Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Greenshoe: Opsi Penjatahan yang Diterapkan IPO GoTo, Begini Maksud dan Sejarahnya

24 Mar 2022, 16:37 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Beberapa hari terakhir istilah greenshoe kerap terdengar pada sejumlah portal berita. Pasalnya startup decacorn GoTo telah mengumumkan rencananya untuk melakukan pencatatan saham di BEI dengan memanfaatkan skema greenshoe option. Memangnya apa sih maksud dari istilah ini? Nah, kalau kamu tertarik untuk punya saham IPO GoTo, simak dulu ya pembahasannya di artikel ini!

Apa itu Greenshoe?

Greenshoe adalah mekanisme opsi penjatahan yang dilakukan oleh calon emiten dengan tujuan agar harga sahamnya nggak terlalu berfluktuasi setelah IPO. Maka dalam konteks ini, ketentuan tersebut berupa perjanjian penjaminan emisi yang memberikan hak kepada underwriter untuk menjual saham kepada investor lebih dari yang direncanakan apabila terjadi kelebihan permintaan. Adapun maksimal penjatahan berdasarkan Bapepam-LK adalah sebesar 15%.

Sebagai contoh, ada perusahaan yang ingin IPO di bursa saham dengan melepas 10% sahamnya ke publik atau setara 100 juta saham. Lalu, ingin menggunakan opsi greenshoe agar harga sahamnya stabil pasca IPO.

Ketika permintaan sahamnya mengalami kelebihan permintaan, perusahaan bisa menambah penjatahan untuk publik dari opsi penjatahan lebih skema greenshoe sebesar 15%. Berarti, 15% dari 100 juta lembar saham adalah 15 juta lembar. Namun, 15 juta lembar ini bukan saham baru, melainkan saham yang sudah ada seperti, saham treasury.

Namun, penjatahan lebih itu hanya bisa ditawarkan kepada maksimal 100 pihak dan dibeli oleh maksimal 50 pihak.

Nantinya, hasil uang yang diterima dari opsi penjatahan lebih itu bisa disebut dana stabilisasi harga. Dana itu akan masuk ke RDN perusahaan di sekuritas yang ditunjuk sebagai agen stabilisasi.

Jika dalam kurun 30 hari harga saham turun di bawah harga IPO, agen stabilisasi diberikan hak melakukan transaksi beli kembali saham dengan harga tertinggi sama dengan penawaran saat IPO.

Ketika periode greenshoe sudah selesai, perusahaan akan mendapatkan sahamnya sebagai saham treasury atau sisa dana stabilisasi yang tidak digunakan. Sisa dana stabilisasi yang tidak digunakan bisa dijadikan perusahaan sebagai modal kerja.

Baca juga: Cara Menganalisis Saham IPO Agar Nggak Salah Pilih

Skema Greenshoe yang Diterapkan GoTo

IPO GoTo

Dalam IPO GoTo, CIMB Sekuritas bertindak sebagai agen stabilisasi atau broker yang diberikan kuasa oleh pihak GoTo untuk melakukan pembelian saham dari opsi penjatahan lebih jika terjadi oversubscribe. Tertulis pula dalam prospektusnya bahwa GoTo akan menggunakan greenshoe selama 30 hari dengan cara menyiapkan maksimal 15% saham treasuri dari IPO.

Ketika harga saham GoTo turun ke bawah harga IPO, CGS-CIMB Sekuritas dapat membeli saham GoTo di harga berapa pun sampai maksimum harga IPO selama 30 hari setelah resmi listing di BEI. Ada sebanyak 7,8 miliar saham seri A dari saham treasuri yang disiapkan GoTo untuk program greenshoe.

Di sini, jika mengacu ke rentang harga penawaran IPO, GoTo punya modal sekitar Rp2,46 triliun - Rp2,69 triliun untuk melakukan stabilisasi harga.   

Artinya, total dana stabilisasi yang berpotensi dimiliki GoTo sekitar

Baca juga: Cara Membeli Saham IPO GoTo untuk Kamu yang Tertarik Dapat Jatah

Emiten Lain yang Pernah Menerapkan Greenshoe

1. BBNI

Salah satu emiten yang sebelumnya pernah mengambil greenshoe option adalah Bank BNI (BBNI). Dikutip dari Kompas, ketika BBNI melakukan penawaran umum kedua (secondary offering) pada Juli 2007, ada 1,99 miliar saham baru (rights issue), 1,50 miliar saham pemerintah, dan 473,89 juta saham greenshoe yang diterbitkan.

Adapun, alasan BBNI melakukan greenshoe adalah untuk menstabilkan harga saat pemerintah melakukan divestasi dari emiten tersebut. Bahkan, saham BBNI sampai disuspensi BEI agar tidak berfluktuasi saat proses divestasi dengan skema greenshoe.

Kala itu saham greenshoe BBNI cukup diminati oleh investor. Harga saham greenshoe BBNI pun dilepas di harga Rp2.900 per saham. Pemerintah mendapatkan dana segar Rp1,37 triliun.

2. ARII

PT Atlas Resources Tbk. (ARII) melakukan IPO pada Oktober 2011. Waktu itu, kondisi pasar tengah fluktuatif. Akhirnya, beberapa penjamin emisi IPO menawarkan skema greenshoe ke kliennya, termasuk ARII. 

ARII menawarkan harga IPO senilai Rp1.500 per saham dengan melepas 21,67% sahamnya ke publik. Untuk opsi penjatahan lebih ARII sebagai salah satu mekanisme greenshoe dilepas sebesar 4,36% dari saham IPO. Saham greenshoe ARII diambil dari milik Abdi Andre, Direktur Utama ARII saat itu.

3. ABMM

Hampir mirip dengan ARII, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) juga mengambil opsi greenshoe karena kondisi IHSG lagi fluktuatif pada 2011. ABMM melepas sekitar 20% saham ke publik dengan harga IPO Rp3.750 per saham.

Untuk opsi penjatahan lebih, ABMM menggelontorkan 9,99% dari total saham IPO. Namun meskipun emiten pakai skema greenshoe, harga sahamnya hanya meroket pada hari pertama listing lalu anjlok.

Saat resmi listing tanggal 7 Desember 2011, harga saham IPO ABMM Rp3.760 per lembar saham. Kemudian berfluktuasi dan tertahan di atas harga tersebut sampai 24 Januari 2012. Hingga saat ini ABMM terus mengalami penurunan hingga ke level Rp1.620 per 18 Maret 2022. Intinya, semua kembali lagi ke fundamental dan valuasi perusahaan tersebut.

Baca juga: IPO GoTo: Harap-Harap Cemas di IPO Saham Teknologi

Itu tadi penjelasan mengenai greenshoe yang juga diterapkan pada IPO GoTo. Lalu, bagaimana prospek saham GoTo ke depannya? Cari tahu jawabannya dengan cara upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi