Mau trading saham, tapi sudah siapkan trading plan-nya belum? Trading plan ini analoginya seperti setir yang akan mengarahkanmu untuk tetap berada di jalur yang tepat sesuai dengan tujuan awal. Jadi kamu bisa trading dengan lebih terarah dan keputusan yang diambil lebih objektif. Soalnya, trading plan juga jadi salah satu jurus ampuh yang mampu menjaga kondisi psikologis selama aktif di market. Untuk yang masih bingung cara bikinnya, langsung saja cari tahu di artikel berikut ini!
Memahami Support dan Resistance Lebih Jauh
Harga saham bergerak dalam sebuah ruangan yang terdiri dari lantai dan atap. Lantai di sini adalah support atau level psikologis yang menahan harga turun dan terletak di bawah harga sekarang. Bayangkan bola yang dilempar ke arah lantai kemudian bergerak memantul ke atas. Ini adalah gambaran ketika harga saham turun hingga mengenai area support yang mana apabila tersentuh saham berpotensi kembali bergerak ke atas.
Sedangkan atap merujuk pada resistance atau level psikologis yang menahan harga naik dan terletak di atas harga sekarang. Cara kerjanya sama seperti melempar bola ke arah langit-langit ruangan yang mana setelahnya pasti akan bergerak turun. Begitu pun ketika saham sudah naik tinggi sampai mendekati area resisten. Indikasinya, kenaikan harga saham berpotensi tertahan dan kembali menurun.
Meski begitu bukan berarti saham tidak bisa menembus support dan resistance. Harga saham bisa saja turun hingga menembus support (breakdown) yang menunjukkan adanya potensi kelanjutan penurunan. Otomatis support akan jadi resisten baru. Harga saham juga bisa menembus area resistance (breakout) yang menunjukkan adanya potensi kelanjutan kenaikan. Maka resistance akan jadi support baru.
Fungsi support dan resistance:
Petunjuk harga yang sulit ditembus
Area beli atau jual
Pembatasan risiko
Pembentukan trendline
Area reversal (pembalikan) tren
Baca juga: Cara Menentukan Resistance Saat Harga Saham Mencapai All Time High (ATH)
Cara Mencari Support dan Resistance
Ada enam cara yang dapat dilakukan untuk mencari support dan resistance. Di antaranya adalah high & lows (horizontal line), trendline, round numbers, chart pattern objectives, moving average, dan fibonacci retracement.
Untuk penjelasan lebih detail bisa kalian baca di artikel berikut ini.
Baca juga: Cara Menentukan Support dan Resistance Saham yang Trader Harus Tahu
Macam-Macam Karakter Support dan Resistance
Support kuat:
Menyebabkan pantulan harga naik yang sangat tinggi
Diuji beberapa kali dan muncul adanya rejection (penolakan)
MA 200 daily
Support lemah:
Sering terjadi breakdown
Area support yang diuji
Resistance kuat:
Menyebabkan pantulan harga turun yang sangat dalam
Diuji beberapa kali dan muncul adanya rejection (penolakan)
MA 200 daily
Resistance lemah:
Sering terjadi breakout
Jarang diuji
Baca juga: Cara Membaca Indikator RSI Saham untuk Analisis Teknikal
Cara Membuat Trading Plan
Pahami tujuan beli dan karakter saham
Sebelum buat trading plan, pahami dulu tujuan belinya apakah untuk trading atau investing? Jika sudah yakin dengan tujuannya, kenali karakter saham yang ada agar bisa disesuaikan dengan tujuan tersebut. Saham big caps biasanya dijadikan pilihan untuk investasi jangka panjang. Sedangkan untuk trading sebenarnya tergantung dengan jangka waktu atau strategi yang digunakan. Biasanya pilihannya ada pada saham second atau third liner.
Ketahui kapan beli
Nah, berbicara tentang jual dan beli, ini berkaitan erat dengan support dan resistance yang sudah diulas di awal artikel tadi. Nantinya kedua level harga tersebut akan menentukan area untuk melakukan jual dan beli secara teknikal.
Ada dua strategi yang bisa dipakai, yaitu buy on breakout dan buy on weakness. Buy on breakout berarti pembelian dilakukan saat harga ter-breakout dari resisten disertai volume tinggi untuk memanfaatkan peluang dari konfirmasi kelanjutan uptrend.
Dalam posisi downtrend buy on breakout dieksekusi ketika harga saham menembus resisten dari downtrend line. Secara teknikal saham akan masuk ke fase akumulasi (stage 1) sebelum akhirnya naik ke fase kapitulasi (stage 2).
Sementara itu buy on weakness adalah strategi membeli saham di level support yang secara tren didahului penurunan. Sebab support dinilai sebagai posisi pembelian yang cukup rendah.
Ketahui kapan jual
Selanjutnya, tahu kapan harus batasi risiko. Ini yang sering kali membuat trader banting setir menjadi investor karena tidak mau eksekusi stop loss saat sahamnya turun terus. Alhasil harus nunggu lama sampai harganya bangkit lagi.
Aturan stop loss akan berbeda tergantung dengan strategi yang dipakai. Untuk swing trading, rata-rata stop loss berkisar 5-7% secara mathematical stop loss. Sedangkan untuk super trading, bisa gunakan rata-rata 10%. Yang perlu diperhatikan, posisi dari stop loss sebaiknya secara teknikal berada di bawah support.
Kemudian risk to redward ratio yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan yang mana reward atau keuntungan yang akan diperoleh harus lebih besar daripada risiko. Misalnya 1:2.
Ketahui porsi yang akan dibeli
Saham first dan second liner: 10% dari modal
Saham third liner: 5% dari modal
Tonton: Cuantastik - Cara Membuat Trading Plan dengan Support Resisten
Gimana, Emtraders? Sudah siap bikin trading plan versi kamu? Supaya lebih mantap menghadapi market, Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.