Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Cash is the King Ala Investor Legendaris Warren Buffett

24 Okt 2022, 16:48 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Semenjak heboh resesi 2023, banyak orang yang mulai khawatir terulangnya krisis ekonomi di tahun-tahun sebelumnya. Berkaca pada hal itu, cash is the king menjadi perbincangan hangat terutama di kalangan investor ritel belakangan ini. Alasannya karena takut nilai investasi mereka tergerus imbas dari gejolak ekonomi.

Memang apa sih maksud dari cash is the king? Pada dasarnya cash is the king adalah anggapan bahwa uang tunai jauh lebih berharga daripada instrumen investasi. Sehingga banyak yang memutuskan untuk menjual investasi dan bahkan cash out atau menarik uang dari bank karena takut akan risiko likuidasi seperti di tahun 1998.

Nah, salah satu value investor legendaris Warren Buffett, juga memiliki prinsip yang sama. Selengkapnya baca di artikel berikut ini.

Warren Buffett dalam Penerapan Cash is the King

Prinsip cash is the king yang dianut Warren Buffett mengacu pada satu kutipan, “be fearful when others are greedy and be greedy when others are fearful”. Dia justru cash out saat pasar saham sedang tinggi-tingginya supaya bisa beli lagi ketika harganya mengalami penurunan.


Dalam sebuah pertemuan dengan mahasiswa Universitas Maryland pada November 2013, Buffett bercerita bahwa Berkshire Hathaway selalu punya cash lebih dari US$20 miliar. Keberadaan cash itu digunakan untuk antisipasi risiko yang tidak tahu kapan akan terjadi.

Contohnya saat krisis 2008 merebak. Warren buffett yang pegang cash mampu ambil kesempatan untuk membeli saham Goldman Sachs senilai US$ 5 miliar. Hasilnya, dia mendapatkan dividen 10% per tahun. Kemudian ketika Goldman menebus saham perpetual itu, Buffett dapat untung bersih US$3,7 miliar. Adapun saham General Electric yang juga dia beli saat krisis 2008.

Kesimpulannya, uang tunai memungkinkan seorang Warren Buffett menjadi lebih fleksibel dalam memilih saham bagus dengan harga murah.

Baca juga: Cash is The King, Kenapa Penting Saat Ada Risiko Perlambatan Ekonomi?

Cash is the King Ala Warren Buffett

Warren Buffett memang sepaham dengan istilah cash is the king tetapi bukan berarti asal jual investasi dan cash out hanya karena khawatir resesi. Sebab menurutnya penting untuk selalu sedia cash kapan pun itu. Berikut adalah lima solusi efektif cash is the king dari Warren Buffett.

Cash is the King Bukan Hanya Persoalan Investasi

Tujuan cash is the king bukan hanya untuk investasi tetapi juga untuk rumah tangga dan perusahaan atau bisnis yang dilakoni. Miliki dana darurat, dana cadangan, dan dana opportunity yang dialokasikan ke dalam instrumen investasi likuid. Artinya, investasi tersebut mudah untuk dijual atau dicairkan.

Misalnya, tabungan, deposito, emas, dan obligasi. Nah, beberapa pilihan investasi ini secara risiko juga relatif rendah. Sehingga eksposur terhadap fluktuasi pasar pun sangat minim. Otomatis nilai investasi menjadi cenderung lebih stabil.

Punya Cash Bukan Cuma Saat Resesi

Yang kedua, uang tunai penting untuk dipersiapkan bukan hanya saat resesi saja. Belajar dari Warren Buffett, sebenarnya kita harus cash out ketika pasar investasi dan ekonomi sedang dlam keadaan bullish.

Misalnya saja pada tahun 2007-2008 di mana berita positif banyak yang berseliweran sampai bikin pelaku pasar menjadi terlalu optimis. Alhasil sebagian besar harga saham naik tinggi sebelum akhirnya terjadi crash akibat krisis industri hipotek di Amerika Serikat (AS).

Jadi yang perlu diantisipasi adalah ketika pasar confident dan euforia. Pada tahap ini sebaiknya pertimbangkan untuk cashout, bukan cuma saat ada kekhawatiran di pasar saja.

Baca juga: Cara Cari Saham Diskon dan Menentukan Waktu Beli untuk Investasi

Pahami dan Pelajari Investasi

Semua instrumen investasi itu bagus asalkan timing-nya efektif dan sesuai tujuan investasi. Maka dari itu penting untuk tahu kapan waktu jual dan beli.

Perlu dicatat, timing-nya harus efektif, bukan tepat. Soalnya kalau timing-nya tepat, berarti titik beli benar-benar dilakukan di harga bawah, jual di harga atas. Sedangkan efektif berarti beli ketika ada potensi naik dan jual ketika ada potensi turun.

Gimana caranya? Di saham kita bisa cek valuasi dan chart harga saham. Beli saham yang secara valuasi masih undervalue. Jangan terpancing untuk beli saham yang lagi naik karena sangat berisiko nyangkut di harga pucuk. Ingat, orang kaya baru yang lahir saat resesi adalah mereka yang beli barang murah.

Kemudian cek portofolio investasi, apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum? Sesuaikan juga dengan profil risiko masing-masing serta pengetahuan tentang saham.

Jika belum siap menghadapi fluktuasi harga saham, lebih baik pilih instrumen investasi lain yang risikonya lebih konservatif sambil pelan-pelan belajar. Kalau sudah mulai paham, baru boleh beli saham dari nominal modal yang kecil dulu.

Baca juga: Ada Resesi, Orang-Orang Ini Justru Jadi Kaya, Kok Bisa?

Tingkatkan Skill

Tips keempat dari Warren Buffett adalah meningkatkan kemampuan dalam berinvestasi. Ketika menghadapi era inflasi yang tinggi, jangan hanya memikirkan cash out saja tetapi juga bagaimana cara untuk meningkatkan skill.

Artinya, kita harus mengasah kemampuan dan bekerja sebaik mungkin agar ada peluang dapat atau minimal menjaga pendapatan aktif yang saat ini dimiliki. Sebab earnings power akan turut meningkat seiring dengan skill yang makin terasah.

Lunasi Utang Konsumtif

Di era suku bunga seperti sekarang, bagi yang punya utang KPR dan lainnya sebisa mungkin lunasi secepatnya. Setidaknya jumlah utang tidak bertambah. Sedangkan bagi yang baru mau mengajukan KPR atau pinjaman lainnya, sebaiknya dipikir-pikir lagi.

Yang terpenting adalah punya uang tunai berupa dana darurat, dana cadangan, dan dana opportunity. Tujuannya agar dapat turut merasakan keuntungan berinvestasi dengan cara membeli di harga rendah. Seperti misalnya membeli saham yang saat ini valuasinya murah.

Baca juga: Suku Bunga Naik Lagi, Begini Dampaknya

Demikian adalah cash is the king ala investor ulung Warren Buffett. Mau belajar saham lebih banyak dan akses ke trading signal Stock Picks Emtrade?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelRisk Management

Saham Lagi Turun, Lebih Baik Average Down atau Beli Saham Lain?

10 Jan 2023, 14:04 WIB
article
ArtikelRisk Management

Cara Kurangi Posisi Saat Porsi Saham di Portofolio Melewati Batas Maksimum

2 Jan 2023, 16:06 WIB
article
ArtikelRisk Management

5 Golden Rules Money Management Saham Supaya Cuan Maksimal

24 Jan 2024, 11:19 WIB
money management saham
ArtikelRisk Management

Berapa Persentase Floating Loss yang Ideal untuk Average Down?

4 Nov 2022, 15:31 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi