Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Peluang dan Tantangan untuk Sektor Properti di Tahun 2024

5 Jan 2024, 13:29 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Pada tahun 2024, kinerja perusahaan properti di Indonesia kemungkinan akan terpengaruh secara signifikan oleh beberapa faktor positif yang mendorong peningkatan profitabilitas. Faktor utama di antaranya adalah proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Pembangunan IKN yang kian gencar dilakukan diperkirakan akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi sektor properti, terutama karena investasi besar-besaran dari sektor swasta yang mencapai Rp45 triliun untuk berbagai fasilitas seperti hotel, pusat perbelanjaan, pendidikan, dan rumah sakit.

Salah satu contoh perusahaan properti besar yang berinvestasi di IKN adalah PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), yang telah memulai pembangunan superblok "Pakuwon Nusantara" di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan investasi sebesar Rp5 triliun. Proyek ini mencakup area seluas 7,2 hektare dan terletak di lokasi strategis di Kawasan Sumbu Kebangsaan. 

Selain itu, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga berinvestasi di IKN melalui penyertaan saham minoritas di PT Kusuma Putra Alam (KPA), dengan investasi sebesar Rp50 miliar.

Pembangunan IKN diharapkan akan mendorong perpindahan penduduk dari Jakarta ke IKN, yang akan meningkatkan permintaan untuk tempat tinggal seperti rumah dan apartemen. Namun, dampak positif pembangunan IKN ini diperkirakan akan terasa dalam jangka waktu yang lebih panjang karena perpindahan penduduk akan dilakukan secara bertahap.

Dalam jangka pendek, penurunan suku bunga acuan di AS oleh The Fed, yang kemungkinan akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI), dianggap sebagai faktor penting yang akan mendorong kinerja perusahaan properti. Penurunan suku bunga berdampak ke suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik konsumen untuk membeli properti.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga memberikan insentif pajak PPN DTP untuk pembelian rumah hingga Rp2 miliar. Sedangkan untuk pembelian rumah hingga insentif PPN Rp 5 miliar tetap diberikan, namun dibatasi pembeliannya hanya Rp2 miliar.

Keringanan ini akan berlangsung dalam dua tahap, pertama dari November 2023 hingga Juni 2024, dan kedua dari Juli 2024 hingga Desember 2024.


Beberapa emiten properti yang paling diuntungkan dari sentimen ini bisa dibaca di artikel berikut.


Baca juga: Daftar Saham yang Diuntungkan dari Sentimen Bebas PPN Pembelian Rumah

Di sisi lain, industri hotel dan pusat perbelanjaan juga diperkirakan akan menunjukkan kinerja yang positif. Tingkat hunian hotel diharapkan akan melampaui tingkat sebelum pandemi, dan pusat perbelanjaan di Jakarta dan Jabodetabek tetap menunjukkan tingkat okupansi yang tinggi. 

Namun, ada beberapa tantangan yang mungkin membatasi kinerja penjualan pada semester pertama tahun 2024. Di antaranya adalah efek pemilihan umum  (pemilu) di bulan Februari 2024 serta Idul Fitri di bulan April 2024.

Dengan demikian kinerja industri perhotelan diperkirakan baru akan pulih pada kuartal kedua 2024. Hal ini disebabkan adanya perlambatan musiman pada awal tahun, terutama menjelang tahun pemilu. Kondisi ini biasanya memicu sentimen wait and see dari para pelaku pasar lantaran hasil pemilu akan memengaruhi kebijakan ke depan.

Belum lagi jika proses pemilu memerlukan putaran kedua. Itu berarti tahap pemulihan bisnis hotel mungkin tertunda. 

Di samping itu, adanya perayaan Ramadhan dan Idul Fitri yang artinya hari libur jatuh pada kuartal I/2024, maka diperkirakan akan meredam aktivitas bisnis. Efeknya, penjualan properti mungkin menurun karena fokus konsumen bergeser ke persiapan dan perayaan Idul Fitri. Adapun proses administratif dan pembangunan juga bisa tertunda karena libur panjang.

Secara keseluruhan, prospek kinerja emiten properti di tahun 2024 tampaknya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor positif, namun juga dihadapkan pada beberapa tantangan jangka pendek.

Baca juga: Tips Menganalisis Laporan Keuangan Sektor Properti: Investor Wajib Tahu!

Lantas, saham properti mana yang saat ini paling menarik? Mau tahu jawabannya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Gaji Dipotong Tapera, Apa dan Gimana Dampaknya?

30 Mei 2024, 13:05 WIB
article
ArtikelInsight

BBRI Masih Nyaman di Level 4000-an, Apa yang Mesti Dilakukan Holder?

29 Apr 2024, 14:20 WIB
article
ArtikelInsight

Harga Nikel Cetak Rekor, Sahamnya Menyala

22 Apr 2024, 16:23 WIB
article
ArtikelInsight

Rupiah Ambruk ke Level Terendah Empat Tahun, Begini Korelasinya ke IHSG Secara Historis

17 Apr 2024, 11:51 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi