Ditutup pada level auto reject bawah (ARB) di harga 3.960 pada
perdagangan 18 Oktober lalu, PTBA melanjutkan penurunan pada sesi I hari ini
(19/10). Hari ini harga saham PTBA mengalami gap down menuju harga 3.720 atau mengalami penurunan 6,06% pada
pembukaan bursa. Penurunan yang signifikan selama 2 hari tersebut disebabkan
katalis dari perjanjian antara PLN dan PTBA yang menimbulkan tanda tanya besar
bagi investor.
Sebagaimana diketahui, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menandatangani perjanjian kerangka kerja (PFA) untuk program memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dimiliki PLN. Pada perjanjian tersebut, PTBA akan mengambil alih kepemilikan PLTU Jawa Barat-2 atau yang biasa disebut PLTU Pelabuhan Ratu.
BACA JUGA: 4 Ciri Portofolio Saham yang Ideal
Langkah tersebut merupakan awal dari rencana mempercepat masa pensiun PLTU yang dimiliki PLN secara bertahap hingga tahun 2056 untuk mendukung program pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2060.
Sekilas tentang PLTU Pelabuhan Ratu
PLTU Pelabuhan Ratu merupakan satu dari 5 PLTU bertenaga batubara
yang menjadi pemasok listrik bagi regional Jawa Barat, disamping beberapa
pembangkit listrik lain yang bertenaga gas & uap, air, surya, dan panas
bumi lain.
Dalam hal kapasitas, PLTU Pelabuhan Ratu memiliki 3x350 megawatt
dengan masa operasional selama 15 tahun, masa operasional tersebut turun
dibandingkan sebelum program pemensiunan dini PLTU di 24 tahun.
Melalui kapasitas 3x350 megawatt tersebut, ditambah asumsi pengenaan kelas tarif penjualan listrik IPP ke PLN yang tertinggi di Rp485/kwh dan serapan serta penggunaan kapasitas secara maksimal, maka PTLU Pelabuhan Ratu dapat memiliki arus kas sebesar Rp4,46 triliun per tahun menurut perhitungan Emtrade. Meskipun utilisasi maksimal akan sulit dicapai melihat kondisi listrik di Indonesia yang oversupply.
Ini Dampaknya ke PTBA
Bagi PTBA, adanya perjanjian tersebut akan berdampak signifikan
kepada perusahaan dengan beberapa multiplier efek yang mungkin akan dirasakan
kedepan. Dampak tersebut berupa:
- Biaya Akuisisi
Tinggi
Nilai dari PLTU Pelabuhan ratu tersebut ditaksir mencapai US$800 juta atau setara dengan Rp12 triliun (menggunakan kurs Rp15.000/US$). Nilai tersebut cukup signifikan bagi PTBA, melihat posisi kas PTBA per Juni 2021 hanya sebesar Rp4,17 triliun. Apabila dibandingkan dengan capaian laba bersih perusahaan semester I/2022 yang disetahunkan, maka nilai PLTU tersebut setara dengan 95% potensi laba PTBA di tahun 2022.
Meski demikian, kami melihat terbuka peluang skema pendanaan lain dari energy transition mechanism yang disusun oleh pemerintah.
- Pendapatan dari
PLTU
Sebagaimana perhitungan
yang kami sampaikan diatas, PLTU Pelabuhan ratu dapat menghasilkan arus kas
sebesar Rp4,46 triliun per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 13,2% dari
pendapatan PTBA tahun 2021.
- Laba Tidak
Maksimal karena Beban Penyusutan
Melalui asumsi nilai buku PLTU Pelabuhan Ratu setara dengan potensi nilai akuisisi di Rp12 triliun serta masa operasional yang diperkirakan akan berjalan 15 tahun. Maka ada potensi terdapat beban penyusutan tambahan sebesar Rp800 miliar per tahunnya, dimana nilai tersebut hampir naik 9 kali lipat dibandingkan beban penyusutan tahun 2021 sebesar Rp89,9 miliar.
Kondisi tersebut tentu
akan mempengaruhi margin dan laba bersih perusahaan kedepan.
- Dividen Tidak
Maksimal
Melihat akuisisi
tersebut akan banyak memakan belanja modal dan kas perusahaan, kami menilai
bahwa potensi dividen PTBA akan menurun dibandingkan dengan ekspektasi pasar
yang menilai PTBA akan membagikan dividen besar di tahun 2023 karena kinerjanya
yang diuntungkan dari momentum harga batubara.
Sehingga, akuisisi tersebut akan memiliki dampak yang bervariatif, positif dari sisi potensi arus kas baru, tetapi negatif dari sisi potensi struktur modal, profitabilitas, dan dividen. Meski demikian, saat ini manajemen masih berada dalam proses due diligence untuk program tersebut, sehingga keputusan final dapat mempengaruhi potensi kinerja PTBA ke depan.
Bagaimana potensi PTBA untuk trading dan investasi? yuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
https://emtrade.id/blog/9904/begini-untung-rugi-ptba-setelah-ambil-pltu-pln
Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?
Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN
Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play
Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial