Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Laba Bersih Meroket Jaminan Fundamental Emiten Bagus? Begini Faktanya

25 Nov 2022, 15:47 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Ketika momentum rilis laporan keuangan, investor pasti langsung ingin melihat, berapa pertumbuhan laba bersih emiten yang dikoleksinya. Kenaikan laba bersih sering digambarkan kinerja emiten yang membaik, tapi apakah betul selalu begitu?


Begini Arti Laba Bersih dalam Laporan keuangan


Asumsi kenaikan laba bersih berarti kinerja emiten membaik sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Soalnya, secara logika, jika laba bersih naik, maka fundamentalnya pun akan semakin baik dan pada ujungnya harga saham akan ikutan naik.


Namun kenyataannya, meski beberapa emiten mencatatkan laba bersih, atau lonjakan laba bersih yang signifikan tapi harga sahamnya justru tidak naik, malah turun. Kenapa begitu?


Soalnya, laba bersih bukanlah satu-satunya faktor yang valid untuk menggambarkan kinerja suatu emiten.


Kenapa tidak valid? karena ada beberapa pos pendapatan yang sebenarnya belum menerima uang tunai, seperti floating profit dari hasil investasi. Lalu, laba bersih juga belum tentu menggambarkan hasil dari keuntungan operasional karena ada beberapa pos pendapatan lain-lain dari selisih keuntungan kurs mata uang atau hasil penjualan aset.


Untuk itu, selain melihat laba bersih, investor bisa melihat laporan arus kas untuk melihat bagaimana kinerja keuangan dari operasional perusahaan. 


Apa Bedanya Laba Bersih dan Kas Arus Kas?


Pertama, investor harus memahami bahwa laba itu BERBEDA dengan arus kas. Perusahaan bisa saja menghasilkan laba dalam jumlah besar, tapi tidak bisa membayar tagihan ke supplier. Kok bisa?


Sebagai contoh, kamu adalah sebuah pemilik dari perusahaan furniture. Suatu hari, kamu mendapatkan orderan besar senilai Rp1 miliar atas perlengkapan kursi untuk kebutuhan Rumah Sakit (RS).


Sementara itu, biaya yang perlu Anda keluarkan untuk menjalankan order kursi tersebut adalah Rp400 juta. Maka atas transaksi ini, Anda melaporkan mendapatkan laba bersih sebesar Rp600 juta yang tertulis dalam laporan laba rugi.


Meski demikian, laporan laba rugi tidak mendeteksi mengenai transaksi yang terjadi: kapan kas atas orderan tersebut berpindah?


BACA JUGA: Ini Deretan Saham yang Bagikan Dividen Terbesar, Lalu Bagaimana Strategi Investasinya? Baca di sini ya


Melanjutkan contoh di atas, sebut saja ternyata pihak Rumah Sakit membayar tagihan kursi bukan dengan sistem cash, namun pembayaran bertahap selama 30 hari. Padahal, Anda juga membutuhkan modal untuk membayar supplier agar Anda dapat meproduksi kursi tersebut dalam waktu 10 hari.


Karena itu, maka ada sedikit masalah disini. Bagaimana caranya agar Anda dapat membayar ke supplier Anda selama 10 hari kedepan sementara pembayaran atas order kursi akan dilakukan pada hari ke-30?


Inilah yang mendasari adanya perbedaan antara laba dan juga arus kas. Perusahaan yang meraih keuntungan di dalam laporan laba rugi bisa jadi belum mampu untuk membayar tagihan kepada supplier dengan asumsi perusahaan kehabisan sejumlah kas.


Dari contoh ini juga, kita dapat pemahaman bahwa kas yang diterima tidak tercatat pada saat terjadinya penjualan, namun di saat klien atau customer benar-benar membayar tagihan yang kita keluarkan. Sebaliknya, kas keluar tidak dicatat pada saat perusahaan melakukan pembelian, namun pada saat perusahaan benar-benar membayarnya kepada supplier.


Oleh karena itu, laporan arus kas menjadi sangat penting untuk dicermati agar investor mendapatkan informasi apakah perusahaan mampu untuk membayar tagihannya tepat waktu atau tidak.


Dampak apabila perusahaan tidak mampu menjaga arus kasnya adalah: supplier akan berhati-hati dalam memberikan persediaan kepada perusahaan. Kalau ini terjadi, maka konsekuensinya cukup fatal karena akan mempengaruhi produksi perusahaan serta berimplikasi pada menurunnya penjualan dan laba bersih kedepannya. Dampak lainnya adalah perusahaan bisa jadi harus membayar penalty fee atas terlambatnya pembayaran yang memberikan efek turunnya laba akibat meningkatnya beban yang harus dibayar perusahaan.


Secara keseluruhan, Laporan Arus Kas ini juga dianggap mampu menjadi indikator apakah Perusahaan benar-benar menguntungkan atau hanya hanya untung di atas kertas? Apabila Perusahaan mencatatkan Laba Bersih yang positif, namun memiliki arus kas yang minus, maka bisa dikatakan bahwa Perusahaan tersebut hanya untung di atas kertas. Sebaliknya apabila Perusahaan memiliki laba bersih yang positif dan arus kas yang baik pula, maka bisa dikatakan perusahaan tersebut benar-benar menguntungkan.


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-WS-

emtrade.id/disclaimer




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelFundamental

Berapa Beban Operasional Emiten yang Ideal? Baca Penjelasannya di Sini

3 Jan 2023, 13:32 WIB
article
ArtikelFundamental

Kepentingan Non-Pengendali pada Laporan Keuangan itu Apa sih?

27 Des 2022, 18:31 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi