATH)

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan