Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Begini Tantangan Pasar Saham Indonesia Jelang Akhir Tahun

3 Sep 2022, 13:25 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Performa pasar modal di Indonesia sepanjang semester I bisa dibilang cukup bagus dibandingkan indeks-indeks saham luar negeri. Lalu bagaimana dengan prospek di semester II? Di artikel ini kita akan bahas berbagai macam hal yang menjadi faktor pemicu kinerja market di periode ini.

Review IHSG


Performa IHSG yang secara year to date mencapai 9% merupakan yang terbaik di seluruh Asia. Bahkan indeks Singapura hanya sekitar 2% saja. Sementara itu negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam mencatatkan kinerja yang masih minus. Begitu pula beberapa negara di Amerika. 

Kenaikan justru terjadi pada indeks dari negara-negara di Amerika latin seperti Brazil, Argentina, dan Chile. Kunci penyebab kenaikan adalah perang Rusia-Ukraina yang membuat peta negara yang diuntungkan mengalami sedikit perubahan. Hal ini dikarenakan Rusia merupakan negara yang sangat dominan dalam menyalurkan komoditas kepada Eropa. Ketika Rusia dikenakan sanksi, ini menjadi bumerang di mana biaya-biaya di Eropa dan Amerika melambung tinggi.

Sedangkan negara yang kuat secara komoditas seperti Indonesia justru diuntungkan. Dikaitkan dengan The Fed rate yang akan terus dinaikkan, secara teoritis seharusnya harga komoditas mengalami penurunan. Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya akibat dari perang Rusia-Ukraina.


BACA JUGA: Inflasi Turun Jadi 2,57% di Januari 2024, Simak Dampaknya ke Saham

Review Kinerja Emiten

Bagaimana dengan performa kinerja perusahaan yang tercatat di bursa? Per 2 September 2022, sekitar 92,3% dari total emiten telah merilis laporan keuangan untuk periode kuartal pertama 2022. Hasilnya, IHSG secara keseluruhan mengalami kenaikan pendapatan sekitar 20,9% year on year. Sementara itu kenaikan net income atau laba bersih sangat drastis sebesar 81,6% year on year. 


Kemudian untuk laporan keuangan kuartal kedua 2022 ada sekitar 64,4% emiten yang sudah merilis per 2 September 2022. Secara keseluruhan rata-rata pendapatannya masih stabil seperti kuartal pertama sebesar 19,7% year on year untuk IHSG. Namun dibandingkan dengan kuartal pertama, laba bersih dari seluruh emiten yang sudah rilis laporan mengalami sedikit penurunan menjadi 52,4% untuk IHSG. 

Baca juga: Hati-Hati Jebakan Valuasi Murah Ala Saham Batu Bara dan Cara Menghindarinya

2022 Key Market Drivers

  • Peningkatan The Fed Rate lebih cepat dan agresif


Dikatakan lebih agresif karena komentar para gubernur Bank Sentral AS bisa membawa pengaruh terhadap market. Meskipun pelaku pasar sudah banyak yang mengetahui rencana kenaikan suku bunga, tetapi terkadang rencana tersebut bisa berubah menjadi lebih atau kurang agresif. 

The Fed rate per Juli 2022 naik 75 basis poin menjadi 2,5% yang mana merupakan kenaikan keempat kalinya sejak awal tahun. Di satu sisi Bank Indonesia (BI) baru menaikkan suku bunga satu kali sebanyak 25 basis poin menjadi 3,75%. Selisih yang semakin kecil ini sempat mengakibatkan kepanikan di pasar. Alasannya karena khawatir akan terjadi outflow ke USD.

Namun setelah BI memutuskan untuk tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga dan nilai tukar rupiah masih terjaga, pasar menjadi lebih tenang dan pada akhirnya kembali mengalami kenaikan.

  • Harga komoditas


Harga komoditas di awal tahun sempat terjadi euforia yang begitu tinggi sehingga banyak pelaku pasar yang tertarik dengan saham-saham komoditas. Hal ini dikarenakan kenaikan tersebut akan mendorong performa perusahaan yang pada akhirnya membuat valuasi sahamnya terlihat murah.

Meski begitu baru-baru ini ada gangguan khususnya dari China yang GDP-nya melemah dan berpotensi memengaruhi harga komoditas. Jika nanti harganya turun, valuasi sahamnya juga bisa turun seiring dengan performa perusahaan yang mengikuti penurunan tersebut.

  • Kredit tumbuh semakin tinggi

Kredit dalam negeri tumbuh semakin tinggi di atas 10% sejak bulan Juni di mana pada awal tahun hanya sekitar 7-9%. Pertumbuhan ini hasil dari pemulihan perekonomian yang cukup pesat.

  • Kinerja 4 bank besar


Perbankan besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI kemungkinan akan mencatatkan laba bersih tertinggi dalam sejarah mereka.

Tonton: Rekaman Cuantastik 3 September 2022, Market Outlook Semester II/2022

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Inflasi Turun Jadi 2,57% di Januari 2024, Simak Dampaknya ke Saham

1 Feb 2024, 15:05 WIB
article
ArtikelInsight

Dampak Suku Bunga BI yang Ditahan Saat The Fed Masih Berpotensi Hawkish

22 Sep 2023, 16:01 WIB
article
ArtikelInsight

Dampak Ketentuan Suku Bunga LPR China ke Saham Indonesia

23 Agu 2023, 11:24 WIB
article
ArtikelInsight

Keruntuhan SVB: Apa yang Sebenarnya Terjadi dan Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

17 Mar 2023, 14:39 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi