Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPsikologi Trading

4 Mindset untuk Mengendalikan Emosi di Pasar Saham

16 Sep 2022, 15:47 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Bagi seorang trader, analisis teknikal layaknya senjata untuk menghadapi market. Banyak pemula yang akhirnya rela belajar dari nol sebelum mulai trading saham. Namun apakah analisis teknikal saja sudah cukup? Tentu tidak.

Trading saham seringkali dijadikan pilihan orang-orang yang ingin cepat kaya. Berekspektasi dapat keuntungan besar dalam waktu secepat mungkin. Mindset seperti ini yang bikin trader rawan terbawa emosi di market. Alhasil pengambilan keputusannya jadi kurang objektif, tidak mengacu pada hasil analisis. Ilmu teknikal dan informasi yang sudah didapat malah tidak bisa diterapkan karena ada dorongan emosi.

Maka dari itu penting untuk menanamkan mindset yang tepat dari awal trading. Kenali 4 mindset-nya berdasarkan pengalaman Ellen May, CEO dan Founder Emtrade di bawah ini.

Fokus ke Progres Bukan Hasil Akhir

Analoginya seperti liburan naik kereta. Akan sangat menyenangkan sekali kalau selama perjalanan kita bisa nikmati pemandangan tanpa khawatir “tiba jam berapa, ya?”. Di pasar saham pun begitu. Fokus saja ke progres bagaimana kita bisa menghadapi market dan berkembang di market, bukan bagaimana hasil akhirnya.

Contohnya dulu saya waktu masih umur 20-an merasa sangat ambisius dan hanya fokus ke hasil akhir. Ternyata setelah selang berjalannya waktu, saya menyadari bahwa hasil akhir atau tujuan itu bisa dicapai dengan baik dan bahkan bikin kita bahagia kalau kita bisa nikmati prosesnya.


Oleh karenanya mindset ini penting supaya kita nggak hanya prosper tapi juga fulfilled dan bahagia. Satu hal yang saya pelajari dari orang-orang yang lebih dulu sukses adalah ketika mereka akhirnya mencapai satu titik tertentu, semua materi yang didapat sudah nggak akan menambah kebahagiaan mereka.

Seperti misalnya mau upgrade tas dari brand A ke brand B tapi ternyata rasanya ya gitu-gitu saja. Maka dari itu kenapa kita nggak mulai bahagia dari awal berproses daripada nunggu nanti kaya ternyata “oh gini doang, ya?” “kok masih kosong ya?”.

Baca juga: 3 Mindset Trading Saham Agar Profit Lebih Maksimal

Jangan Dendam dengan Market

Salah satu problem kita waktu masuk ke pasar saham adalah kalau untung, pengin nambah modal terus dan kalau rugi, pengin terus juga karena mau kerugiannya cepat kembali. Seakan-akan seperti punya dendam dengan market.

Misalnya mau buyback setelah liat harga saham yang dijual malah naik tinggi. Keputusan trading seperti ini nggak rasional karena sudah terbawa emosi ingin balas dendam. Trading pun bisa jadi berantakan. Dari situ lah kita terjebak dalam satu rat race yang nggak berujung. Makanya nggak heran kenapa akhirnya orang-orang yang masuk ke saham jadi addict.

Trading bukannya mau dapat keuntungan dari saham tapi karena dia ada adrenalin di situ. Adrenalin ini yang memicu dia untuk terus take action seperti orang yang addicted. Kalau sudah begini akan susah nantinya untuk fokus ke progresnya. Bahkan untuk menikmati hasilnya pun juga susah karena hanya berkutat di rat race yang nggak punya garis finisih.

Baca juga: Siklus Psikologi Investor yang Wajib Kamu Tahu

Musuh Terbesar adalah Ekpektasi yang Berlebihan

Musuh terbesar seorang trader adalah attachment atau ekspektasi yang berlebihan dari diri kita terhadap suatu saham. Itu alasannya kenapa sebagian trader susah move on setelah tahu saham yang sudah dijual harganya lanjut naik. Padahal kalau harapan itu dilepaskan, justru kita bisa berpikir secara lebih rasional dan objektif, sehingga pengambilan keputusannya pun nggak akan tercampur aduk dengan emosi.

Jangan Takut Salah dan Perfeksionis

Mindset penting yang terakhir adalah jangan takut salah dan jangan jadi trader yang perfeksionis. Banyak di antara kita termasuk saya dulu kalau mau memulai sesuatu itu harus bagus, investasi saham hasilnya harus tinggi. Padahal kalau harus tunggu semuanya bagus, yang ada nggak jalan-jalan dan malah stres.

Yang perlu kita lakukan adalah mulai dari hal dan komitmen yang kecil dulu, yaitu belajar untuk menerima kesalahan. Artinya, berbuat salah di market itu nggak apa-apa selama modalnya dimulai dengan nominal yang kecil. Justru dari kesalahan itu kita bisa belajar untuk berkembang dan jadi lebih baik di pasar saham.

Bayangkan saja kalau dulu Steve Jobs nggak rilis iPhone 1 dan tunggu sampai dia bisa produksi iPhone 13, mungkin brand iPhone nggak akan bisa dirilis sama sekali. Sebab seperti yang kita tahu, Steve Jobs telah meninggal dunia di tahun 2011 silam. Maka pesannya adalah just do it.

Baca juga: Strategi Mengatasi Masalah Psikolgi Trading

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPsikologi Trading

Kenapa Orang Terburu-Buru di Market? Gimana Cara Mengubah Kebiasaan Ini?

21 Sep 2022, 15:55 WIB
terburu-buru di market
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi