Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Saham Potensial Window Dressing 2022

29 Okt 2022, 14:04 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Banyak trader maupun investor yang menanti-nanti momen emas pasar saham di akhir tahun. Soalnya, aksi window dressing yang dilakukan oleh manajer investasi dinilai mampu menaikkan performa market. Lantas, apakah efek window dressing akan terjadi di penghujung tahun ini? Kira-kira sektor apa saja yang bisa di-watch? Berikut ulasannya.

Memahami Window Dressing

Window dressing adalah salah satu strategi mempercantik portofolio yang digunakan oleh manajer investasi dalam periode penutupan akhir tahun. Tujuannya selain untuk meningkatkan performa keuangan juga untuk memperbaiki laporan keuangan. Sehingga mereka bisa menarik minat para calon investor.

Cara kerjanya, mereka akan jual saham yang rugi dari portofolio kelolaan. Nah, hasil penjualan selanjutnya akan masuk menjadi kas perusahaan. Kemudian mereka beli saham yang cenderung bakal bergerak naik dan bisa kasih imbal hasil menarik. Nah, dengan adanya modal jumbo yang masuk ke saham tersebut, harga saham pun akan terdorong naik.

Baca juga: Tips Menghadapi Risiko di Pasar Saham

Potensi Window Dressing 2022

Secara tren 20 tahun terakhir, rata-rata kenaikan indeks acuan IHSG di bulan Desember sebesar 4,42%. Angka ini merupakan yang paling besar jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.


Kita tahu bahwa belakangan ini sedang heboh isu resesi atau perlambatan ekonomi. Wuhan juga kembali lock down karena kasus Covid-19 yang kembali naik di sini. Adapun perang Rusia-Ukraina yang belum kunjung usai. Denga isu-isu tadi, apakah di akhir tahun akan ada window dressing

Di tahun ini risiko global tetap ada, namun sebagian sudah di price in oleh pasar. Artinya pergerakan indeks seperti Nasdaq, S&P 500, dan Dow Jones rata-rata sudah turun banyak secara year-to-date. Sehingga kita tidak perlu khawatir berlebihan. 

Adapun fondasi ekonomi Indonesia sejauh ini masih tetap solid dan tangguh. Trade balance positif, cadangan devisa cukup bagus, inflasi terkontrol, serta pertumbuhan ekonomi cukup baik di level 5% meskipun sedikit melambat. 

Sementara itu Amerika Serikat mencatatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III sebesar 2,6%. Itu berarti AS artinya sudah keluar dari status resesi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sejauh ini tidak ada indikator yang berlebihan terkait isu resesi. Dengan begitu ada kemungkinan window dressing terjadi pada akhir tahun ini. 

Baca juga: Ekonomi Indonesia Tahan Banting, Kata Siapa Akan Resesi? Ini Alasannya

Strategi Memanfaatkan Window Dressing

  • Pilih saham di sektor yang tepat

Saham-saham rugi yang dijual manajer investasi merupakan saham yang secara sektoral kurang atraktif. Oleh sebab itu ada sektor yang naik, ada pula yang turun. Makanya, penting untuk tahu sektor yang tepat saat memanfaatkan momentum window dressing.

  • Saham blue chip itu wajib

Kenapa blue chip? Karena saham yang didorong adalah saham-saham blue chip atau bisa juga sebagian besar saham dari LQ45. Mungkin beberapa ada second liner tapi tidak sebanyak blue chip mengingat manajer portofolio cenderung lebih menyukai blue chip.

  • Kondisi fundamental masih menjadi syarat utama

Pastikan perusahan punya laba atau eprtumbuhan kinerja keuangan yang solid.

  • Saham paling hits biasanya akan paling banyak diincar

Saham-saham ini biasanya jadi saham yang akan dibeli oleh manajer portofolio untuk melakukan window dressing. 

  • Kelola ekspektasi dengan bijak

Siapkan psikologi trading yang tepat agar tidak terbawa emosi.

Baca juga: 4 Mindset untuk Mengendalikan Emosi di Pasar Saham

Sektor yang Bisa Dilirik

Banking

Upside:

  • Sektor defensif, diuntungkan saat suku bunga nik

  • Kinerja cukup solid hingga 9M22

  • Dividend player

Downside:

  • Valuasi di atas rata-rata

  • Perlambatan penyaluran kredit

Sektor banking memiliki probabilitas naik di Desember dalam 10 tahun terakhir:

  • BBCA – Winning rate 78%, rata-rata naik 4,32%

  • BBRI – Winning rate 89%, rata-rata naik 4%

  • BBNI – Winning rate 78%, rata-rata 4,62%

  • BMRI – Winning rate 78%, rata-rata naik 4,69%

Consumer

Upside:

  • Normalisasi harga bahan baku seperti CPO dan sebagainya

  • Sektor defensif

  • Dividend player

  • Valuasi atraktif

Downside:

  • Kenaikan (kembali) harga bahan baku

  • Penurunan daya beli

Sektor consumer memiliki probabilitas naik di Desember dalam 10 tahun terakhir:

  • ICBP – Winning rate 67%, rata-rata naik 3,76%

  • INDF – Winning rate 67%, rata-rata naik 2,7%

  • GGRM – Winning rate 56%, rata-rata naik 3,86%

Properti

Upside:

  • Booming commodity meningkatkan pembelian rumah

  • Perpanjangan kebijakan LTV oleh Bank Indonesia (BI)

  • Benefit dari recurring income

Downside:

Kenaikan tingkat suku bunga mengurangi minat pembelian properti

Sektor properti memiliki probabilitas naik di Desember dalam 10 tahun terakhir:

  • BSDE – Winning rate 67% rata-rata naik 1,53%

  • PWON – Winning rate 67%, rata-rata naik 1,2%

Retail

Upside:

  • Seasonality kuartal 4 yang lebih baik

  • Valuasi atraktif

Downside:

  • Melemahnya konsumsi

  • Melemahnya nilai tukar

Sektor retail memiliki probabilitas naik di Desemebr dalam 10 tahun terakhir:

  • RALS – Winning rate 56%, rata-rata naik 2,78%

  • ACES – Winning rate 60%, rata-rata naik 1,9%

CPO

Upside:

  • Permintaan yang lebih tinggi di akhir tahun dan awal tahun

  • Valuasi relatif atraktif

Downside:

  • Risiko turunnya harga dampak melemahnya permintaan dari China & India

  • Kenaikan harga pupuk mendorong biaya operasional

Sektor CPO memiliki porbabilitas naik di Desember dalam 10 tahun terakhir:

  • AALI – Winning rate 56%, rata-rata naik 2,48%

  • LSIP – Winning rate 67%, rata-rata naik 4,25%

Baca juga: Menilik Fakta IHSG di November, Investment Hack Buat Para Trader dan Investor

Mau dapat trading signal dari Stock Picks Emtrade sekaligus baca analisisnya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

HRUM Makin Fokus ke Nikel, Diproyeksikan Bisa Dorong Laba Bersih Naik 33% di 2024

27 Mar 2024, 13:44 WIB
article
ArtikelInsight

ASSA Bidik Pendapatan Rp4,8 Triliun Selama 2024, Apa Pendorongnya?

6 Mar 2024, 13:30 WIB
article
ArtikelInsight

Harga Emas Sentuh ATH, Sahamnya Bakal Berkilau?

5 Mar 2024, 14:21 WIB
article
ArtikelInsight

Unboxing Saham Terkait Program Prabowo-Gibran, Seberapa Diuntungkan?

16 Feb 2024, 16:33 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi