Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Hati-Hati Jebakan Valuasi Murah Ala Saham Batu Bara dan Cara Menghindarinya

2 Sep 2022, 15:03 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Valuasi sering kali digunakan sebagai patokan untuk investasi saham. Beli saat valuasi murah dan jual saat valuasi mahal. Strategi ini biasa disebut dengan istilah value investing.

Meski begitu investor harus super teliti waktu melakukan screening saham. Pasalnya tidak semua saham murah itu prospektif dan menarik untuk diinvestasikan. Jika sampai keliru menilai saham, performa portofolio justru bisa menurun dan keuntungan menjadi kurang maksimal.

Kenapa Bisa Ada Jebakan Valuasi?

Supaya lebih paham, ketahui dulu rumus metode valuasi P/E (Price to Earnings) = harga saham / EPS.  Maka valuasi P/E bisa murah itu ketika:

  • Harga saham makin rendah, atau

  • Nilai EPS makin tinggi yang berarti laba bersih meroket tinggi

Akan tetapi kenyataannya mayoritas harga saham-saham batu bara secara year to date atau sepanjang tahun ini serta year on year atau 12 bulan terakhir justru terus naik.


Ket: saham batu-bara yang diberi tanda merah

Itu artinya skenario pertama soal harga yang rendah itu kurang tepat. Skenario kedua lah yang membuat P/E murah karena nilai EPS-nya memang naik efek dari laba bersih yang naik tinggi.  

Hal ini bisa jadi jebakan karena EPS tinggi itu tidak sustain atau hanya sementara saja. Nantinya, apabila EPS turun akibat penurunan harga batu bara, P/E jadi seakan-akan naik dan mahal.

BACA JUGA: Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

Study Case Saham ADRO


Saham ADRO pernah 2 kali diperdagangkan pada valuasi P/E (Price to Earnings) di atas 23 kali pada Januari 2020 dan Desember 2020. Saat itu posisi harga ADRO di sekitar 1500-1600. Namun karena efek harga batu bara yang rendah (hanya US$49-77/ton), hal ini berdampak pada laba bersih per saham ADRO yang hanya sebesar US$0,0046/saham atau setara dengan Rp66,9/saham.

Kondisi tersebut berbalik ketika harga batu bara mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan sejak April 2022 harga batu bara newcastle konsisten berada di atas harga US$300/ton. Lantas performa keuangan ADRO melonjak, tergambar pada laba per saham (EPS) ADRO TTM yang naik menjadi US$0,06/saham, setara Rp908/saham. Membuat valuasi P/E ADRO terlihat murah di 4,1x.

Hal serupa juga bisa terjadi ketika harga batu bara mengalami penurunan. Dengan begitu valuasi ADRO bisa saja mengalami kenaikan seiring dengan performa yang mengikuti penurunan harga batu bara yang cyclical.

BACA JUGA: Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

Cara Menghindari Jebakan Valuasi Murah

  • P/E memang jadi indikator yang relatif mudah untuk menilai saham tapi juga bukan satu-satunya metode valuasi. Sehingga diperlukan metode analisis lain secara absolut dan analisis dengan indikator fundamental lain.

  • Gunakan analisis yang forward looking, bukan hanya menilai kondisi saat ini tetapi juga mengantisipasi potensi kinerja ke depan.

  • Hindari berinvestasi di perusahaan cyclical yang sedang berada di puncak performa keuangan.

  • Kombinasikan dengan analisis teknikal. Seringkali penurunan kinerja keuangan perusahaan lebih dulu tercermin pada chart harga saham. Sebab 'price discounts everything'. Sehingga menggunakan analisa teknikal untuk mencari best price menjadi salah satu cara mengantisipasinya.

Alternatif Valuasi Saham Batu bara

Lalu, apa indikator valuasi yang sebaiknya digunakan untuk saham batu bara? Berhubung sektor pertambangan batu bara adalah sektor yang dipengaruhi oleh siklus harga saham komoditasnya. Ketika harga komoditas melejit, kinerja keuangan melejit, sebaliknya ketika harga komoditas koreksi, kinerja keuangan juga menurun. 

Alhasil, valuasi saham batu bara memang lebih baik menggunakan valuasi absolut, yakni discounted cashflow atau DCF. 

Adapun, alternatif valuasi relatif saham batu bara selain P/E adalah Enterprise Value (EV) / Ebitda. Namun, valuasi relatif alternatif itu tetap punya risiko karena pergerakan Ebitda juga menyesuaikan dengan kinerja keuangan dari hasil penjualan batu bara. 

Baca juga: 3 Kesalahan Trading yang Bikin Kamu Susah Cuan

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi