Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023
17 Jan 2024, 08:59 WIB
Bagikan
Loader Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

Laporan bulanan Bank Indonesia (BI) menunjukkan pertumbuhan pinjaman pada November 2023 sebesar 9,7% YoY (vs 9,0% YoY pada Oktober) menjadi Rp6.940 triliun. Dalam basis bulanan, pinjaman meningkat 1,0% MoM, lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan bulanan selama 10 bulan pertama tahun 2023, sesuai dengan pola musiman.


Sementara itu, deposito tetap tumbuh 3,0% YoY menjadi Rp8.029 triliun pada November 2023, tetapi lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Oktober 2023 3,4% YoY. Pada basis bulanan, total deposito bertambah 0,6% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 1,0% MoM. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh rekening tabungan dan deposito berjangka.


Lantas, bagaimana dengan kinerja empat market leader di sektor bank? Berikut ulasan singkatnya yang dilansir dari data perusahaan.

BBCA

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 20,4% MoM menjadi Rp3,9 triliun pada November 2023. Penurunan terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan non-bunga sebesar 67,4% MoM yang sebagian besar disebabkan oleh kerugian valuta asing. 


Meski begitu, laba bersih selama 11 bulan pertama tahun 2023 masih tercatat naik 21,1% YoY menjadi Rp44,2 triliun. Hal ini didukung oleh net interest income (NII) yang tumbuh 18,3% YoY menjadi Rp64,2 triliun dan pengurangan biaya provisi 50,4% YoY menjadi Rp2,0 triliun.


Adapun pinjaman bank meningkat 11,5% YoY mencapai sebesar Rp758,4 triliun. Rasio pinjaman terhadap deposito (LDR) naik menjadi 70,7% (vs 11M22: 66,4%). Artinya, tingkat likuiditas BBCA semakin ketat dan ruang penyaluran kredit semakin terbatas. Perlu diketahui, angka 70,7% ini di bawah standar LDR perbankan Indonesia, yaitu 78-92%.


Di sisi lain, non performing loan (NPL) BBCA turun menjadi 2,0% (vs 11M22: 2,2%). Ini menjadi tanda yang bagus karena risiko kredit bermasalah berkurang.


Baca juga: Punya Saham Bank? Ini Deretan Indikator yang Wajib Kamu Tahu

BBRI

Pada bulan November, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat kenaikan laba bersih 5,9% MoM menjadi sebesar Rp4,6 triliun. Ini menjadikan total laba bersih mereka selama 11 bulan pertama tahun 2023 tumbuh 9,4% YoY mencapai Rp48,1 triliun.


Kenaikan laba bersih ditopang oleh NII yang naik 8,0% YoY menjadi Rp99,6 triliun, sehingga laba operasional sebelum provisi (PPOP) ikut terdorong naik 14,2% YoY menjadi Rp87,1 triliun.


Selain itu, BBRI mencetak pertumbuhan pinjaman sebesar 14,5% YoY menjadi Rp1.161 triliun. Sama halnya dengan BBCA, likuiditas BBRI semakin ketat karena kini LDR menjadi 89,6% (vs 11M22: 82,2%). Namun, masih dalam batas standar yang ditetapkan BI.


Sementara itu, NPL-nya justru naik tipis menjadi 3,2% (vs 11M22: 3,0%). 


Baca juga: Sektor Banking 101: Pemahaman dan Cara Analisisnya

BMRI

Pada bulan November, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melaporkan laba bersih yang terkoreksi tipis 0,5% MoM menjadi Rp4,6 triliun. Namun, laba bersih selama 11 bulan pertama tahun 2023 masih mampu naik 29,4% YoY mencapai Rp45,1 triliun. 


Kinerja laba bersih didukung oleh NII yang tumbuh 10,7% YoY menjadi Rp65,1 triliun. Adapun laba sebelum pajak tumbuh 28,5% menjadi Rp55,4 triliun karena efisiensi biaya provisi 36,2% YoY.


Di samping itu, total pinjaman tumbuh positif sebesar 13,6% YoY mencapai Rp1.046 triliun. Tantangan pengetatan likuiditas juga dihadapi oleh BMRI lantaran LDR naik menjadi 87,7% (vs 11M22: 81,8%). Namun, angkanya masih dalam batas standar BI.


Sedangkan rasio NPL BMRI membaik menjadi 1,4% (vs 11M22: 2,3%).


Baca juga: Bocoran Saham LQ45 yang Selalu Naik Jelang Pilpres

BBNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memperoleh pertumbuhan laba bersih 3,5% MoM menjadi Rp1,7 triliun. Ini membuat total laba bersih selama 11 bulan pertama tahun 2023 meningkat 11,8% YoY mencapai Rp9,0 triliun.


NII turun 0,6% YoY menjadi Rp37,0 triliun. Sehingga pertumbuhan laba bersih secara tahunan lebih didorong oleh faktor efisiensi. Biaya provisi turun 21,6% YoY menjadi Rp7,9 triliun dan pengeluaran operasional lainnya turun 1,1% YoY menjadi Rp22,7 triliun. 


Total pinjaman tumbuh 6,5% YoY mencapai Rp666,5 triliun dengan rasio LDR 91% (vs 11M22: 84,2%). Sementara itu, NPL justru membaik menjadi 2,3% (vs 11M22: 3,0%).


Baca juga: Peluang dan Tantangan untuk Sektor Properti di Tahun 2024


Kesimpulan

BBRI mencatat peningkatan laba terbaik pada November. Laba BMRI dan BBNI pada November relatif stabil. Sedangkan BBCA mengalami sedikit penurunan pada November terutama karena kerugian valuta asing, meskipun hasil kumulatif selama 11 bulan pertama tahun 2023 tetap mengesankan. 


Dalam hasil keseluruhan untuk 11 bulan pertama tahun 2023, BMRI memimpin,diikuti oleh BBCA, BBNI, dan BBRI. Hasil semua bank sesuai dengan perkiraan konsensus. Dengan demikian, analis memperkirakan BMRI akan memperoleh hasil kinerja keuangan yang paling baik di antara big bank lain untuk tahun 2023. 


Adapun rapat umum pemegang saham (RUPS) yang membahas dividen diperkirakan akan dilaksanakan sekitar Februari-April mendatang.


Baca juga: Mencari Saham Consumer Goods dengan Valuasi Paling Murah


Lalu, saham mana yang saat ini menarik untuk dikoleksi? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan