Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Harga Minyak Naik Tinggi, Gimana Dampaknya Ke MEDC dan ELSA?

15 Jun 2022, 14:42 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
saham minyak

Harga minyak Brent per 14 Juni 2022 menyentuh harga US$125 per barel, mencapai harga tertinggi sejak 10 Maret 2022. Tingginya harga minyak tersebut didukung oleh pasokan minyak global yang ketat ditengah permintaan yang pulih dari lockdown Covid-19, ditambah momentum Summer Riding Season di AS akan menambah permintaan minyak jangka pendek.

Sejak awal tahun ini harga minyak brent telah naik 56,6%, melanjutkan kenaikan pada tahun 2021 sebesar 50,7%. Dari 16 emiten yang memiliki korelasi dengan komoditas minyak di IDX, MEDC dan ELSA menjadi emiten yang paling familiar. Lalu bagaimana dampak kenaikan harga minyak global terhadap kinerja keuangan 2 emiten tersebut?


Klasifikasi Emiten Komoditas Minyak

Sebelum membahas 2 emiten tersebut, emtraders perlu tahu bahwa IDX membagi emiten yang berkaitan dengan minyak menjadi 4 sub sektor di bawah sektor energi, yaitu:

- Oil Production & Refinery, khusus untuk emiten yang memiliki bisnis tambang/lifting minyak dan atau proses pemurniannya.

-   Oil Storage & Distribution, khusus untuk emiten penyedia jasa penyimpanan dan logistik/distribusi minyak.

-   Oil Drilling Services, khusus untuk emiten yang memiliki bisnis yang berkaitan dengan jasa lifting minyak, seperti pengeboran untuk kilang minyak.

-  Oil Equipment & Services, khusus untuk emiten yang bisnisnya dalam segmen pengadaan persediaan dan jasa lain yang berkaitan dengan komoditas minyak.

Berikut beberapa emiten yang memiliki korelasi terhadap komoditas minyak:

emiten minyak


Bisnis MEDC di Tengah Kenaikan Harga Minyak

Medco Energi Tbk (MEDC) memiliki beberapa bisnis yang berkaitan dengan komoditas dan energi, dimana MEDC memiliki bisnis produksi, pengembangan, & eksplorasi migas, pembangkit listrik, serta tambang tembaga dan emas yang tersebar di indonesia dan luar negeri. Dimana bisnis minyak MEDC memiliki kapasitas sebesar 132.000 barel per tahunnya.

Sehingga dengan model bisnis tersebut, MEDC memiliki korelasi average selling price (ASP) segmen bisnis minyaknya terhadap harga minyak global. Dimana segmen penjualan minyak dan gas (migas) menjadi kontributor utama terhadap pendapatan MEDC dengan porsi 89% pada tahun 2021.

bisnis MEDC dan pendapatan MEDC

Menurut data operasional MEDC terbaru untuk laporan 9 bulan pertama di 2021, pendapatan segmen migas mengalami pertumbuhan sebesar 16,8% secara tahunan menjadi US$846 juta yang ditopang oleh kenaikan harga minyak bumi sebesar 62% menjadi US$64,1 perbarel, meskipun volume produksi mengalami penurunan 7%. Hal ini mengindikasikan bahwa performa keuangan MEDC terpengaruh cukup signifikan terhadap pergerakan harga minyak global.

 

Prospek Bisnis MEDC

Melonjaknya harga komoditas seperti minyak, gas, dan tembaga sepanjang tahun 2022 ini kami nilai dapat menjadi momentum akselerasi yang baik bagi MEDC pasca tertekan signifikan di 2020 dan pulih di 2021. Momentum tersebut juga didukung oleh operasional perusahaan yang membaik, terlebih pasca akuisisi ConocoPhilips yang akan menambah 67% kapasitas produksi migas MEDC.

Selengkapnya baca: Analisis Fundamental & Teknikal MEDC


Momentum Kinerja ELSA Saat Beban Subsidi BBM Melonjak

Berbeda dengan MEDC, Bisnis Elnusa Tbk (ELSA) memiliki fokus pada bidang jasa Migas dari hulu ke hilir seperti jasa eksplorasi dan infrastruktur kilang, fabrikasi dan housing Migas, hingga layanan distribusi dan logistiknya. Sehingga ELSA bisnis ELSA tidak terkait langsung dengan penambangan/lifting dan jual-beli migas, mengartikan bahwa fluktuasi harga minyak global tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja keuangan ELSA.

Pada laporan keuangan ELSA, perusahaan membagi kinerjanya dalam 3 segmen pendapatan. Dimana Jasa distribusi dan logistik energi menjadi kontributor utama dengan porsi hampir setengah dari total pendapatan tahunan ELSA. Sedangkan segmen jasa penunjang migas dan hulu migas memiliki kontribusi ~43% dan 7% dari total pendapatan.

Bisnis ELSA dan pendapatan ELSA

Meskipun ELSA tidak terdampak secara langsung dari fluktuasi harga minyak global, kami melihat ada korelasi positif dari meningkatnya harga minyak global dengan potensi operasional ELSA yang meningkat. Terutama berkaitan dengan kemandirian energi dan beban subsidi negara yang membengkak akan mendorong potensi peningkatan produksi minyak domestik dan eksplorasi cadangan baru yang lebih agresif, dimana jasa migas ELSA dibutuhkan untuk menunjang aktivitas tersebut.

Selengkapnya baca: Naik 21% sejak Awal Tahun, Apakah ELSA Masih Bisa Lanjut?

Konsumsi BBM Indonesia & subsidi


Prospek Bisnis ELSA

Kami menilai pemerintah tidak akan tinggal diam melihat 60% konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia yang diperoleh dari impor, terlebih melihat Indonesia masih memiliki 53% cekungan yang belum tereksplorasi dan berpotensi menjadi cadangan baru. Dimana kementerian ESDM telah mencatatkan dari tahun 2020 hingga 2024 berpotensi terdapat 40 wilayah kerja baru untuk eksplorasi migas.

Disamping itu, mengingat minimnya korelasi harga minyak terhadap kinerja keuangan ELSA, kami juga melihat bahwa kondisi ini menjadi potensi bagi kinerja ELSA untuk lebih tahan terhadap gejolak pasar komoditas yang cukup tinggi beberapa bulan terakhir.

Baca disini untuk prospek lengkapnya: Analisis Fundamental & Teknikal ELSA

Lalu, bagaimana strategi trading saham yang terkait minyak? Yuk upgrade menjadi VIP member Emtrade. 

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-AVV-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi