Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Resesi Global Menanti, Ini 3 Nasihat Warren Buffett untuk Investor

1 Okt 2022, 08:25 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Sebagai investor tentu kita ingin yang terbaik supaya nilai investasi bisa terus bertumbuh. Namun melihat adanya potensi resesi global tahun 2023, banyak orang yang mulai khawatir akan dampaknya terhadap kondisi pasar saham. 

Pasalnya, resesi terakhir yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 saja telah menekan gerak IHSG secara drastis dari 6300 ke 3900 dalam kurun 3 bulan, yakni Januari – Maret 2020.

Lantas apa yang harus dilakukan investor saat menghadapi resesi? Investor kawakan sekaligus pemimpin Berkshire Hathaway, Warren Buffett, punya beberapa nasihat dan tips yang bisa dicoba di tengah isu resesi dunia.

Jangan Takut untuk Tetap Berinvestasi

Seorang Warren Buffet sangat berpegang teguh pada mindset:

“Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful”.

Ketika kondisi ekonomi memburuk dan akhirnya memengaruhi harga saham yang jatuh tajam, sebagian besar investor merasa takut untuk masuk ke pasar. Alasannya karena risiko menjadi terlalu besar. Padahal menurut Buffett berita buruk adalah sahabat investor. Momen ini bisa menjadi kesempatan sempurna untuk membeli lebih banyak saham di harga yang murah.

Sebagai contoh pada Maret 2009 S&P 500 mencapai titik terendah selama resesi 2008. Namun selang satu tahun, nilainya mulai naik hampir 70%.


Dengan terus berinvestasi selama resesi, kita tidak hanya mendapatkan saham kualitas bintang lama dengan harga kaki lima, tapi juga mempersiapkan diri untuk meraup keuntungan besar saat pasar saham kembali bangkit.

Baca juga: 4 Tips Menghadapi Pasar Saham Saat Bearish

Berorientasi pada Jangka Panjang

Apakah resesi akan benar terjadi atau tidak, tidak ada yang tahu pasti. Bahkan jika terjadi sekalipun, tetap tidak ada yang bisa menjamin berapa lama resesi akan berlangsung. Namun satu hal yang pasti adalah kondisi ekonomi dan pasar saham tidak selamanya merosot. Volatilitas jangka pendek sangat normal terjadi dan pada gilirannya ekonomi dunia akan kembali pulih. Begitu pun pasar saham.

Warren Buffett terkenal sebagai value investor yang strateginya berfokus pada saham-saham undervalue untuk kemudian disimpan dalam jangka panjang. Pada masa resesi 2008, Buffett menulis sebuah opini di The New York Times. Dia berkata bahwa selama resesi, bisnis perusahaan memang akan terhambat dalam hal mencetak pendapatan. Akan tetapi sebagian besar perusahaan besar akan mencatat rekor laba baru dalam 5-20 tahun dari sekarang.

“Berorientasi pada jangka panjang memang tidak mudah, apalagi jika proyeksi masa depan tidak bagus. Tetap lakukan yang terbaik untuk mengingatkan diri sendiri bahwa pasar telah menghadapi banyak krisis di masa lalu. Meski begitu bisa terus tumbuh seiring waktu,” tulis Warren Buffett.

Contoh, walaupun IHSG turun hingga 3900 di Maret 2020, perlahan tapi pasti sudah merangkak naik sejauh 80,5% ke posisi terakhir 7040 (30/09).

Baca juga: Ciri-Ciri Saham yang Cocok untuk Ditabung Jangka Panjang

Pilih Saham yang Berkualitas

Kunci sukses menghadapi resesi bukan hanya berinvestasi saham di harga murah, melainkan mengisi portofolio dengan pilihan saham yang tepat. Tidak semua bisnis mampu melewati masa ekonomi yang sulit. Hanya perusahaan berfundamental kuat yang memiliki peluang besar untuk kembali pulih dan bertumbuh secara konsisten.

Seperti yang pernah Warren Buffett katakan bahwa membeli perusahaan hebat dengan harga wajar itu lebih baik daripada membeli perusahaan yang biasa-biasa saja dengan harga yang luar biasa. Hal ini sangat penting diingat. Sebab sering kali investor tergoda untuk sembarang membeli saham yang harganya terdiskon. Padahal harga tidak serta-merta mencerminkan kualitas dari saham itu sendiri. Jadi semua balik lagi ke fundamental dan valuasi.

Dalam sebuah surat kepada pemegang saham, Buffett menjelaskan kalau dia dan Charlie Munger, rekannya, membeli saham berdasarkan kinerja bisnis jangka panjang perusahaan dan bukan sebagai kendaraan yang menggerakkan pasar. “Charlie dan saya bukan pemetik saham, kami adalah pemetik bisnis,” tulisnya.

Baca juga: 4 Mindset untuk Mengendalikan Emosi di Pasar Saham

Mau tahu strategi trading dan investasi terbaik di tengah isu resesi global? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

BBRI Masih Nyaman di Level 4000-an, Apa yang Mesti Dilakukan Holder?

29 Apr 2024, 14:20 WIB
article
ArtikelPemula

Stop Lakukan 7 Hal Ini Saat Berinvestasi Saham di 2023

29 Des 2022, 16:38 WIB
article
ArtikelInsight

Era Banjir Informasi Bisa Bikin Investor Salah Langkah? Nah Ini Tips Antisipasinya

9 Nov 2022, 16:52 WIB
article
ArtikelInsight

Waran Terstruktur BBCA Hingga MDKA Akan Dirilis, Begini Gambaran Pergerakan Harganya

8 Nov 2022, 16:03 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi