Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Begini Manfaat Gross Profit Margin Dalam Analisis Saham

12 Des 2022, 17:19 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Dari penjelasan tersebut, secara jelas dapat disimpulkan bahwa Gross Profit Margin ini menjadi salah satu parameter yang cukup penting bagi manajemen dan perusahaan untuk mengukur tingkat efisiensi pengendalian harga pokok.


Secara sederhana, Gross Profit Margin merupakan tolok ukur untuk menghitung seberapa efektifkah tingkat efisiensi perusahaan dalam memproduksi dan menghasilkan laba bersih yang sehat. Termasuk, gross profit margin juga bermanfaat untuk memudahkan menentukan langkah bisnis perusahaan kedepannya, dalam memproduksi dan menjual satu atau lebih produk sebelum biaya tambahan dikurangi.


Jika Gross Profit Margin perusahaan tinggi, maka investor dapat mengasumsikan bahwa perusahaan pada posisi yang baik untuk bisa memiliki marjin laba operasi dan laba bersih yang kuat. Disisi lain, tingginya Gross Profit Margin juga dapat memaksimalkan potensi keuntungan bagi investor dan tentunya mempercepat perusahaan untuk mencapai titik impas.


BACA JUGA: Strategi Cicil Beli Saham Saat Harganya Turun


Tapi perlu dicatat bahwa Gross Profit Margin yang tinggi tidak selamanya baik mengingat tingginya margin dapat disebabkan oleh penetapan harga yang mungkin lebih tinggi dari kompetitor. Sewaktu konsumen beralih ke produk dengan harga yang lebih murah, maka sebaliknya itu akan berdampak buruk bagi perusahaan.


 Bagaimana Menetapkan Harga Berbasis Margin?


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Gross Profit Margin biasanya akan dipengaruhi oleh strategi penetapan harga. Penetapan harga pada suatu produk tentunya didasarkan pada harga pasar yang cukup kompetitif. Sederhananya, Anda akan menetapkan harga yang mirip dengan pesaing dan Anda akan menerima margin standar sambil mencoba memasarkan produk Anda untuk mendorong penjualan.


Meski demikian, beberapa contoh lainnya seperti membayar harga yang lebih rendah daripada pasar, sementara juga menerima margin kotor yang lebih rendah juga kerap dilakukan oleh perusahaan. Karena bagaimanapun, margin yang lebih rendah diekspektasikan dapat meningkatkan volume penjualan mengingat Anda menawarkan penawaran harga terbaik.


Tapi, strategi ini juga bisa menjadi pisau bermata dua karena ada kemungkinan bahwa pesaing akan ikut menurunkan harga, dan setiap orang mengalami margin yang lebih rendah terhadap tren penjualan yang serupa.


Untuk menghindari ini, salah satu strategi yang mungkin dapat diterapkan adalah strategi penetapan harga yang lebih tinggi daripada pasar untuk memaksimalkan margin.


Strategi penetapan harga tinggi sering kali disertai dengan kampanye merek secara besar-besaran. Dalam hal ini, perusahaan benar-benar menjual merek sebanyak produknya sehingga dapat mencapai penjualan dengan harga yang lebih tinggi. Strategi ini dapat berhasil di beberapa pasar, tetapi memiliki risiko awal untuk menjual ke pasar yang nyaman membeli dengan harga lebih rendah.


Contoh Menghitung Gross Profit Margin


Perhitungan margin laba kotor sebenarnya hanya membutuhkan dua variabel: penjualan bersih dan harga pokok penjualan (HPP). Kedua variabel tersebut dapat diambil dari laporan laba rugi perusahaan:


Penjualan bersih (Net Revenue/Sales)


Penjualan bersih, atau pendapatan bersih, biasanya akan digunakan dalam persamaan karena Pendapatan Total bisa jadi tidak akurat. Oleh karena itu, Anda harus mengurangi pengembalian, diskon, dan tunjangan dari Total Penjualan untuk mendapatkan angka bersih dari penjualan/pendapatan bersih.


Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah biaya produksi atas produk di suatu perusahaan. Ini termasuk biaya langsung untuk menghasilkan produk seperti bahan langsung dan tenaga kerja langsung.


Sebagai catatan, biaya tidak langsung tidak termasuk dalam perhitungan. Ada beberapa ruang untuk variabilitas dalam biaya apa yang dimasukkan ke dalam penghitungan harga pokok penjualan.


Rumus untuk Menghitung Gross Profit Margin


Margin laba kotor merupakan persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi harga pokok penjualan. Gunakan rumus di bawah ini:


Gross Profit Margin = Penjualan bersih – HPP / Penjualan Bersih


Setelah melakukan perhitungan tersebut, maka Anda akan mendapatkan persentase yang merupakan margin laba kotor perusahaan. Sebagai contoh, mari kita mencoba menghitung gross margin PT. Indofood CBP (ICBP) pada kinerja sembilan bulan pertama tahun 2022 (9M22). 


Sebagaimana diketahui, ICBP mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp48,9 triliun, dengan HPP sebesar Rp32,9 triliun. Maka dari itu, laba kotor ICBP yang tercatat adalah Rp15,9 triliun. Maka dari itu, gross profit margin perusahaan adalah Rp15,9 triliun / Rp48,9 triliun = 32,5%. Dibanding pada tahun sebelumnya sebesar 36,4% (Anda dapat hitung sendiri), maka bisa disimpulkan bahwa realisasi margin kotor perusahaan mengalami penurunan di sepanjang 9M22.


Kesimpulan


Menghitung gross profit margin bukan hanya akan membantu manajemen perusahaan untuk lebih memonitor profitabilitasnya secara umum, tetapi juga membantu investor untuk membandingkan rasio keuntungan yang berpotensi didapatkan. Tetapi, perlu dicatat bahwa rasio ini tidak memperhitungkan pertimbangan keuangan penting seperti biaya administrasi dan personel, yang termasuk dalam perhitungan margin operasi.


Intinya, jangan pernah lalai dalam melakukan analisa saham ya! 


Dengan perhitungan GPM yang baik, kita berpotensi mendapatkan perusahaan dengan nilai efisiensi pengelolaan produksi yang optimal dan dapat membandingkan tingkat profitabilitasnya dengan pesaingnya. 


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.


-WS- 


emtrade.id/disclaimer


Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.







Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi