Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

IHSG No 1 di Asia Pasifik, Ini yang Perlu Dilakukan Trader

23 Apr 2022, 14:00 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emtraders, IHSG dikabarkan menjadi juara di Kawasan Asia Pasifik secara return year to date. Hal ini dikarenakan performa IHSG yang bertumbuh paling tinggi, yaitu 9,94% ytd mencapai level 7.235,5 pada perdagangan hari Kamis minggu lalu (14/4/2022).

Bahkan posisi net buy asing mencapai angka Rp17.68 triliun dalam satu bulan di April 2022. Saham-saham yang menjadi top picks di antaranya adalah perbankan besar dan telekomunikasi. Melihat IHSG yang sudah naik kencang, apa yang perlu diketahui serta diantisipasi oleh trader dan investor? Berikut ulasannya.

Sektor atau Saham yang Memimpin Kenaikan

Sektor energi yang mengalami peningkatan +40% selama tahun 2022 menjadi sektor yang memiliki kenaikan tertinggi. Diikuti oleh sektor transportasi dan logistik sebesar +21,2% dan industri +17,6%. Sedangkan sektor properti turun -5,87& dan consumer non siklikal -1,48%.

Best-performing stock di bulan April 2022 adalah WIRG yang melesat sebesar 644%. Selain itu salah satu saham pilihan Emtrade GZCO juga naik 62,8%.


Baca juga: 5 Cara Manajemen Portofolio Saham yang Harus Kamu Tahu


Memahami Mitos “Sell in May and Go Away

Sell in may and go away adalah sebuah anggapan sebagian pelaku pasar yang percaya bahwa pasar saham memiliki kinerja yang cenderung kurang baik pada bulan Mei – Oktober. Fenomena ini biasanya terjadi di pasar saham luar negeri tetapi memang seringkali berimbas ke BEI.

Dikutip dari Kontan, dalam buku yang berjudul “Stock Trader’s Almanac” oleh Jeffrey Hirsch mengungkapkan superioritas periode awal November hingga akhir April (best period) terhadap periode awal Mei hingga akhir Oktober (worst periode). Rata-rata kenaikan harga indeks Dow Jones industrial Average pada best periode selama 54 tahun terakhir mencapai 7,5%. Sedangkan rata-rata harga selama worst period hanya naik 0,3%.

Dengan alasan itu, banyak orang yang melakukan aksi jual untuk menghindari terjadinya penurunan pada periode tersebut tanpa didasarkan analisis fundamental maupun teknikal. Lalu bagaimana dengan IHSG?


Jika diperhatikan, peluang penurunan di bulan Mei memang lebih besar dibandingkan kenaikan. Namun hal ini sangat wajar mengingat ada risiko-risiko ekonomi ke depannya yang sejauh ini semakin meningkat intensitasnya.


Baca juga: Penyebab Naik Turunnya Harga Saham Saat Pembagian Dividen

Apa yang Harus Trader Lakukan?

Pertama, harus konservatif. Nggak boleh terlalu optimis atau pesimis serta perlu menjaga ekspektasi bahwa market saat ini sudah berada di level puncak. Banyak sekali orang yang merasa euforia dan all in, sehingga nggak memerhatikan bahwa IHSG sudah di puncak. Begitu IHSG jatuh, bingung harus apa. Maka dari itu jadikan momentum ini untuk kembali menjadi  konservatif.


Jika saham yang dimiliki sudah untung, baiknya profit taking terlebih dahulu. Jika mau beli, perhatikan indikator dan valuasi. Ketahui pula bahwa cash is the king karena apabila market-nya drop, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengoleksi saham-saham bagus yang sedang terdiskon. 


Kedua, bijak dalam hal trading atau investasi. Untuk yang aktif trading saham harus punya trading plan yang sudah diukur secara bijak dan disiplin dengan trading plan tersebut. Jangan gunakan semua modal ke satu saham karena ruang untuk turun lebih besar daripada naik. Jadi lakukan trading atau investasi secara gradual. 


Ketiga, selektif memilih sektor dan saham. Apa saja yang potensial? Simak poin berikutnya.


Baca juga: 3 Mindset Trading Saham Agar Profit Lebih Maksimal

Sektor Potensial Mei 2022

1.       Energi: Batubara dan Minyak: Sentimen datang dari kelanjutan konflik Rusia dan Ukraina dan harga coal yang masih cukup atraktif, yakni > US$300/ton. Selain itu kebutuhan energi juga masih tinggi di tengah terbatasnya suplai.

Saham: Indo Tambang Raya Megah (ITMG)

  • Dominasi pasar ekspor di Asia

  • Valuasi atraktif

  • Dividen player

2.       Mining: Nikel dan Timah: Permintaan terhadap Electric Vehicle (EV) masih tinggi serta suplai nikel dan timah secara global terbatas di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Saham: Aneka Tambang (ATNM)

  • Kerjasama Bisnis Hulu-Hilir Nikel dengan China CATL dan Indonesia Battery Corporation (IBC) senilai Rp85,7 triliun

  • Cadangan nikel yang cukup besar

3.       Banking: Bid-Mid Caps: Potensi kenaikan suku bunga tentunya sangat menguntungkan perbankan. Belum lagi net inflow asing memiliki kecenderungan untuk masuk ke sektor banking. Untuk diketahui, sektor ini merupakan sektor defensif di tengah isu krisis.

Saham: Bank Negara Indonesia (BBNI)

  • Kinerja sektor perbankan yang membaik secara perlahan

  • Kenaikan margin operasional pasca kenaikan suku bunga BI

  • Valuasi atraktif


4.       Infrastruktur: Toll Road & Konstruksi: Sektor ini mendapatkan sentimen positif dari adanya potensi kenaikan volume kendaraan pra lebaran. Kenaikan tarif tol juga mendorong optimalisasi kinerja. Sedangkan katalis lainnya berasal dari Ibu Kota Nusantara (IKN).

Saham: Jasa Marga (JSMR)

  • Kenaikan volume kendaraan pra lebaran

  • Kenaikan tarif tol mendorong optimalisasi kinerj

5.       Transportasi: Sektor transportasi juga mendapatkan sentimen positif dari kenaikan volume kendaraan pra lebaran. Ada pula potensi meningkatnya volume pengiriman.

Saham: Blue Bird (BIRD)

  • Kenaikan volume kendaraan pra lebaran

  • Membaiknya kinerja operasional perusahaan

  • Masuk dalam ekosistem GoTo


Baca juga: Sell on Strength Artinya: Strategi Jual yang Wajib Diketahui Swing Trader

Sektor yang Perlu Diwaspadai

1.       Consumer Goods

  • Kenaikan harga bahan baku dan meningkatnya tarif kontainer atau pengiriman mendorong kenaikan biaya

  • Penerapan PPN 11% dan pelemahan konsumsi

2.       Healthcare

  • Normalisasi permintaan pasca pandemi

  • Penerapan PPN 11%

Baca juga: Jangan Asal Haki! Ini 2 Tanda Saham yang Boleh Dihajar Kiri

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelTeknikal

Ciri-Ciri Saham yang Menarik untuk Trading Saat Market Turun

10 Jan 2023, 15:32 WIB
article
ArtikelRisk Management

Saham Lagi Turun, Lebih Baik Average Down atau Beli Saham Lain?

10 Jan 2023, 14:04 WIB
article
ArtikelRisk Management

Cara Kurangi Posisi Saat Porsi Saham di Portofolio Melewati Batas Maksimum

2 Jan 2023, 16:06 WIB
article
ArtikelRisk Management

5 Golden Rules Money Management Saham Supaya Cuan Maksimal

24 Jan 2024, 11:19 WIB
money management saham
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi