Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Bunga KPR Naik, Begini Prospek Saham Properti

22 Nov 2022, 10:30 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali sepanjang 2022. Kenaikan suku bunga BI itu pun langsung berefek ke bunga KPR floating rate. Lalu, apa efeknya ke saham properti ya?

Melihat adanya tren suku bunga, tidak sedikit orang yang merasa ragu untuk beli rumah. Dengan begitu permintaan properti dinilai akan terhambat seiring dengan kenaikan tersebut. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Suku Bunga KPR

Ketika suku bunga acuan pertama kali naik di bulan Agustus, perbankan sudah mulai menaikkan suku bunga KPR mereka. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata suku bunga dasar KPR sudah naik 4 basis poin dari 8,57% pada Juli, menjadi 8,61% pada Agustus.

Tidak menutup kemungkinan suku bunga KPR akan kembali mengalami peningkatan selama BI masih berencana untuk menaikkan suku bunga acuan beberapa kali lagi.

Prospek Saham Properti

Penjualan rumah baru sepanjang Juli-September 2022 tumbuh 13,58% secara tahunan. Angkanya terhitung sedikit melambat jika dibandingkan April-Juni 2022 yang tumbuh 15,23%.  Namun, penyebab utama perlambatan bukan berasal dari KPR, melainkan kenaikan harga rumah yang berkontribusi sebesar 25,13%.

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal III/2022 naik 1,94% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 1,66%. Secara kuartalan IHPR juga naik 0,54% yang terjadi di semua tipe rumah, mulai dari berukuran kecil, sedang, hingga besar. Hal itu disebabkan oleh naiknya bahan bangunan seiring dengan kelanjutan tingkat inflasi.

Sedangkan proporsi suku bunga KPR terhadap penurunan merupakan terendah kedua hampir mencapai 12%. Meski begitu selama ada kelanjutan kenaikan suku bunga, tren pertumbuhan penjualan properti berpotensi terus mengalami perlambatan. Pengaruh insentif DP 0% juga dinilai kurang efektif lantaran tidak terlalu meringankan beban konsumen yang ingin membeli properti.

Di sisi lain kinerja pendapatan emiten properti pada Juli-September 2022 masih cenderung positif.

  • BSDE: +73,02% Rp3,3 triliun

  • SMRA: +11,41% Rp1,48 triliun

  • PWON: +31,22% Rp1,74 triliun

  • APLN: +283,5% Rp5,18 triliun*

  • CTRA: -2,51% Rp2,56 triliun

*Penjualan APLN meningkat berkat penjualan Central Park.

Kesimpulan

Kenaikan suku bunga KPR saat ini masih belum terlalu terpengaruh terhadap penjualan properti. Soalnya, kenaikan bunga KPR terjadi di suku bunga KPR floating, di mana suku bunga floating berlaku setelah periode suku bunga promo selesai sehingga posisi konsumen sudah membeli rumah. 

Adapun, permintaan rumah baru masih berpotensi mencatatkan pertumbuhan karena adanya suku bunga promo yang biasanya fix selama beberapa tahun dan suku bunga yang cenderung rendah. Apalagi, BI juga menetapkan tingkat loan to value (LTV) yang menentukan minimal uang muka beli rumah masih 0% sampai 2023. 

Paling, tantangan dari penjualan properti saat ini adalah bagaimana kondisi daya beli masyarakat seiring perlambatan ekonomi. Ditambah ada risiko kenaikan bahan baku bangunan karena posisi harga komoditas masih tinggi.

Dengan kondisi seperti ini, saham properti yang paling potensial adalah yang memiliki porsi pendapatan berulang atau recurring income terbesar. Contoh pendapatan berulang itu bisa dalam bentuk, sewa perkantoran, tenant di mall, dan sebagainya.

Baca juga: 3 Sentimen Makroekonomi yang Paling Berdampak Terhadap Saham Properti

Mau tahu timing yang ideal untuk jual dan beli saham properti? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE- -TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Laba Bersih TLKM Turun Secara Tahunan di Kuartal I/2024, Gimana Basis Kuartalan?

19 Apr 2024, 15:37 WIB
article
ArtikelInsight

SIDO Siap Catat Perbaikan Kinerja, Simak Potensi Dividennya

5 Apr 2024, 14:26 WIB
article
ArtikelInsight

Perbandingan Kinerja Emiten Properti, Mana yang Paling Kuat?

5 Apr 2024, 10:32 WIB
article
ArtikelInsight

SRTG Raih Rekor Pendapatan Dividen, Neraca Makin Kuat

4 Apr 2024, 16:34 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi