Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Begini Cara Tahu Seberapa Cepat Emiten Ritel Menghasilkan Uang

28 Sep 2022, 15:56 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Ada salah satu rasio keuangan penting dalam analisis emiten sektor ritel nih, yakni rasio Cash Conversion Cycle (CCC). Dengan siklus ini, investor bisa mengetahui seberapa efisien operasional dari emiten tersebut. Lalu, bagaimana cara menghitung CCC ini?


Prinsip Utama CCC

CCC adalah rasio untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengonversi persediaan yang ada menjadi arus kas alias seberapa cepat barang-barang yang ada di persediaan bisa terjual menjadi uang tunai. 


Rasio ini bisa digunakan untuk emiten-emiten yang berada di sektor yang model bisnisnya menggunakan persediaan barang sebelum menjual barangnya ke pasar. Beberapa sektor itu seperti, ritel, restoran, manufaktur dan sebagainya. 


BACA JUGA: 7 Metode Valuasi Saham dalam Analisis Fundamental


Ciri-ciri rasio CCC yang bagus adalah tren angka CCC yang turun dan stabil. Hal ini menandakan waktu yang singkat untuk mengubah persediaan menjadi uang tunai dan stabil selama beberapa periode tertentu. Lalu, tren CCC yang kurang bagus adalah apabila trennya mencatatkan kenaikan. Jika ada emiten yang mencatatkan kenaikan CCC, perlu ada langkah investigatif untuk melakukan evaluasi kinerja operasional suatu perusahaan.


Lalu, bagaimana cara menghitung CCC?

Rasio CCC adalah menghitung waktu agregat bersih yang melibatkan tiga tahapan siklus konversi kas, yaitu: (semua angka yang dibutuhkan dalam rumus ini tersedia dalam laporan keuangan emiten)


Cash Conversion Cycle (CCC) = DIO + DSO - DPO


DIO : Days of Inventory Outstanding merupakan jumlah hari dan rata-rata yang dibutuhkan perusahaan dalam mengubah persediaan menjadi penjualan


DSO : Day Sales Outstanding merupakan jumlah hari dan rata-rata yang diperlukan perusahaan untuk menagih piutang


DPO : Day Payables Outstanding merupakan jumlah hari dan rata-rata perusahaan untuk membayar faktur dari kreditor perdagangan.


Pada dasarnya, DIO dan DSO dikaitkan dengan kas masuk perusahaan. Sementara itu, DPO diasosiasikan dengan kas keluar. Karena itu, DPO menjadi satu-satunya angka negatif dalam perhitungan.


Menerapkan Konsep CCC


Untuk menerapkan perhitungan CCC, kita membutuhkan beberapa data dasar dari laporan keuangan. Data-data tersebut adalah:

  1. Persediaan (inventaris) pada awal dan akhir waktu periode

  2. Piutang Usaha pada awal dan akhir waktu periode

  3. Utang lancar pada awal dan akhir waktu periode

  4. Jumlah hari dalam periode


Pertama, kita akan fokus pada perhitungan tingkat persediaan yang tersedia dan menunjukkan berapa lama yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk menjual persediaannya. Angka ini dihitung dengan menggunakan DIO. sebagai catatan, nilai DIO yang lebih rendah akan lebih diutamakan, sebagai indikasi bahwa suatu perusahaan menghasilkan perputaran penjualan dengan cepat dan lebih baik.


DIO dihitung berdasakan biaya harga pokok penjualan (COGS) yang mana menunjukkan biaya perolehan atau pembuatan produk yang dijual perusahaan pada periode tertentu. Rumusnya sebagai berikut:

DSI = Rata-rata Persediaan (Average Inventory) / Harga Pokok Penjualan (COGS) x 365 hari

Dimana: 

  • Rata-rata Persediaan (Average Inventory) = (Persediaan awal tahun + persediaan akhir tahun)/2 

 

Kedua, kita akan fokus pada penjualan saat ini yang menunjukkan berapa lama untuk kas yang terkumpul dari penjualan. Angka ini dapat dihitung dengan menggunakan jumlah hari dan rata-rata yang diperlukan perusahaan untuk menagih piutang atau DSO yang mana membagi rata-rata piutang usaha atau average accounts receivable dengan pendapatan per hari. 

Nilai yang lebih rendah diutamakan untuk DSO, yang mana mengimplikasikan bahwa perusahaan mampu untuk mengumpulkan modal dalam waktu singkat, tanpa mengubah posisi kasnya.

 

DSO = Rata-rata Piutang Usaha / Pendapatan per Hari

Dimana: 

  • Rata-rata Piutang Usaha= (piutang usaha awal tahun + piutang usaha akhir tahun)/2

  • Pendapatan per hari = Total Pendapatan : 365

 

Ketiga, kita akan fokus pada utang bisnis yang beredar saat ini. Tahap ini memperhitungkan jumlah utang perusahaan kepada pemasok atau supplier saat ini untuk barang persediaan dan barang yang telah dibeli, dan menunjukkan rentang waktu dimana perusahaan harus melunasi kewajiban tersebut. 

Angka ini dihitung menggunakan jumlah hari dan rata-rata perusahaan untuk membayar faktur dari kreditor perdagangan atau DPO yang mempertimbangkan hutang usaha. Semakin tinggi nilai DPO lebih diutamakan. Dengan memaksimalkan angka ini, perusahaan memegang kas tunai lebih lama, maka meningkatkan potensi investasinya. 

DPO = Rata-rata Utang Usaha / COGS per Hari

Dimana: 

  • Rata-rata utang usaha = (utang usaha awal tahun + utang usaha akhir tahun)/2

 

Penghitungan yang telah disebutkan diatas adalah standar dalam laporan keuangan yang diajukan oleh perusahaan publik sebagai bagian dari laporan tahunan dan kuartal. Jumlah hari dalam periode yang sesuai diambil yaitu 365 hari untuk laporan tahunan, dan 90 hari untuk laporan kuartal.

Hal-Hal Penting dalam Menghitung CCC

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, CCC adalah salah satu indikator kuantitatif yang dapat mengevaluasi seberapa efisien operasional dan pengelolaan suatu bisnis. Tren CCC yang menurun alias stabil merupakan pertanda bagus, sementar jika tren CCC naik harus dianalisis penyebabnya.

Pada dasarnya, tiga unsur utama dalam bisnis adalah manajemen persediaan, realisasi penjualan, dan hutang. Karena itu, apabila salah satu dari ketiga tersebut dikelola dengan tidak baik oleh manajemen, penjualan terhambat, atau utang meningkat, maka suatu perusahaan dianggap sedang menderita. Hal ini bisa terefleksi dengan perhitungan CCC dengan menunjukan waktu yang terlibat dalam proses efisiensi operasional perusahaan.

CCC juga digunakan secara internal oleh manajemen perusahaan untuk mengatur metode pembayaran pembelian kredit atau penagihan kas dari debitur. Hal ini tentunya sangat relevan dalam operasional bisnis retail, dimana persediaan merupakan salah satu komponen terbesar hingga perputaran inventori (sampai menjadi produk akhir) yang tinggi atau cepat akan memberikan efek positif terhadap CCC. 

Demikianlah penjelasan mengenai pentingnya Cash Conversion Cycle (CCC) dalam pengelolaan Cash, bagaimana cara menghitungnya, cara membaca, menganalisa dan memaknainya. 

Mau belajar investasi saham langsung dari coach berpengalaman?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-WS-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Berapa Beban Operasional Emiten yang Ideal? Baca Penjelasannya di Sini

3 Jan 2023, 13:32 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi