Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

5 Hal yang Bisa Bikin Value Investing Malah Jadi Berisiko

2 Agu 2021, 10:36 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Strategi value investing yang diperkenalkan Benjamin Graham ini cukup populer di kalangan investor pasar modal, dari pemula hingga profesional. Apalagi, murid-murid Graham seperti, Christopher Browne hingga Warren Buffett makin bikin banyak yang ingin mencoba metode value investing. Namun, di balik kepopuleran value investing, ada beberapa hal yang bisa bikin metode ini malah berisiko untuk investasimu. 

Value investing adalah strategi dalam investasi saham yang mengoptimalkan keuntungan dengan cara membeli saham yang harganya di bawah nilai intrinsiknya alias undervalued. Dari situ, value investor bakal mendapatkan margin keuntungan ketika harga saham kembali naik ke atas nilai intrinsiknya.

Cara untuk melihat harga saham sudah berada di bawah nilai intrinsiknya bisa melihat beberapa indikator.

Pertama, price to earning ratio (PER), indikator yang membandingkan harga saham dengan realisasi maupun prediksi laba per saham sebuah perusahaan. Jadi, value investor akan melihat tingkat kewajaran harga saham dengan rekam jejak kinerja laba bersihnya.

Jika laba emiten terus konsisten tumbuh, tetapi harga saham sedang turun. Berarti, harga saham itu sedang undervalued, begitu juga sebaliknya. Jadi, semakin kecil angka PER berarti valuasi saham dianggap makin murah.

Kedua, price to book value ratio (PBV), indikator yang membandingkan harga saham dengan valuasi aset perusahaan yang tercermin dalam nilai buku. Jika, valuasi aset perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham, berarti valuasinya dianggap murah.  Namun, dengan asumsi kinerja saham lagi tidak bermasalah.

Ketiga, free cash flow  dari operasional. Jadi, jika arus kas bersih operasional ini positif, value investor menganggap perusahaan itu punya dana segar untuk ekspansi di masa depan, membayar dividen, hingga membayar utang.

Risiko Value Investing

Seperti strategi investasi lainnya, value investing juga memiliki potensi risiko yang didera oleh penganutnya. Dalam strategi value investing ala Benjamin Graham, dikenal istilah margin of safety di mana dia hanya akan membeli saham yang harganya minimal dua per tiga dari nilai intrinsiknya. Dengan takaran margin of safety itu memungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dengan risiko yang cukup rendah.

Namun, tetap saja, mencari saham yang harganya dua per tiga dari nilai intrinsiknya itu tidak mudah. Di sini, bakal banyak hal yang menghadang investor untuk menemukan itu dan malah membuat value investing jadi berisiko untuk investasi sahammu. Berikut beberapa hal yang bisa bikin value investing malah jadi berisiko:

1.Melewatkan Data Terbaru dan Ekspektasi Analis Soal Prospek Saham

Dalam value investing, angka-angka dalam laporan keuangan menjadi sangat penting untuk menganalisis nilai intrinsik suatu saham. Namun, data yang dianalisis untuk value investing harus data terbaru serta memperhatikan ekspektasi analis mengenai earnings atau prospek perusahaan.

2.  Kejadian Luar Biasa

Ada beberapa kejadian luar biasa yang bisa membuat kinerja keuangan berubah drastis secara signifikan dibandingkan periode sebelumnya, seperti tuntutan hukum, restrukturisasi utang, penjualan aset, sampai bencana alam atau aksi korporasi

Nah, hasil analisis value investing bisa jadi tidak valid jika investor mengabaikan kejadian luar biasa dalam menganalisis nilai intrinsik perusahaan tersebut karena hal tersebut merupakan black swan event yang bisa saja merubah prospek atau kinerja perusahaan.

3. Interpretasi Data yang Berbeda

Salah satu yang bisa bikin value investing malah berisiko untuk investasi sahammu adalah interpretasi data untuk melihat nilai intrinsik yang berbeda-beda. Pola penghitungan rasio yang berbeda bisa berujung dengan hasil analisis yang berbeda juga.

Seperti, ada rasio Enterprise Value (EV) dibagi EBITDA, rasio yang mirip dengan PER, tetapi menggunakan pola perhitungan yang berbeda. Jika PER membandingkan harga saham dengan laba per saham, sedangkan EV/EBITDA membandingkan enterprise value (yang dihitung dengan cara kapitalisasi pasar ditambah utang dan dikurangi kas) dengan EBITDA.

EV/EBITDA digunakan untuk menghitung valuasi perusahaan yang memiliki utang besar sehingga PERnya tidak bisa terhitung.

4. Tidak Melakukan Diversifikasi Saham

Diversifikasi saham memang masih menjadi perdebatan karena banyak yang menilai memiliki saham yang lebih sedikit akan memberikan keuntungan yang lebih optimal. Namun, tujuan diversifikasi saham memang bukan untuk meningkatkan keuntungan, tetapi mengantisipasi risiko yang ada.

Benjamin Graham pun menyarankan sebagai value investor, minimal mengoleksi sekitar 10-30 saham dari berbagai sektor yang berbeda. Tujuannya, untuk mengantisipasi risiko yang bisa saja terjadi di berbagai sektor bisnis yang ada.

5. Berinvestasi Menggunakan Emosi

Poin terakhir adalah hal yang bakal membuat investasimu berisiko, meski menggunakan berbagai metode. Jika mengikuti emosi, berarti investor sudah mengabaikan data-data yang dianalisis. Namun, emosi adalah hal yang manusiawi sehingga banyak juga yang terjebak. Bahkan, seorang Warren Buffett pun pernah berinvestasi dengan emosi saat memutuskan membeli Berkshire Hathaway yang lagi rugi pada 1962.

Jadi, jangan terbawa emosi sampai fear of missing out (FOMO) karena takut ketinggalan dari yang lain maupun pemicu emosi lainnya ya. Dalam berinvestasi harus tenang dan jangan panik. Soalnya, setiap potensi risiko bisa dikelola dengan manajemen risiko yang baik.

Risiko pun tidak dapat dihindari karena banyak hal yang tak terduga yang bisa terjadi di dunia dan memengaruhi dunia bisnis hingga pasar keuangan.Untuk itu, seperti pribahasa yang bilang sedia payung sebelum hujan, maka investor dan trader juga harus menyediakan payung sebelum risiko itu benar-benar datang.

Kalau kamu ingin mempelajari manajemen risiko yang lebih dalam, kamu bisa membaca artikel berjudul Jurus Hindari Risiko RugiSaham dengan Analisis Fundamental dan Teknikal di sini. 


-C-

Emtrade.id/Disclaimer


  

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi