Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Benarkah Pemilihan Umum (Pemilu) Berdampak terhadap IHSG ?

28 Nov 2023, 13:00 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image
Pesta demokrasi Indonesia yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali merupakan suatu siklus fenomena yang biasanya dicermati secara seksama oleh investor. Kira-kira, apa efek adanya pemilu terhadap kinerja IHSG ya?

Mengingat siklusnya selalu berulang, maka korelasinya terhadap IHSG menjadi suatu studi yang hasilnya paling ditunggu oleh pelaku pasar. Sifat berulang dari pergerakan harga inilah yang dikaitkan dengan psikologis pasar. Artinya, pelaku pasar cenderung bereaksi secara konsisten terhadap ransangan pasar yang sama dari waktu ke waktu.

Pertanyaan yang paling mendasar terhadap studi ini adalah: Apakah IHSG cenderung bearish apa bullish di tahun pemilu? 


Untuk menjawab ini, maka data historis dari pemilu terakhir harusnya bisa dijadikan acuan. Dalam lima kali pemilu yang diselenggarakan mulai dari tahun 1999, 2004, 2009, 2014, hingga 2019, tercatat IHSG mengalami sikus bullish dengan rata-rata kinerja IHSG mencapai 45,21%.

Figure 1: Data Pergerakan IHSG dalam 5 tahun pemilu Terakhir



Dilihat dari pencapaiannya, kinerja IHSG tertinggi terjadi pada tahun 2009 dimana IHSG melompat 86,98%. Disisi lain, kinerja terendah IHSG di tahun pemilu tercatat pada Pemilu terakhir di tahun 2019 dengan kenaikan tahunan hanya mencapai 2,18%.

Berikut analisis pergerakan indeks selama lima pemilu terakhir? Berikut penjelasannya.

1. Pemilu 1999

Melonjaknya IHSG pada tahun 1999 sebenarnya didorong oleh pulihnya perekonomian setelah krisis hebat di tahun 1998 serta adanya masa transisi pemerintahan Presiden Soeharto ke wakilnya saat itu Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie). 

Namun, kepemimpinan BJ Habibie dianggap tidak bertahan lama karena 13 bulan sejak menjabat, Pemilu kembali dilaksanakan dengan pengangkatan Abdurahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden RI selanjutnya.

Figure 2: Pergerakan IHSG tahun 1999



Efek sentimental peralihan kekuasaan di rezim orde lama ke rezim reformasi inilah yang membuat publik perlahan percaya pada masa depan Indonesia, termasuk investor asing yang kala itu cenderung wait and see untuk berinvestasi di Indonesia pasca krisis politik di kala itu. Alhasil, pada saat penutupan tahun 1998, IHSG berada pada level 398,04 dan ditututup pada 1999 pada level 676,92. Ini artinya, IHSG tumbuh 70,06%

2. Pemilu 2004 

Pada pemilu 2004, bisa dibilang optimisme pasar cenderung menguat karena adanya sejarah baru bagi Indonesia dimana Presiden dan Wakil Presiden bisa dipilih langsung oleh warga negara Indonesia.

Masa-masa ini dianggap hidupnya era demokrasi di Indonesia, sehingga investor asing dan domestik kala itu melihat adanya momentum perkembangan investasi yang baik di Indonesia.

Figure 3: Pergerakan IHSG tahun 2004


Tidak heran bila kenaikan IHSG pada tahun 2004 merupakan sumbangan dari memuncaknya euforia masyarakat Indonesia terhadap perubahan peta pemilu di Indonesia. IHSG ditutup di level 1.000,23 saat penutupan 2004 atau menguat 44,5% yoy.

3. Pemilu 2009

Pada pemilu di tahun 2009, bisa dibilang terdapat perubahan secara minor pada sistem pemilu dengan adanya ketentuan electoral threshold pada pemilu sebelumnya dengan parliamentery threshold sebesar 25%. 

Meski demikian, respon bullish-nya IHSG saat itu lebih terdorong oleh momentum pemulihan pasar indeks pasca terjadinya krisis tahun 2008. Dimana  IHSG ditutup di level 1.000,23 saat penutupan 2004 atau menguat 86,98%.

Figure 4: Pergerakan IHSG tahun 2009


Selain itu, pelaku pasar cenderung optimis dengan berlanjutnya masa pemerintahan terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono yang dinilai memberikan efek kepastian akan berlanjutnya program-program yang belum terselesaikan sebelumnya.


4. Pemilu 2014

Pada tahun 2014, bisa dibilang euforia Pemilu tidak seagresif tahun-tahun sebelumnya yang sarat akan perubahan yang substansial. Di pemilu 2014, pasar mulai melihat dinamika politik yang lebih stabil dan cenderung mengesampingkan isu politik dan lebih memperhatikan perkembangan ekonomi secara global.

Figure 5: Pergerakan IHSG tahun 2014


Meski demikian, pada tahun 2014 pasar masih dinilai bullish dengan kenaikan indeks ke level 5.226,95 pada akhir 2014 atau menguat IHSG 22,2%. 

5. Pemilu 2019

Di pemilihan umum tahun 2019, pertumbuhan tingkat indeks kembali terlihat tidak se-agresif pada kinerja tahun-tahun pemilu sebelumnya yang ditutup meningkat secara tajam. Adapun, sentimen eksternal banyak memainkan peran bagi fluktuasinya IHSG yang ditutup hanya menguat 2,18%.

Figure 6: Pergerakan IHSG tahun 2019


Sebagaimana diketahui, tahun 2019 merupakan tahun dimana konflik antara China dan AS dalam hal neraca dagang membuat tekanan terjadi di seluruh global, termasuk Indonesia. Meski Jokowi dan Ma’ruf amin telah terpilih kembali, itu tidak membuat pasar optimis mengingat kecenderungan isu eksternal yang membuat pergerakan ekonomi secara nasional tertekan saat itu.

Perkembangan pergerakan IHSG di era Pemilu dari masa ke masa akhirnya bisa disimpulkan secara historis bahwa: Secara rata-rata, IHSG memang akan cenderung bullish dengan rata-rata kenaikan mencapai 45,2%. Dilihat dari kesimpulan tersebut, kita boleh optimis bahwa IHSG mencatatka kinerja positif yang cenderung positif di momentum adanya Pemilu.

Namun, validitas ini belum tentu akurat karena pergerakan indeks juga ternyata dipengaruhi oleh sentimen eksternal seperti yang terjadi pada tahun 2019 silam. Artinya, meski sebagian besar menguat, investor tetap harus mewaspadai dampak negatif dari pasar global dan nasional yang bisa jadi mempengaruhi pergerakan bursa di momentum pemilu.

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


-WS-


Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.






Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi