Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Begini Untung-Rugi PTBA Jika Ambil PLTU PLN

19 Okt 2022, 15:23 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Ditutup pada level auto reject bawah (ARB) di harga 3.960 pada perdagangan 18 Oktober lalu, PTBA melanjutkan penurunan pada sesi I hari ini (19/10). Hari ini harga saham PTBA mengalami gap down menuju harga 3.720 atau mengalami penurunan 6,06% pada pembukaan bursa. Penurunan yang signifikan selama 2 hari tersebut disebabkan katalis dari perjanjian antara PLN dan PTBA yang menimbulkan tanda tanya besar bagi investor.

Sebagaimana diketahui, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menandatangani perjanjian kerangka kerja (PFA) untuk program memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dimiliki PLN. Pada perjanjian tersebut, PTBA akan mengambil alih kepemilikan PLTU Jawa Barat-2 atau yang biasa disebut PLTU Pelabuhan Ratu.

BACA JUGA: 4 Ciri Portofolio Saham yang Ideal

Langkah tersebut merupakan awal dari rencana mempercepat masa pensiun PLTU yang dimiliki PLN secara bertahap hingga tahun 2056 untuk mendukung program pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Sekilas tentang PLTU Pelabuhan Ratu

PLTU Pelabuhan Ratu merupakan satu dari 5 PLTU bertenaga batubara yang menjadi pemasok listrik bagi regional Jawa Barat, disamping beberapa pembangkit listrik lain yang bertenaga gas & uap, air, surya, dan panas bumi lain.

Dalam hal kapasitas, PLTU Pelabuhan Ratu memiliki 3x350 megawatt dengan masa operasional selama 15 tahun, masa operasional tersebut turun dibandingkan sebelum program pemensiunan dini PLTU di 24 tahun.

Melalui kapasitas 3x350 megawatt tersebut, ditambah asumsi pengenaan kelas tarif penjualan listrik IPP ke PLN yang tertinggi di Rp485/kwh dan serapan serta penggunaan kapasitas secara maksimal, maka PTLU Pelabuhan Ratu dapat memiliki arus kas sebesar Rp4,46 triliun per tahun menurut perhitungan Emtrade. Meskipun utilisasi maksimal akan sulit dicapai melihat kondisi listrik di Indonesia yang oversupply.



Ini Dampaknya ke PTBA

Bagi PTBA, adanya perjanjian tersebut akan berdampak signifikan kepada perusahaan dengan beberapa multiplier efek yang mungkin akan dirasakan kedepan. Dampak tersebut berupa:

  1. Biaya Akuisisi Tinggi

Nilai dari PLTU Pelabuhan ratu tersebut ditaksir mencapai US$800 juta atau setara dengan Rp12 triliun (menggunakan kurs Rp15.000/US$). Nilai tersebut cukup signifikan bagi PTBA, melihat posisi kas PTBA per Juni 2021 hanya sebesar Rp4,17 triliun. Apabila dibandingkan dengan capaian laba bersih perusahaan semester I/2022 yang disetahunkan, maka nilai PLTU tersebut setara dengan 95% potensi laba PTBA di tahun 2022.


Meski demikian, kami melihat terbuka peluang skema pendanaan lain dari energy transition mechanism yang disusun oleh pemerintah.


  1. Pendapatan dari PLTU

Sebagaimana perhitungan yang kami sampaikan diatas, PLTU Pelabuhan ratu dapat menghasilkan arus kas sebesar Rp4,46 triliun per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 13,2% dari pendapatan PTBA tahun 2021.

 

  1. Laba Tidak Maksimal karena Beban Penyusutan

Melalui asumsi nilai buku PLTU Pelabuhan Ratu setara dengan potensi nilai akuisisi di Rp12 triliun serta masa operasional yang diperkirakan akan berjalan 15 tahun. Maka ada potensi terdapat beban penyusutan tambahan sebesar Rp800 miliar per tahunnya, dimana nilai tersebut hampir naik 9 kali lipat dibandingkan beban penyusutan tahun 2021 sebesar Rp89,9 miliar.


Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi margin dan laba bersih perusahaan kedepan.

 

  1. Dividen Tidak Maksimal

Melihat akuisisi tersebut akan banyak memakan belanja modal dan kas perusahaan, kami menilai bahwa potensi dividen PTBA akan menurun dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang menilai PTBA akan membagikan dividen besar di tahun 2023 karena kinerjanya yang diuntungkan dari momentum harga batubara.

Sehingga, akuisisi tersebut akan memiliki dampak yang bervariatif, positif dari sisi potensi arus kas baru, tetapi negatif dari sisi potensi struktur modal, profitabilitas, dan dividen. Meski demikian, saat ini manajemen masih berada dalam proses due diligence untuk program tersebut, sehingga keputusan final dapat mempengaruhi potensi kinerja PTBA ke depan.


Bagaimana potensi PTBA untuk trading dan investasi? yuk upgrade menjadi VIP member Emtrade. 

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

-AVV-


Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi