Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Ada Sentimen Inflasi Turun dan Pemilu, Sektor Consumer Goods Bakal Bersinar?

3 Okt 2023, 14:55 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emtraders, inflasi indeks harga konsumen di Indonesia pada bulan September 2023 mengalami penurunan yang signifikan menjadi 2,28% dibandingkan dengan 3,27% pada bulan Agustus 2023. Meskipun demikian, angka ini masih sedikit lebih tinggi daripada perkiraan konsensus yang memproyeksikan inflasi sebesar 2,2%. 


Tingkat inflasi ini merupakan yang terendah sejak Februari 2022, yang disebabkan oleh perlambatan: 

  • Harga perumahan (1,26% vs 1,40% di bulan Agustus)

  • Transportasi (0,99% vs 9,65%)

  • Sandang (0,98% vs 1,12%)

  • Rekreasi, olahraga, dan budaya (1,58% vs 1,88%), 

  • Perabotan (1,97% vs 2,21%)

  • Akomodasi/restoran (2,40% vs 2,88%)

  • Kesehatan (2,14% vs 2,69%)


Tingkat inflasi tetap berada dalam target bank sentral sebesar 2-4% Secara bulanan, inflasi harga konsumen naik 0,19% di bulan September, setelah turun tipis 0,02% di bulan Agustus, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,14%.


Sementara itu, tingkat inflasi inti melandai ke level terendah dalam 20 bulan terakhir, mencapai 2% YoY pada bulan September 2023 (dibandingkan dengan 2,18% YoY pada bulan Agustus 2023), yang lebih rendah daripada perkiraan konsensus sebesar 2,08% YoY. Selama tahun ini, Indonesia telah mencatatkan tingkat inflasi sebesar 1,63% YTD hingga September 2023.


Di saat yang bersamaan, alur tahapan pemilu akan mulai memasuki masa kampanye pemilu pada 28 November 2023 - 10 Februari 2024. Pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp76,6 triliun untuk pemilu serentak  di tahun 2024. Anggaran tersebut  naik tiga kali lipat jika dibandingkan dengan pemilu terakhir tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp25,7 triliun.


Baca juga: Benarkah Pemilu Berdampak Terhadap IHSG?

Prospek Sektor Consumer Goods

Pertanyaannya, bagaimana kedua sentimen tersebut bisa memberikan benefit ke sektor consumer goods?


Perlu diketahui bahwa dengan data inflasi yang tercatat turun, artinya harga barang dan jasa sebagian besar sudah turun. Sehingga hal ini diharapkan dapat mendukung pemulihan daya beli masyarakat, terutama di segmen menengah ke bawah. 


Maka pada akhirnya sentimen inflasi turun berpotensi menguntungkan perusahaan consumer goods. Yang mana beberapa di antaranya mengalami penurunan penjualan pada kuartal kedua tahun 2023 akibat inflasi yang membuat masyarakat menahan belanja mereka.


Namun, yang perlu digaris bawahi adalah penurunan inflasi yang signifikan di bulan September turut didorong oleh high base effect karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan September 2022. Akibatnya, kontribusi dari komoditas bensin terhadap inflasi bulan September 2023 telah berkurang. 


Sehingga kita masih perlu wait and see apakah penurunan signifikan ini bersifat sementara atau berkelanjutan di bulan-bulan mendatang.


Kemudian dari sisi pemilu, biasanya pesta demokrasi ini berpotensi mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat. Anggaran pemilu umumnya akan meningkatkan daya beli terutama pada permintaan produk F&B dan kunjungan ke minimarket. 


Apalagi Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2023 menandakan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 


Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2023 sebesar 125,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 123,5 pada Juli 2023. IKK yang naik bisa semakin mengonfirmasi daya beli masyarakat yang tetap terjaga.


Selain perputaran uang selama pemilu, tahun ini consumer goods juga akan diuntungkan dari harga komoditas yang menurun. Sebab dengan begitu margin berpotensi membaik karena biaya bahan dasar mereka menjadi lebih murah.


Lalu, bagaimana kinerja keuangan saham consumer goods secara historis saat ada pemilu?




Berdasarkan data di atas, saham yang membukukan pertumbuhan paling kencang adalah ICBP,  INDF, dan GGRM. Sedangkan sisanya minim dampak.




Secara historis, valuasi kelima saham tersebut masih sangat terdiskon. Namun, jika dibandingkan secara sektoral, maka INDF menjadi saham yang valuasinya paling murah saat ini, yaitu di 6,57x.


Bagaimana strategi trading dan investasi di era tahun politik? Apa saja pilihan sahamnya yang potensial? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Jelang Lebaran, Gimana Potensi dan Kinerja Emiten Poultry Secara Historis?

4 Apr 2024, 11:55 WIB
article
ArtikelInsight

HRUM Makin Fokus ke Nikel, Diproyeksikan Bisa Dorong Laba Bersih Naik 33% di 2024

27 Mar 2024, 13:44 WIB
article
ArtikelInsight

BEI Terapkan Mekanisme Full Call Auction, Simak Dampaknya ke Investor

26 Mar 2024, 12:18 WIB
article
ArtikelInsight

ADRO Punya Proyek EBT Jumbo, Begini Prospeknya

22 Mar 2024, 13:35 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi