Di tengah isu adanya melambatnya daya beli masyarakat, Unilever Indonesia (UNVR) kini kembali dikaitkan dengan sentimen penarikan produk secara masal bagi entitas grupnya di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Berbahayanya produk-produk shampo besutan Unilever tersebut dinilai memberikan efek negatif yang berbahaya bagi penggunanya. Lantas, bagaimana nasib Unilever Indonesia (UNVR) terhadap isu tersebut?
Setelah hebohnya kasus penggunaan campuran berbahaya pada obat cair anak, kini industri produk konsumsi masyarakat dunia kembali ikut terseret terhadap adanya bahan yang disebut memberikan efek berbahaya bagi penggunannya.
Teranyar, Food and Drug Administration (FDA) AS mengintruksikan agar produk milik Unilever Plc seperti Dove, TRESemme, Nexxus, Suave, dan TIGI untuk ditarik menyusul adanya isue bahwa produk-produk tersebut mengandung benzena yang disinyalir dapat menyebabkan kanker.
Figure 1: Produk Unilever Plc yang ditarik di AS dan Kanada
Sumber: Google
Di AS, produk-produk shampoe milik Unilever tersebut bukanlah produk sembarang mengingat beberapa dari mereka merupakan salah satu dari sepuluh shampoo pilihan warga AS paling favorit di 2021.
Sebut saja Dove yang produknya digunakan oleh 24 juta masyarakat di AS dan menempati urutan ke-2 sebagai produk dengan pengguna terbanyak di AS. Begitu juga dengan Suave yang menempati urutan ke-5 dengan jumlah konsumsi pengguna tahun 2021 mencapai 35 juta masyarakat.
BACA JUGA: Cash is The King ala Warren Buffett
Hal ini memberikan suatu pernyataan yang cukup jelas bahwa fenomena penarikan produk yang masal ini dapat memberikan efek yang cukup material bagi performa kinerja bisnis Unilever PLC kedepannya, terutama untuk kategori Home & Personal Care (HPC).
Penting diketahui, Unilever PLC dan dan Unilever Indonesia merupakan dua perusahaan digrup yang sama namun terpisah secara entitas, produksi, dan negara pasarnya.
Produk Unilever Indonesia ikut terseret?
Fenomena penarikan produk massal di AS dan Kanada mungkin memang cukup menghebohkan jagat konsumen lokal di negara tersebut. Namun, pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah memberikan pernyataan bahwa jenis produk yang diduga memiliki kandungan berbahaya tersebut tidak terdaftar dan tidak tersebar di Indonesia.
Di sisi lain, manajemen Unilever Indonesia juga ikut memberikan komentar bahwa Unilever Indonesia bukan bagian dari penarikan Shampo yang terdaftar dan tidak ada produk maupun pasar Unilever yang terkena dampak dari penarikan produk tersebut.
Pernyataan manajemen dan BPOM ini membuat kinerja saham UNVR cenderung resilien ditengah memanasnya isu penarikan produk-produk yang dianggap memiliki bahan berbahaya tersebut. Pasca sentimen ini rilis di publik, kinerja saham UNVR tercatat cenderung menguat ke level area yang cukup solid.
Dengan demikian, kami melihat bahwa kinerja UNVR seharusnya tidak ada terdampak oleh berita yang berkaitan dengan penarikan kasus produk yang dimiliki Unilever PLC pada Amerika Serikat (AS) dan Kanada tersebut. Meski demikian, bukan artinya UNVR terlepas dari isu lain yang masih perlu monitor. Diantaranya adalah: Bagaimana realisasi kinerja UNVR di Kuartal III/2022 pasca naiknya inflasi ?
Kinerja Kuartal III/2022 Paling Dinanti
Sebagai catatan, perhatian pelaku pasar masih cenderung terfokus pada rilis kinerja Unilever pada periode Kuartal III/2022 yang diekspektasikan akan dipublikasikan pada pekan ini. Sebagai catatan, UNVR memang mulai mencatatkan pemulihan kinerja pada kuartal II/2022 sebelumnya dimana penjualan tercatat meningkat 13,9% secara kuartalan atau terakselerasi 6,38% secara tahunan menjadi Rp21,4 triliun. Dari sisi laba, UNVR-pun berhasil menambah pundi-pundi sebesar Rp384 miliar menjadi Rp3.4 triliun.
Figure 2: Kinerja Unilever Indonesia 2Q22
Sumber: Google
Melandainya harga komoditas pada periode kuartal III/2022 kembali disebut akan menjadi bumper bagi kinerja UNVR setelah sempat terdampak oleh kenaikan harga bahan baku pada kuartal-kuartal sebelumnya. Selain itu, UNVR juga mengambil langkah penyesuaian harga jual rata-rata pada kuartal III/2022 untuk menjaga margin perusahaan tetap solid.
Meski demikian, kinerja UNVR di kuartal III/2022 masih menjadi misteri yang akan terus dinanti oleh pelaku pasar. Sebagai penutup, UNVR kini diperdagangkan pada rasio P/E sebesar 29,6 kali atau dibawah rata-rata P/E 5 tahun sebesar 38 kali.
Mau belajar trading dan investasi saham secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade.
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
-WS-
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
Artikel Lainnya
Video Populer