Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPerencanaan Keuangan

Delayed Gratification: Rahasia Menuju Financial Freedom

4 Okt 2022, 16:12 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
delayed gratification

Emtraders, siapa yang dulu waktu sekolah pernah pakai metode belajar kebut semalam sebelum ujian? Durasi belajar yang terlalu singkat jadi salah satu faktor yang bikin hasil ujian kurang memuaskan. Padahal kalau belajar dari jauh-jauh hari, peluang untuk dapat nilai bagus mungkin akan lebih tinggi. Sebab banyaknya waktu belajar, memungkinkan kamu untuk dapat pemahaman materi lebih dalam.

Nah, anggap saja kamu belajar tiga hari sebelum ujian dan terpaksa harus mengorbankan waktu bersenang-senang seperti hangout bareng teman dan sebagainya. Di tahap ini, kamu sedang menahan diri untuk menolak kesenangan itu dengan harapan mendapatkan reward yang lebih bernilai di kemudian hari, yakni nilai yang lebih bagus. Inilah gambaran sederhana dari konsep delayed gratification.

Sudah tahu belum? Penerapannya dalam hal keuangan bisa membantu kita untuk mencapai kebebasan finansial lebih cepat, lho! Soalnya dengan begitu kita bisa membuat keputusan yang baik dengan cara menimbang konsekuensi dari tiap uang yang dikeluarkan. Simak lebih jauh di artikel ini!

Delayed Gratification dan Eksperimen Marshmallow

Delayed gratification adalah kemampuan menahan diri untuk mendapatkan kesenangan saat itu juga, demi mendapatkan kepuasan yang lebih besar di lain waktu. Orang-orang yang memiliki kemampuan tersebut dikatakan berpeluang lebih tinggi untuk meraih kesuksesan.

Hal ini dibuktikan oleh psikolog Walter Mischel yang melakukan serangkaian riset pada tahun 1960-an. Mischel dan tim penelitinya menguji ratusan anak berusia 4-5 tahun di mana tiap anak memasuki ruangan secara terpisah lalu duduk di kursi sambil disuguhi satu marshmallow di atas meja.

delayed gratification

Eksperimen ini dilakukan dengan cara membuat kesepakatan. Peneliti akan menambah satu buah marshmallow lagi kalau mereka mampu menahan untuk tidak makan marshmallow yang sudah ada selagi peneliti keluar dari ruangan selama 15 menit. Sebagian besar anak gagal mendapatkan marshmallow tambahan. Namun, beberapa anak yang lain berhasil mendapatkan marshmallow kedua berkat kesabarannya.

Riset berlanjut hingga anak-anak tersebut beranjak dewasa. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mampu menahan diri untuk tidak makan marshmallow memiliki kemampuan akademis lebih baik. Ini dibuktikan dari perbandingan nilai Scholastic Aptitude Test (SAT) mereka yang terhitung lebih tinggi.

Selain itu mereka juga memiliki kemampuan bersosialisasi, mengatasi stres, dan membuat perencanaan yang lebih baik. Demi menindaklanjuti eksperimen ini, perkembangan setiap anak terus dikaji oleh peneliti yang berlangsung lebih dari 40 tahun. Anak-anak yang berhasil mendapatkan marshmallow kedua selalu memiliki catatan performa yang lebih baik di segala kategori yang diukur.

Memang betul bahwasanya pilihan anak berusia 4-5 tahun tidak serta-merta menentukan jalan hidupnya. Hanya saja eksperimen ini membuktikan kalau kesuksesan dapat diraih jika kita mau untuk konsisten, disiplin, dan yang terpenting segera mengambil tindakan alih-alih terlena dengan kesenangan yang ada di depan mata.

Baca juga: Lifestyle Inflation Bikin Susah Bebas Finansial, Benarkah?

Delayed Gratification dalam Hal Keuangan

Ada sebuah cerita yang dikutip dari Business Insider tentang seorang wanita yang menerapkan konsep delayed gratification sejak mendapatkan pekerjaan pertama. Di mana dia semakin termotivasi setelah melihat nominal uang di tabungannya terus bertambah. Berkat kemampuannya itu, 6 tahun kemudian dia dan suami berhasil melunasi utang KPR hanya dalam kurun waktu 16 bulan saja.

Nah, cerita tadi adalah satu dari sekian banyak yang menunjukkan kekuatan delayed gratification dari sisi finansial. Tentu kita sendiri bisa menciptakan cerita yang baru dengan cara mempraktikkannya.

Emtraders, cara uang bekerja sama seperti benih tumbuhan. Benih yang kita rawat dengan cara disiram secara rutin, lambat laun akan tumbuh sempurna menjadi bunga yang cantik. Sama halnya dengan uang yang ada di tabungan. Setiap kali kita menyisihkan uang untuk ditabung, jumlahnya tentu akan semakin banyak. Tingkat bunga yang didapat pun akan terus bertumbuh. Otomatis jadi semakin untung.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Sesimpel memilih antara makan malam di luar atau di rumah. Tanpa disadari, uang yang digunakan untuk hal-hal kecil setiap hari sebetulnya bisa saja ditabung dan digunakan untuk hal-hal yang lebih besar.

Misalnya, kamu terbiasa menyisihkan pendapatan untuk sekadar ngopi di kafe bersama teman. Di bulan selanjutnya kamu menekan budget tersebut untuk membeli mesin kopi dengan harapan bisa menghemat lebih banyak uang dengan cara bikin kopi sendiri di rumah.

delayed gratification

Sebagian budget ngopi yang sudah terpangkas, kemudian dialokasikan untuk kebutuhan utama lainnya atau bahkan untuk tambahan budget investasi. Inilah peran delayed gratification, mulai dari mengontrol pengeluaran hingga menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai.

Begitu pula saat berinvestasi, rasa tergesa-gesa hanya akan menekan potensi keuntungan yang seharusnya bisa didapatkan. Contoh investor kawakan Warren Buffett yang fokus berinvestasi dalam jangka panjang. Artinya, dia tidak akan menjual saham secara instan, baik saat harganya turun maupun naik.

Dengan menahan untuk tidak segera menjual saham yang harganya sedang naik, modal yang diinvestasikan tadi akan terus bertumbuh dan imbal yang dihasilkan di kemudian hari nilainya lebih besar.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Piramida Keuangan dan Gimana Urutannya?

Ragam Penerapan Delayed Gratification

Menerapkan delayed gratification terasa seperti sebuah pengorbanan mengingat ada banyak sekali hal yang harus dihindari. Namun jika diihat dari sisi positifnya, konsep dari pola pikir ini lebih seperti seorang teman yang senantiasa selalu mengingatkan dan memberikan visi jangka panjang.

Satu trik yang bakal bikin kamu lebih termotivasi adalah berkomunikasi dengan kakek-nenek atau orang yang umurnya jauh di atas kamu. Tanyakan apa saja hal yang mereka ingin ubah saat seusiamu. Mungkin mereka akan menjawab ingin menabung lebih banyak uang untuk masa pensiun atau hidup sesuai dengan kemampuan mereka.

Jawaban tersebut bisa jadi pendorong sekaligus alasan kuat untuk kamu konsisten menerapkan delayed gratification demi kesejahteraan finansial di masa mendatang. Misalnya, mengurangi kebiasaan impulsive buying dan memilih untuk menggunakan uangnya untuk tabungan dana pensiun.

Lalu bagaimana bentuk penerapan delayed gratification lainnya?

  • Tidak tergoda untuk mengambil saldo deposito sebelum jatuh tempo. Delayed gratification pada tahap ini membiarkan uang untuk terus tumbuh dari bunga yang didapat dan menghindari uang yang dimiliki terpotong akibat biaya pinalti.

  • Menabung sebelum membeli sesuatu agar terhindar dari risiko utang kartu kredit atau utang pribadi.

  • Menginvestasikan kembali dividen. Alih-alih menggunakan hasil dividen untuk hal-hal yang tidak diperlukan, lebih baik tingkatkan kepemilikan saham dengan menginvestasikannya kembali. Hal ini berpotensi memberikan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang.

Meski begitu perlu diingat bahwa delayed gratification yang diterapkan secara berlebihan itu juga kurang baik. Berhemat memang kebiasaan yang bagus demi mencapai tujuan keuangan yang ingin dicapai. Namun bukan berarti kita harus pelit dengan diri sendiri.  Sebab bagaimanapun juga tujuan kita adalah untuk menjalani hidup yang lebih baik sekarang dan nanti.

Baca juga: 5 Cara Menabung dengan Cepat untuk Mewujudkan Tujuan Keuangan


Sebagai langkah awal menuju financial freedom, yuk belajar saham dan dapatkan trading signal dengan cara upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPerencanaan Keuangan

4 Metode Membuat Tujuan Keuangan 2023 Agar Cepat Tercapai

27 Des 2022, 16:22 WIB
article
ArtikelPerencanaan Keuangan

Begini Cara Menghitung Dana Darurat yang Ideal Saat Mengelola Uang

11 Nov 2022, 16:21 WIB
cara menghitung dana darurat yang ideal
ArtikelPerencanaan Keuangan

Financial Checkup Sebelum Berinvestasi yang Wajib Dilakukan

2 Nov 2022, 15:49 WIB
article
ArtikelPerencanaan Keuangan

Lifestyle Inflation Bikin Susah Bebas Finansial, Benarkah?

29 Sep 2022, 15:41 WIB
lifestyle inflation
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi