Seringkali trader, terutama yang masih pemula kebingungan saat menentukan timing untuk jual saham yang dimiliki. Bahkan terkadang belum sempat profit taking, harganya sudah turun duluan. Alhasil keuntungannya jadi tidak maksimal. Perlu diketahui, saham sudah boleh dijual kalau secara teknikal trennya patah dan muncul tanda reversal di chart. Apa maksudnya? Simak lebih lanjut di ulasan berikut ini.
Saham Mengalami Patah Tren
Untuk mengetahui apakah saham sudah patah tren atau belum, perhatikan garis uptrend atau bisa juga melalui indikator MA 20 daily. Biasanya ini berlaku pada saham jangka panjang dengan posisi tren naik.
Garis uptrend adalah garis yang menghubungkan satu low (titik terendah harga saham) dengan low lainnya yang menjadi batas uptrend. Garis uptrend bisa digunakan sebagai support kuat dari pergerakan harga saham. Di mana jika saham bergerak ke bawah garis tersebut (breakdown), indikasinya tren naik sudah berakhir dan berpotensi bergerak sideways atau langsung menjadi downtrend.
Sedangkan MA 20 daily adalah indikator yang mengukur rata-rata harga saham selama 20 hari terakhir. Ketika harga saham turun hingga ke bawah garis MA, ini juga menjadi ciri tren akan berubah menjadi penurunan.
Oleh sebab itu jika saham yang kamu punya mengalami patah tren, lebih baik lakukan profit taking dulu untuk mengamankan modal. Jangan sampai terlambat jual karena risiko kerugian bisa jadi membesar.
Gambar di atas adalah contoh ketika harga saham patah dari uptrendline. Saham dijual di posisi yang diberi tanda panah karena penurunan disertai volume yang signifikan. Hal ini menunjukkan tanda-tanda berakhirnya tren naik dan mulai masuk ke tren turun.
Baca juga: Saham Breakout dengan Volume Kecil, Masih Bisa Dibeli?
Muncul Tanda Reversal
Reversal yang berarti pembalikan arah harga saham bisa dilihat melalui formasi candlestick yang ada di sekitar resisten. Dalam konteks ini, reversal yang dimaksud adalah dari naik ke turun (bearish reversal). Candle penanda bearish reversal biasanya berupa candle dengan ekor berukuran panjang. Bisa juga candle bearish berwarna merah yang menandakan tekanan jual di pasar sedang tinggi. Jika ini terjadi, maka harga saham berpotensi turun.
Lalu mengapa harus di dekat resisten? Karena harga saham yang menyentuh resisten kenaikannya berpotensi tertahan dan kembali bergerak turun. Dengan begitu candle reversal yang muncul di sekitar resisten akan semakin mengonfirmasi tanda saham akan bergerak turun.Untuk itu, di posisi ini boleh lakukan profit taking agar keuntungan yang sudah didapat tetap aman.
Bisa dilihat saham di atas naik signifikan sampai akhirnya mendekati area resisten dan muncul candle reversal. Ketika ini terjadi trader bisa lakukan sell di posisi yang diberi tanda panah karena kenaikan berpotensi tertahan.
Baca juga: Bearish Reversal Candle Stick Patterns: Pola yang Harus Diwaspadai Trader
Nah, itu tadi hanya sebagian kecil dari strategi jual yang bisa kamu terapkan saat trading saham. Untuk pembahasan lebih lengkap, silakan upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/9404/jual-saham-saat-patah-trend-dan-muncul-reversal-gimana-caranya
Saham Grup Barito Merosot, Kapan Balik Arah?
Strategi Trading Saham Saat Market Sideways
Setting Moving Average Terbaik yang Wajib Kamu Tahu
Cara Kerja Big Fund Saat Jual-Beli di Pasar Saham
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial