Deretan Data Ekonomi Terbaru, Gimana Prospek Pasar Saham?
https://emtrade.id/blog/8408/deretan-data-ekonomi-terbaru-gimana-prospek-pasar-saham
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,88%. Pada penutupan perdagangan sesi pertama 11.30 WIB, IHSG berada di level 6.948,31, merupakan koreksi terparah sepanjang tahun ini.
Pasar saham Indonesia konsisten berada di zona merah sejak awal perdagangan. Pun investor asing juga mencatatkan net sell jumbo senilai Rp 1,64 triliun di seluruh pasar.
Sejumlah sentimen dalam negeri mengiringi laju IHSG pada sesi pertama hari mulai dari PDB hingga inflasi.
BACA JUGA: Begini Penyebab Saham Big Bank Koreksi dan Prospek ke Depannya
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2022. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten berada di 5%, tepatnya 5,01% secara tahunan.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai melambat jika dibandingkan dengan kuartal IV-2021 yang tumbuh 5,02% secara tahunan.
Jika dibandingkan secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 0,96%. Ini jadi pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartalan berada di teritori negatif sejak kuartal I-2021.
Merebaknya virus Covid-19 varian baru, Omicron, di Indonesia membuat pemerintah melakukan tindakan preventif dengan memberlakukan PPKM ketat. Hal ini berdampak pada ekonomi Indonesia.
Ditinjau dari sektor lapangan usaha, enam dari sembilan sektor mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal-I 2022 dibandingkan kuartal sebelumnya (qoq)
Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial bernasib paling apes. Tercatat pertumbuhannya -16,54% secara kuartalan. Diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian yang turun -2,81% secara kuartalan.
Sementara itu, industri pengolahan dan perdagangan yang memiliki bobot besar ke PDB masing-masing tumbuh tipis 0,75% dan 1,18% secara kuartalan.
Pembatasan juga berdampak pada PDB berdasarkan pengeluaran. Hampir seluruh komponen turun. Hanya pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh tipis 0,19% secara kuartalan.
Sementara pengeluaran konsumsi Lembaga non-Profit yang Melayani Rumah Tangga turun 1.29% secara kuartalan. Pengeluaran konsumsi pemerintah jatuh 50,54% jadi pemberat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Investasi pun turun 2,56% secara kuartalan. Sementara ekspor dan impor masing-masing tumbuh 3,18% dan 4,63% secara kuartalan.
Meskipun melambat, dibukanya kembali ekonomi pada kuartal II-2022 membuka asa pertumbuhan yang lebih tinggi. Terlebih lebaran yang akhirnya tidak dibatasi mobilitasnya.
Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 ini masih tinggi di tingkat 5,1%. Sementara Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,5% - 5,3%.
Inflasi
Di sisi lain, inflasi Indonesia pada bulan April melonjak 3,47% secara tahunan. Laju inflasi tersebut lebih cepat dari bulan sebelumnya sebesar 2,64% secara tahunan.
Sementara inflasi bulanan tercatat 0,95%, lebih cepat dari bulan sebelumnya sebesar 0,66% secara bulanan.
Komponen makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil besar dalam laju inflasi. Komponen tersebut memiliki andil 5,2% inflasi tahun ke tahun atau 0,46% terhadap inflasi April 2022.
Kemudian komponen transportasi pun memiliki andil inflasi yang tinggi. Terhadap inflasi tahun ke tahun, komponen ini memiliki andil 4,84%. Sementara andil dalam inflasi April sebesar 0,29%.
Laju inflasi yang semakin cepat disebabkan oleh harga komoditas dunia yang melonjak. Terutama komoditas energi membuat biaya bahan baku menjadi lebih mahal.
Tingginya harga sembako juga turut berkontribusi terhadap terkereknya laju inflasi bulan April.
PMI
Aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada bulan April 2022 meningkat menjadi 51,9%.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik batas. Jika di atas 50, maka artinya dunia manufaktur sedang dalam fase ekspansi.
Produksi dan permintaan baru yang bertumbuh akibat ekonomi yang membaik jadi pendorong laju PMI Indonesia pada bulan April.
Seiring dengan tingkat produksi yang bertumbuh, pembukaan lapang kerja pun makin baik. Pada akhirnya mempengaruhi aktivitas pembelian karena meningkatnya daya beli.
“Tanda-tanda positif sektor manufaktur Indonesia karena perbaikan kondisi ekonomi terlihat dari kenaikan permintaan dan produksi yang lebih kuat,” kata Jingyi Pan, Economics Associates Director S&P Global dalam laporan.
Laju inflasi yang tinggi menurut Jingyi Pan mempengaruhi kepercayaan berbisnis di Indonesia meskipun permintaan meningkat. Menurutnya, kepercayaan berbisnis turun tajam pada bulan April dan sangat penting untuk memantau dampak kenaikan tekanan inflasi.
Lalu, bagaimana strategi trading dan investasi saham setelah rilis data ekonomi terbaru Indonesia serta gejolak ekonomi global? Yuk upgrade ke VIP member Emtrade
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
-FR-
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/8408/deretan-data-ekonomi-terbaru-gimana-prospek-pasar-saham
Tren Harga Batu Bara Lagi Naik, Sahamnya Ikutan Naik?
Holding Geothermal Bakal Segera Dibentuk, PGEO Jadi Induknya
Lagi Genjot Ekspansi, Saham Kesehatan Makin Bergairah di Tengah Isu Polusi?
Perancis Dorong Harga Batu Bara, Gimana Prospek Sahamnya?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial