Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Strategi Scalping, Swing, dan Super Trading, Apa Bedanya?

11 Mar 2023, 11:09 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
strategi trading

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal Indonesia tercatat meningkat 89,58% menjadi 7,3 juta Single Investor Identification (SID) per 17 Desember 2021. Di mana investor saham memiliki kontribusi yang paling besar di mana jumlahnya meningkat 101,19% menjadi 3,41 juta orang.

Berbicara soal pasar saham, beberapa di antaranya ada yang ikut berkecimpung dengan memposisikan diri sebagai investor dan ada pula yang menjadi trader. Yang membedakan adalah jangka waktu penyimpanan sahamnya. Investor biasanya memiliki tujuan jangka panjang. Di sisi lain trader cenderung berorientasi pada jangka pendek.

Nah, untuk trading saham sebenarnya punya time frame masing-masing tergantung dari strategi yang digunakan. Di antaranya adalah strategi scalping, swing trading, dan super trading. Memangnya apa sih perbedaan ketiga strategi ini? Mau tahu lebih banyak? Mari simak ulasannya.

Strategi Scalping

Apa itu scalping? Scalping adalah strategi trading dengan cara membeli kemudian menjualnya lagi dalam waktu singkat. Keuntungannya memanfaatkan pergerakan kecil harian harga saham, sehingga strategi scalping sering disebut strategi intra day.

Biasanya aktivitas jual dan beli scalping dilakukan beberapa kali dalam sehari demi memperoleh akumulasi keuntungan yang lebih menggiurkan.Strategi scalping trading dilakukan dengan cara beli pagi jual sore atau jual sore beli pagi. Masa hold saham sekitar dalam hitungan menit sampai sehari.

Ciri-ciri saham untuk scalping adalah saham yang punya volatilitas tinggi seperti saham second liner dan third liner. Kalau dilihat dari chart, sahamnya membentuk candlestick dengan ekor atas atau bawah yang panjang.


Kendati demikian, scalper membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk bisa mendapatkan keuntungan melalui strategi berprinsip “cuan bungkus” ini. Tujuannya agar dapat mencermati pergerakan harga sekecil apa pun guna menunjukkan reaksi yang cepat dan segera mengambil posisi saat harga mulai bergerak.

Oleh karenanya, untung dalam waktu singkat menjadi kelebihan dari strategi scalping. Sedangkan untuk kekurangannya, strategi ini lebih berisiko. Bisa untung cepat, tapi bisa buntung cepat juga. Selain itu semakin sering trading, biaya komisi broker akan ikut bertambah besar. Jadi perlu diperhatikan, jangan sampai komisi yang dibayarkan lebih besar daripada keuntungannya.

Perhatikan ilustrasi di bawah ini.


Katakanlah modal awal sebesar Rp10 juta dengan jumlah transaksi yang dilakukan sebanyak 21 kali. Secara rinci, 12 kali untung dan 9 kali rugi. Meskipun profit yang didapat sebesar Rp750 ribu, trader tetap mengalami kerugian sekitar Rp303 ribu karena biaya komisi lebih tinggi daripada keuntungan, yaitu Rp1.057.750.

Baca juga: Strategi Trading Scalping, Begini Caranya

Strategi Swing Trading

Swing trading adalah strategi jual beli saham ketika indikator menunjukkan tren naik atau turun yang berkisar mulai dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Dibandingkan dengan scalping, swing trading terbilang lebih santai karena tidak harus selalu memonitor chart saham selama berjam-jam.

Saham pilihan yang cocok untuk swing trading adalah yang memiliki volatilitas cukup tinggi, meski tidak setinggi untuk scalping yang bisa naik turun drastis dalam intra-day.Dengan kata lain bisa naik dalam waktu singkat, dan juga turunnya cepat dalam time frame harian. Hal ini bertujuan agar ayunan harga terendah dan tertinggi dalam tren keseluruhan yang lebih besar bisa dimanfaatkan untuk pembelian dan penjualan.

Cara beli saham menggunakan swing trading bisa dengan buy on breakout (beli saat harga naik) atau buy on weakness (beli saat harga turun dan mantul). Swing trading memiliki tingkat risiko yang hampir mirip dengan scalping. Maka dari itu, perlu melakukan proteksi atas nilai saham dengan memasang stop loss. Pembatasan risiko untuk strategi ini rata-rata sebesar 5%.

Sementara itu untuk kelebihan dan kekurangannya juga sama seperti scalping. Swing trader bisa merasakan profit lebih cepat. Namun pada saat pasar dalam tren naik, trader bisa cenderung hilang barang ketika habis jualan. Dan ketika market volatile, akan lebih challenging karena harga mudah naik dan turun, terutama saat tren sideways.

Risiko biaya komisi yang besar juga mungkin dirasakan oleh swing trader tapi tidak seintens scalper.

Baca juga: Strategi Swing Trading Saat Market Sideways

Strategi Super Trading

Strategi trading berikutnya adalah super trading. Super trading berfokus pada pergerakan jangka menengah yang biasanya berkisar dalam rentang waktu beberapa bulan. Pada strategi ini, tidak terlalu banyak aktivitas jual dan beli. Namun sifatnya tetap fleksibel. Jika sudah harus jual karena ada tanda siklus distribusi (harga menuju penurunan), maka bisa lakukan penjualan saham. Ciri-ciri saham untuk super trading adalah saham yang masuk tren naik atau siklus partisipasi dan pergerakannya cenderung stabil.

Pembelian saham dengan super trading dilakukan ketika harga mengalami breakout dari masa sideways panjang disertai peningkatan volume yang signifikan. Untuk pembatasan risikonya, ada di sekitar 10% atau lebih kecil dari itu.

Dengan jangka waktu yang lebih lama, super trading memungkinkan para trader untuk tetap bisa beraktivitas seperti biasa, seperti bekerja dan belajar sambil melihat pertumbuhan harga dari saham yang dipegang.

Meskipun begitu, trader tetap perlu waspada terhadap false breakout yang sering terjadi dari peralihan siklus akumulasi ke siklus partisipasi.

Baca juga: 4 Siklus Pasar Saham: Akumulasi, Partisipasi, Distribusi, dan Kapitulasi

Jadi strategi apa yang akan kamu pakai? Scalping? Swing trading? Atau super trading? Jika kamu tertarik untuk belajar lebih banyak tentang ketiga strategi trading ini, yuk upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPemula

Perhitungan Break Even Point Supaya Kamu Tahu Sudah Untung atau Belum

13 Jan 2023, 16:28 WIB
article
ArtikelPemula

Istilah Price In Harga Saham, Apa Maksudnya?

10 Nov 2022, 16:18 WIB
price in harga saham
ArtikelPemula

Aset Safe Haven Emas, Pahami Maksud dan Keuntungannya Di Sini

11 Nov 2022, 16:21 WIB
aset safe haven emas
ArtikelPemula

Ekonomi AS Diprediksi Double-Dip Recession, Apa Maksudnya?

2 Nov 2022, 15:45 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi