Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

5 IPO Terbesar 2022, Begini Nasib Sahamnya Sekarang

21 Des 2022, 15:23 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Saham IPO sering kali jadi incaran orang-orang yang berharap harganya ARA biar bisa untung cepat. Meskipun sebenarnya tidak selalu ARA tergantung dengan faktor-faktor yang meliputinya.

Sepanjang tahun ini beberapa perusahaan melakukan IPO dengan dana himpunan yang cukup besar. Bahkan ada yang mengalami oversubscribed dan ARA berjilid-jilid setelah listing karena peminatnya sangat banyak. Pertanyaannya, bergerak ke mana harganya sekarang? Apakah sudah jauh di atas harga IPO? Atau justru di bawahnya?

Simak dulu pembahasannya di artikel ini supaya kamu bisa pertimbangkan lebih matang sebelum beli saham IPO

GOTO

Perusahaan startup berstatus decacorn GOTO memperoleh dana sebesar Rp15,8 triliun dari aksi IPO di bulan April lalu. Harga penawaran senilai Rp338 per saham tetapi saat ini sahamnya masih bergerak jauh di bawah harga IPO, yakni Rp97.

Pada periode kuartal III/2022 GOTO meraup pendapatan bersih sebesar Rp4,56 triliun dan rugi bersih Rp5,19 triliun dalam basis kuartalan. Capaian pendapatan tersebut melesat 140% jika dibandingkan kuartal II/2022 Rp1,9 triliun. Sedangkan angka rugi bersih berkurang tipis 7% dibandingkan Rp7,17 triliun pada kuartal II/2022.

Baca juga: Harga Saham GOTO Jauh di Bawah Book Value, Tanda Sudah Murah?

BELI

BELI jadi saham e-commerce berikutnya yang punya dana himpunan IPO  terbesar setelah GOTO sepanjang 2022. Dengan perolehan sebesar Rp7,99 triliun, BELI listing di bulan November lalu di mana saham ditawarkan Rp450 per saham. Saat ini harganya bergerak tipis di atas harga IPO, yakni Rp470.

Laporan keuangan terbharu kuartal III/2022 BELI belum dirilis sampai pembuatan artikel ini. Berdasarkan laporan per Juni 2022, perseroan membukukan kenaikan pada pendapatan bersih 123% dari periode sama tahun sebelumnya Rp2,9 triliun menjadi Rp6,7 triliun. Walaupun begitu, BELI masih mencatatkan kerugian periode berjalan Rp2,5 triliun, naik 123,5% dari sebelumnya Rp1,11 triliun.

Baca juga: GOTO, BUKA, dan BELI Masuk Papan New Economy, Apa Manfaatnya?

MORA

MORA, entitas Grup Sinar Mas yang IPO pada bulan Agustus 2022 meraup dana IPO sebesar Rp1 triliun. Harga final penawaran saham ditetapkan Rp396 per saham. Ketika artikel ini dibuat, harga saham MORA ada di level Rp565.

MORA membukukan laba bersih senilai Rp502,41 miliar hingga kuartal III/2022. Angkanya naik 16,62% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp430,79 miliar. Hal ini sejalan dengan pendapatan yang juga tumbuh 13,40% dari Rp2,99 triliun pada periode sama tahun lalu menjadi Rp3,40 triliun.

Baca juga: Begini Manfaat Gross Profit Margin dalam Analisis Saham

OMED

Perusahaan alat kesehatan, OMED turut masuk ke jajaran 5 IPO terbesar 2022. Pada bulan November lalu OMED IPO dan berhasil menghimpun dana segar Rp828 miliar. Harga penawaran dipatok sebesar Rp204 per saham. Saat ini harganya bergerak naik tipis menjadi Rp216 per artikel ini dibuat.

OMED belum merilis laporan keuangan terbaru sampai pembuatan artikel ini. Sedangkan untuk periode Januari-Mei 2022 perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang turun dari Rp210 miliar pada Januari-Mei 2021 menjadi Rp88,92 miliar.

Laba tahun berjalan pada 2019, 2020, 2021 masing-masing sebesar Rp228 miliar, Rp692,87 miliar, dan Rp570,38 miliar. Selengkapnya tentang ulasan kinerja keuangan OMED dan prospeknya silakan baca di artikel berikut ini.

Baca juga: Perusahaan Alat Kesehatan Mau IPO, Begini Prospeknya

ASLC

Melalui aksi IPO yang dilakukan pada bulan Januari 2022, ASLC meraih dana segar Rp652,6 miliar. Harga final penawaran ditetapkan Rp265 per saham. Namun, untuk saat ini harganya sedang bergerak di bawah harga IPO, yakni Rp126.

ASLC mencetak pendapatan senilai Rp308,20 miliar pada kuartal III/2022, meroket 127,82% dibandingkan Rp135,28 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Meski begitu, beban pokok yang naik signifikan membuat emiten otomotif ini merugi. Angkanya melesat 903,41% dari Rp21,09 miliar menjadi Rp211,62 miliar.

Maka secara bottom line ASLC membukukan rugi bersih Rp7,27 miliar. Padahal pada periode kuartal III/2021 perseroan meraih laba bersih Rp11,35 miliar.

Baca juga: Santa Claus Rally sv January Effect, Mana yang Lebih Cuan?

Dari kelima saham di atas, kira-kira mana ya yang paling prospektif ke depannya untuk dikoleksi? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Jelang Lebaran, Gimana Potensi dan Kinerja Emiten Poultry Secara Historis?

4 Apr 2024, 11:55 WIB
article
ArtikelInsight

BEI Terapkan Mekanisme Full Call Auction, Simak Dampaknya ke Investor

26 Mar 2024, 12:18 WIB
article
ArtikelInsight

ADRO Punya Proyek EBT Jumbo, Begini Prospeknya

22 Mar 2024, 13:35 WIB
article
ArtikelInsight

Skema Right Issue INCO dan Proyek Jumbo yang Sedang Berlangsung

21 Mar 2024, 13:25 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi