Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Nasib Inflasi Jelang Bulan Puasa, Begini Efeknya ke Harga Saham

27 Feb 2023, 11:25 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Bulan Februari tidak terasa tinggal menghitung beberapa hari saja dan pelaku pasar kini mengalihkan perhatian menunggu rilis data inflasi pada 1 Maret 2023 mendatang, pasca Bank Indonesia (BI) mulai mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. 


Inflasi IHK periode Februari 2023 diproyeksikan akan naik tipis ke 5,3% dibandingkan bulan sebelumnya di 5,28% secara tahunan. Sedangkan, inflasi inti secara tahunan masih akan melandai ke 3,2% dibandingkan bulan sebelumnya di 3,27%. 


Inflasi inti yang masih ditargetkan masih akan berada dalam rentang target BI di 3% +/- 1% menjadi satu alasan mengapa BI pada Februari lalu mempertahankan suku bunga acuan untuk pertama kalinya setelah menaikkan suku bunga 6 bulan beruntun.


Selain itu, BI juga menilai bahwa suku bunga acuan di level 5,75% sudah cukup memadai untuk menurunkan ekspektasi inflasi ke rentang 3% +/- 1% di semester 2/2023 mendatang.


Baca juga : Tren Suku Bunga Naik Berakhir. Begini Prospeknya!


Kenapa Inflasi IHK diprediksi naik tipis di Februari 2023? Apa Saja Faktor Pendorongnya? 


Inflasi IHK di Februari 2023 diproyeksi akan naik tipis karena mulai terdampak momentum persiapan bulan Puasa dan Lebaran mendatang. Hal ini memang sudah menjadi hal yang biasa terjadi tiap tahunnya dimana 1 bulan sebelum Ramadhan beberapa harga barang pokok akan naik karena permintaan yang tinggi.. 


Menurut Kemendag, sejumlah barang pokok diketahui sudah mengalami lonjakan harga secara bulanan, seperti beras medium naik 3,54% menjadi Rp11.700 per kg, beras premium naik 2,27% menjadi Rp13.500 per kg, minyak goreng curah naik 3,52% menjadi Rp14.700 per liter, MinyaKita naik 7,80% menjadi Rp15.200 per liter, dan bawang merah naik 4,28% menjadi Rp41.500 per kg.


Walaupun begitu, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) akan terus memperkuat sinergi dalam mengendalikan inflasi atau menjaga stabilitas harga, serta ketersediaan pasokan untuk ke depan. 


Strategi BI dan Pemerintah Dalam Pengendalian Inflasi 

Menurut Bank Indonesia (BI) bersama dengan pemerintah, keduanya akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk melanjutkan langkah-langkah pengendalian inflasi.


Ada 5 langkah strategi yang ditempuh untuk memperkuat koordinasi baik ditingkat pusat dan daerah, sebagai berikut : 

  1. Memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional; 

  2. Menjaga inflasi komponen Volatile Food (VF), utamanya pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) sehingga berada dalam kisaran 3,0% - 5,0%. 

  3. Memperkuat ketahanan pangan domestik melalui: (i) akselerasi implementasi program lumbung pangan; dan (ii) perluasan kerja sama antardaerah; 

  4. Memperkuat ketersediaan data pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi; 

  5. Memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat.


Selain itu, dalam menjaga pasokan dalam negeri menjelang puasa dan lebaran pemerintah bersama dengan Kemendag akan melakukan beberapa langkah seperti meningkatkan suplai minyak goreng kemasan dan curah hingga 450ribu ton per bulan atau naik 50% per dari kebutuhan nasional sebesar 300ribu ton per bulan. 


Karena itu, produsen CPO diminta untuk menandatangani pernyataan kesanggupan suplai dan melaporkan realisasi penyaluran DMO. Kemendag juga menutup sementara penjualan MinyaKita melalui e-commerce untuk membatasi penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan membatasi pembelian hanya berlaku 2 liter per orang per hari. 


Kesimpulan


inflasi IHK pada Februari 2023 diproyeksi bisa naik tipis karena sejumlah harga barang pokok yang naik merespon persiapan jelang Puasa dan Lebaran di kuartal 2/2023. Kami nilai ini adalah hal yang wajar karena merupakan siklus tahunan dan tidak terlalu berdampak negatif ke pergerakan harga saham. 


Namun kita tetap perlu monitor realisasi inflasi IHK dan inflasi inti karena akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia. 


Mau belajar trading dan investasi saham lainnya secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade. 


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi