Harga saham emiten minyak kompak menguat pada perdagangan hari ini
(29/9/2022) sejalan dengan harga minyak mentah dunia. Apa yang membuat harga
minyak dunia naik? Apakah kenaikannya sementara atau akan terus berlanjut?
Tiga emiten minyak besar yakni MEDC, ELSA, dan RAJA harganya melonjak pada perdagangan hari ini. MEDC melesat 2,87% menjadi 895, ELSA naik 0,66% menjadi 306, dan RAJA melonjak 1,94% dibandingkan posisi sebelumnya.
BACA JUGA: Harga Minyak Tinggi, Gimana Dampaknya ke MEDC dan ELSA?
Lonjakan harga saham emiten minyak ini didorong oleh tingginya harga minyak mentah dunia yang ‘panas’. Pada Rabu (29/9/2022) harga minyak Brent ditutup melonjak 3,54% dibanding posisi sebelumnya menjadi US$89,32 per barel. Sementara jenis light sweet atau West Twexas Intermediate melambung 4,65% ke uS$82,15 per barel.
Persediaan Minyak Mentah AS Anjlok
Sentimen positif pertama, turunnya persediaan minyak mentah
Amerika Serikat sebesar 215.000 barel pada pekan yang berakhir 23 September 2022
menjadi 430,6 juta barel. Jumlah penurunan pasokan minyak mentah AS tersebut di
bawah konsensus yang dihimpun Trading Economics, yakni naik 443.000 barel.
Begitu juga dengan persediaan bensin AS yang turun 2,4 juta barel
dalam seminggu menjadi 212,2 juta barel. Hasil ini juga jauh dari konsensus
Trading Economics yang memiliki proyeksi kenaikan sebesar 709 ribu barel.
Turunnya pasokan minyak mentah dan bensin di Negeri Paman Sam
menjadi indikasi bahwa permintaan energi masih tinggi di tengah ancaman resesi
global.
Amerika Serikat sendiri adalah negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Menurut data BP Statistical Review 2022, AS mengkonsumsi 18,68 juta barel atau sebesar 19,9% dari total konsumsi dunia. Sehingga tingkat konsumsi AS mempengaruhi harga minyak mentah dunia.
OPEC dan OPEC+ Berpotensi Turunkan Produksi
Perkumpulan para eksportir minyak mentah dunia disarankan oleh
analis untuk mengurangi produksi sebesar 500.000 hingga 1 juta barel per hari
untuk menjaga harga minyak dunia tetap tinggi.
“OPEC harus melakukan pemotongan
minyak antara 500.000 dan 1 juta barel per hari untuk menjaga Brent di atas US$90
per barel,” kata Gary Ross, kepala eksekutif Black Gold Investors.
Sejalan dengan pemotongan produksi
OPEC, Rusia menyarankan OPEC+ untuk mengurangi produksi sebanyak 1 juta barel
per hari dan diputuskan pada pertemuan OPEC+ berikutnya.
Pertemuan OPEC+ selanjutnya akan
diadakan pada 5 Oktober sengan agenda penentuan target produksi November. Ini
bertepatan dengan penyaluran cadangan minyak strategis Amerika Serikat (AS)
untuk menopang pasokan.
Sebelumnya, OPEC+ memangkas target
produksi pada Oktober sebesar 100.000 barel per hari pada. Kebijakan ini menunjukkan
kesediaannya untuk menanggapi pasar minyak yang berubah dengan cara yang cepat.
Beberapa analis industri telah menyarankan bahwa OPEC+ dapat bergerak untuk mempertahankan $90 per barel.
Tantangan Inflasi Tinggi dan Kenaikan Suku Bunga
Di tengah berbagai kabar baik untuk mendorong harga, pasar minyak
mentah dunia dibayangi oleh kenaikan suku bunga akibat inflasi yang tinggi.
Kebijakan moneter yang ketat tersebut meningkatkan kekhawatiran akan resesi
global.
Saat resesi terjadi, gerak ekonomi akan melambat. Hal ini
menyebabkan permintaan akan minyak yang melemah. Saat permintaan turun, harga
pun mengikuti.
Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat turut
mendorong nilai tukar dolar Amerika Serikat menyentuh rekor tertinggi dalam dua
dekade. Hal ini membuat minyak yang dihargai dengan dolar menjadi lebih mahal
bagi pemegang mata uang lainnya.
Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak dunia pada 2023. Penyebabnya ekspektasi permintaan yang lebih lesu dan dolar AS yang lebih kuat. Akan tetapi ketatnya pasokan global akan memperkuat prospek bullish jangka panjangnya.
Lalu bagaimana strategi trading di saham minyak?
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/9772/harga-saham-minyak-kompak-menguat-ini-penyebabnya
Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?
Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN
Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play
Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial