Ketika kondisi market sedang bagus, harga saham / crypto
naik terus, seharusnya jadi momen bagus untuk beli karena potensi keuntungan
membesar, dan risiko mengecil. Tapi, banyak trader yang bingung, kapan sih
saatnya boleh average up / nambah beli lagi?. Nahh supaya porsi tetap
terkendali dan yang semula profit tidak berbalik arah jadi loss, harus ada
strateginya.
Average
Up
Average up adalah strategi tambah muatan dengan memperhatikan porsi atau yang sering disebut dengan strategi piramida. Caranya gimana?
Ilustrasi diatas menggambarkan porsi pembelian yang semakin mengerucut/mengecil keatas. Angka diatas tidak mutlak yah, bisa disesuaikan dengan pribadi masing-masing. Atau bisa saja beli dengan porsi yang sama sebesar 50% dan 50%. Kenapa harus mengerucut keatas? Kita tahu bahwa ketika membeli 1 saham dengan harga yang berbeda, baik di hari yang sama ataupun di hari yang berbeda, yang muncul diportofolio adalah harga rata-rata pembelian. Ketika kita membeli sebuah saham yang uptrend, dan porsi semakin kecil ke atas, ini akan menjaga level average kita tetap bagus. Contohnya seperti berikut
Pembelian
pertama harga Rp 3000 porsi 65% dari modal, kemudian pembelian kedua berkisar
35% di harga Rp 3500. Dengan begitu, dapat kita hitung average di yang kita
miliki Rp 3.157/lembar.
Jika kita
tambah muatan lebih besar ke atas, maka harga average akan tinggi, Misalkan
porsi pembelian seperti contoh di atas dibalik, beli 6 lot kemudian tambah 12
lot, maka harga average akan menjadi Rp 3.333.
Terlihat
jelas perbedaannya ketika menggunakan strategi piramida, kita akan mendapatkan
average lebih murah. Sebaiknya hindari beli porsi besar ke atas, karena profit
tidak akan maksimal.
Area tambah muatan
Untuk
melalukan average up tentu tetap harus memperhatikan teknikal saham tersebut.
Baiknya kita membeli saat saham tersebut retracement (koreksi) dan kita membeli
dengan strategi buy on weakness (ada pantulan dari support). Atau jika
terbentuk pola base on base/anak tangga, bisa menggunakan strategi buy on
breakout. Namun perlu diperhatikan, sebaiknya jangan beli setelah terjadi
breakout ketiga karena risiko profit taking sudah cukup besar.
Baca juga
: TA
7 : Chart Pattern
Idealnya average up berapa kali?
Tidak ada
batasan khusus mengenai berapa kali harus melakukan average up. Namun akan
lebih baik jika tidak melakukan average lebih dari 2x. Kenapa? Pertama, modal
untuk sebuah saham tentu terbatas, tidak semua dana yang kita miliki hanya
untuk entry satu saham saja. Kedua, jika kita terus menerus tambah muatan
dikala market uptrend, sekalipun menggunakan metode piramida, average tidak
akan ideal.
Baca juga : Jangan asal average down, Nanti
Malah makin Boncos, Pahami Strateginya di Sini
Jadi, sah
sah saja jika ingin melakukan average up, namun jangan lupakan positioning dan
perhatikan juga titik beli yang tepat. Dengan mengatur porsi yang ideal, maka
profit juga akan maksimal.
Ingin tahu lebih lanjut tentang money management? Yuk Join VIP
Emtrade
Dengan menjadi VIP user
Emtrade. kamu bisa mendapatkan fasilitas konten edukasi, analisis report, dan tanya-jawab intensif.
Upgrade as VIP user untuk dapatkan full access. Klik disini
-EM & GY-
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/7225/strategi-average-up
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial