Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Dana Investor Asing Pindah dari Indonesia, Ritel Mesti Gimana?

11 Jan 2023, 15:25 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Memasuki minggu kedua bulan Januari, fenomena January effect tak kunjung terlihat hilalnya. Pasalnya, IHSG masih cenderung bergerak sideways di mana sejak awal tahun sudah terkoreksi 3,33%.

Pada perdagangan Selasa (10/01) indeks turun 0,98% ke level 6.622. Angka tersebut merupakan level terendah sejak Juni 2022. Dengan begitu IHSG menjadi bursa dengan performa terburuk kedua di Asia.

Pelemahan yang terjadi disebabkan oleh aksi investor asing yang menarik dananya keluar dari Indonesia. Terhitung sejak awal tahun asing mencetak net sell sebesar Rp2,8 triliun. Di sisi lain, pasar saham di kawasan Asia Timur seperti Taiwan dan Korea Selatan masing-masing mencatatkan aksii beli asing sebesar US$2,19 miliar dan US$1,2 miliar per 10 Januari 2023.

Lalu, apa yang harus ritel lakukan?

Penyebab Asing Net Sell

Investor asing disebut-sebut memindahkan dana mereka dari Indonesia ke pasar saham yang masih tergolong undervalue seperti di kawasan Asia Timur. Hal ini dikarenakan China tidak lagi membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat. Sehingga ada potensi perekonomiannya kembali tumbuh. Adapun alasan pelaku pasar yang juga beralih ke Asia Timur karena valuasinya masih murah.

Meski begitu sebenarnya indeks China dan Taiwan saat ini masih cenderung sideways dan masih dalam masa pemulihan akibat penerapan lockdown yang berkepanjangan. Secara valuasi price to earning ratio (PER) IHSG juga masih lebih rendah di 14,4 kali dibandingkan China 24,8 kali. Di sisi lain, Taiwan punya valuasi lebih murah lagi, yakni di PER 11,2 kali.

Kami menilai ada potensi asing masuk ke instrumen lain yang lebih rendah risiko seperti obligasi 10 tahunan AS. Berikut data historis yield obligasi AS untuk tenor 10 tahun dari awal 2021 sampai hari ini (11/01).


Di tahun-tahun sebelumnya investor global banyak menjual obligasi AS karena kekhawatiran inflasi tinggi dan resesi di AS. Alhasil harga obligasi turun, tapi yield-nya naik mengingat kedua hal itu berhubungan terbalik. 

Sekarang yield obligasi AS sudah tinggi dan mulai menarik lagi karena sudah di level tertinggi sejak 2010. Ada indikasi investor asing masuk ke obligasi AS juga karena yield-nya mulai melandai. Soalnya, yield melandai berarti harga obligasi AS naik yang menjadi tanda permintaan sedang tinggi.

Baca juga: Cara Kerja Big Fund Saat Jual-Beli di Pasar Saham

Peran Asing di IHSG

Untuk saat ini peran asing dalam menggerakkan IHSG sebenarnya tidak terlalu signifikan. Namun, pada dasarnya asing masih membawa pengaruh terhadap market di Indonesia. Biasanya kalau asing lagi kurang tertarik untuk masuk, market jadi cenderung sepi. Terlebih selama dua minggu terakhir di awal 2023 di mana market value secara rata-rata masih dibawah Rp10 triliun.

Baca juga: Ciri-Ciri Saham yang Menarik untuk Trading Saat Market Turun

Tips untuk Ritel

Aksi net sell yang getol dilakukan asing belakangan ini bertujuan untuk merealisasikan keuntungan mereka setelah sebelumnya beli di harga bawah di tahun 2021. Profit taking jangka pendek dilakukan guna mengantisipasi risiko ketidakpastian global. Sedangkan secara domestik, ekonomi Indonesia masih berpotensi tumbuh sekitar 5%.

Kesimpulannya, investor ritel yang fokusnya jangka panjang tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab saat ini peluang investasi semakin menarik di saham-saham big caps berfundamental baik.

Baca juga: Cara Mendeteksi Pergeraka Big Fund di Pasar Saham

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE, TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

ADRO Punya Proyek EBT Jumbo, Begini Prospeknya

22 Mar 2024, 13:35 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelInsight

Strategi Paslon Pilpres 2024 dalam Mendorong Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia

9 Jan 2024, 10:45 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Perbandingan Trafik Data TLKM, EXCL, dan ISAT Saat Tahun Baru, Mana yang Paling Cuan?

8 Jan 2024, 14:15 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi