Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Jurus Trading Saham Menghadapi Window Dressing

31 Okt 2022, 15:11 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image
Bagai oase di padang gurun, Window Dressing merupakan salah satu momen yang kehadirannya paling dinanti oleh pelaku pasar, terutama menjelang akhir tahun. Alasannya, window dressing bisa membuat harga saham menguat sehingga investor bisa mencetak imbal hasil yang lebih besar. Lantas, apa itu Window Dressing?

Window Dressing secara definisi merupakan strategi yang biasanya dimanfaatkan oleh manajer investasi yang bertujuan untuk meningkatkan performa kinerja portfolio sebelum nantinya kepada klien hingga pemegang saham.


Ibarat wanita yang berusaha tampil cantik dengan melakukan usaha mempercantik diri menggunakan alat kosmetik, maka manajer investasipun dapat mempercantik diri dengan melakukan window dressing agar penampilan portfolio dana yang dikelola menjadi semakin menarik bagi klien.

Bagaimana Praktik Window Dressing terjadi?


Secara praktiknya, manajer investasi memiliki laporan kinerja dan daftar kepemilikan saham yang biasanya secara rutin akan di kirimkan ke klien tiap kuartalnya. Laporan yang dikirimkan ini biasanya akan menjadi acuan klien untuk terus memantau kinerja pengembalian atas investasi mereka.

Jika laporan kinerja memiliki performa yang gemilang, manajer investasi tentunya akan menjadikan indikator tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan pengelolaannya. Namun, hal yang berbeda terjadi apabila kinerja mereka tertinggal. Maka, window dressing akan menjadi salah satu cara untuk mempercantik kinerja portfolio mereka.

Cara yang dilakukan hanyalah dengan menjual saham yang memiliki kerugian besar dan menggantinya dengan saham yang sedang naik dan berpotensi memberikan keuntungan jangka pendek. Jika ini dilakukan, kinerja porftolio manajer investasi secara keseluruhan akan meningkat.

Secara periode, manajer investasi biasanya akan melakukan window dressing pada akhir kuartal disaat perusahaan merilis laporan keuangan kuartalan seperti di bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Namun, hasil dari window dressing biasanya akan terasa pada bulan-bulan setelahnya yaitu April, Juli, Oktober, dan Januari.

Figure 1: Tren IHSG tiap bulan selama 10 tahun terakhir.

Sumber: Bloomberg

Meski demikian, fenomena window dressing yang paling signifikan terjadi pada bulan Desember. Sebagai catatan, kinerja indeks pada bulan Desember selama 10 tahun terakhir tercatat mengungguli rata-rata pengembalian yang ditawarkan pada bulan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa tren window dressing biasanya paling akan dirasakan di bulan Desember dibanding dengan bulan-bulan lainnya.

Lantas, Bagaimana Jurus Profit saat Window Dressing?


Dengan memahami bahwa window dressing pada umumnya terjadi pada Desember dimana harga saham cenderung atraktif yang tercermin dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada pada fase uptrend, maka beberapa strategi tersebut mungkin dapat membantu Anda untuk memaksimalkan profit di momentum window dressing. Strategi tersebut adalah :

Melakukan akumulasi saham pada bulan November

Meski Desember merupakan bulan yang paling dinanti oleh pelaku pasar tiap tahunnya, secara historis kinerja IHSG pada bulan November justru berada pada tren bearish. Berdasarkan Bloomberg, IHSG cenderung tertekan dengan rata-rata penurunan sebesar -0,49% dalam waktu 11 tahun terakhir.

Penurunan yang terjadi pada November inilah merupakan momentum yang tepat bagi pelaku pasar untuk mengakumulasi saham-saham yang cenderung bearish pada bulan November untuk nantinya dapat memberikan profit di momentum window dressing, terutama di bulan Desembe hingga Januari.

Saham Bluechip Unggulan masih sering menjadi tiang window dressing

Window dressing biasanya akan banyak melibatkan saham-saham yang tergolong bluechip dibanding saham-saham second liner maupun third -liner. Dengan demikian, memanfaatkan untuk trading maupun investasi pada saham blue-chip biasanya akan lebih menjadi pilihan bagi pemegang saham dalam memanfaatkan window dressing.

Faktor likuiditas, konsistensi dividen, hingga kualitas fundamental yang lebih solid juga biasanya menjadi alasan kenapa pelaku pasar cenderung memilih saham blue-chip dibanding saham second third liner.

Cermat Memilih Industri yang Sedang Uptrend.

Meski window dressing identik dengan tren kinerja IHSG bulan Desember yang cukup atraktif, bukan berarti kinerja saham akan selalu menghijau tiap bulan Desember. Seperti penjelasan diawal, manajer investasi biasanya akan membuang saham dengan kerugian paling besar untuk menggantinya dengan saham yang sedang atraktif.

Aksi membuang saham normalnya membuat beberapa saham akan mengalami tekanan, meski disisi lain beberapa saham akan menguat seiring dengan tren industrinya serta adanya akumulasi saham oleh manajer investasi. Hal inilah yang membuat pelaku pasar harus cermat untuk memahami industri pilihan yang dapat dimanfaatkan di momentum window dressing. 

Jika pelaku pasar tidak cermat dalam seleksi industri, maka bisa jadi pelaku pasar justru terjebak pada saham di industri yang sedang mengalami penurunan.

Jangan lupa, gunakan alokasi dana yang sudah kamu siapkan khusus ya untuk berinvestasi, terutama dalam memanfaatkan tren window dressing.

Mau belajar trading dan investasi saham secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade. 
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


-WS-


Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi