Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconRisk Management

4 Ciri Portofolio Saham yang Ideal dan Cara Mengaturnya Agar Menjadi Ideal

17 Okt 2022, 16:38 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Portofolio kamu stagnan? Atau malah susah bertumbuh karena banyak merahnya? Emtraders, pengaturan portofolio itu penting lho untuk menghasilkan profit yang maksimal. Jadi bukan melulu soal analisis saham yang potensial saja, ya. Dari sisi portofolio pun harus tetap dikelola dengan baik supaya jadi portofolio yang ideal.

Sayangnya masih banyak orang yang melupakan hal ini. Tidak ada pertimbangan tentang berapa jumlah saham dan porsi yang dibeli dalam satu portofolio. Alhasil portofolio berantakan dan tidak bisa tumbuh secara konsisten.

Nah, supaya kamu bisa lebih cuan, simak dulu yuk artikel di bawah ini!

Ciri-Ciri Portofolio yang Ideal

Evaluasi dulu, apakah kondisi portofolio kamu sudah ideal atau belum?  Buat check list dan beri tanda jika sudah memenuhi kriteria ideal.

1.       Pakai Uang Dingin

Diawali dengan uang dingin, bukan uang hasil ngutang, dana pendidikan, dana pernikahan, dan lain sebagainya. Jika ternyata setelah dievaluasi uang yang dipakai di saham ini adalah uang untuk kebutuhan mendatang seperti dana pendidikan, maka carilah cara untuk kurangi posisi. Terutama ketika BEP atau untung. Nah, kalau ditahap ini sudah clear, baru kamu bisa masuk ke langkah berikutnya.

2.       Start Small

Prinsip yang kedua adalah start small. Ukuran modal kecil dari masing-masing individu tentu akan berbeda-beda. Tidak bisa dipatok dengan nominal tertentu karena semua tergantung dari kesiapan mental. Kesiapan mental ini sebenarnya berawal dari pengertian atau pemahaman, ilmu, serta pengalaman seseorang akan instrumen investasi saham.

Ilmu yang dimaksud di sini bukan berarti harus dapat sertifikasi profesional. Sebab orang-orang bersertifikasi belum tentu bisa trading saham. Menurut buku Psychology of Money, trading saham, kelola uang, dan kelola investasi itu lebih condong ke kondisi psikologi. Ke arah pikiran, mental, dan juga emosi kita, bukan hitung-hitungan Spreadsheet saja. 

Mungkin kita bisa buat perencanaan pakai Spreadsheet tetapi kalau secara emosi, mindset, dan mental kita belum siap, otomatis hasil trading dan investasi baik di saham maupun non saham akan berantakan.

Misalnya buat keputusan didorong oleh rasa takut dan serakah. Dua emosi ini bisa berasal dari self-esteem seseorang atau dari tuntutan di sekitar. Jadi mau tidak mau dipaksa harus berhasil yang akhirnya menjadi beban dan bikin portoflio berantakan.

Jadi meskipun sudah uang dingin dan start small, harus tetap dibarengi dengan kesadaran secara mental. Bayangkan skenario terburuk di pasar saham selama 2007 sampai sekarang itu kira-kira turun paling banyak berapa persen? Misalnya punya modal Rp100 juta. Seandainya terjadi crash besar lalu rugi 40% berarti sudah hilang Rp40 juta. Kalau rugi 65%, berarti nyangkut Rp65 juta. Kalau belum siap dengan kerugian ini, modalnya diperkecil lagi.

Baca juga: 5 Cara Manajemen Portofolio Saham yang Harus Kamu Tahu

3.       Porsi Saham-Saham Solid Lebih Besar

Adapun persentase untuk beli saham di satu portofolio juga harus diatur. Untuk saham-saham besar dan fundamentalnya solid (contoh: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ASII, TLKM, INDF, ICBP, dan KLBF), porsinya lebih besar sekitar up to 50-60%. Kalau kamu suka dengan perbankan besar, mungkin bisa sekitar 20-30%. Sedangkan sisanya untuk saham-saham lain dengan fundamental bagus tadi.

Selebihnya 40% dari sisa portofolio boleh untuk trading jika memang sudah siap untuk beli cepat dan jual cepat. Namun kalau belum siap, bisa dibagi lagi 20-30% untuk investasi di saham second liner. Secara prinsip berinvestasi di second liner dengan valuasi murah ini harus dibarengi mindset dan belief yang tepat bahwa kamu siap untuk floating loss dengan mindset value investing. Belajar lebih banyak tentang value investing dan peluang di tengah isu resesi dengan coach Emtrade di Workshop Zero to Hero: Value Investing & Opportunity in Crisis. Pendaftaran dan informasi lebih lanjut klik di sini.

Kemudian sisa 20% untuk saham-saham trading. Perlu diingat, besaran ini sifatnya sebagai referensi saja. Persentasenya bisa berubah seiring berjalannya waktu tergantung kondisi market dan valuasi saham.

4.       Isi Portofolio 5-10 Saham

Portofolio sebaiknya diisi sekitar 5-10 saham. Angka ini tidak mutlak yang artinya kalau modalnya hanya Rp1 juta, 5-10 saham jadi kurang ideal. Mungkin hanya cukup untuk 2-3 saham. Idealnya, jika modal mencukupi, diversifikasi dilakukan minimal 5 saham agar tidak terlalu fokus di satu atau dua saham saja. Soalnya, kalau hanya satu sampai dua saham saja, ketika untung, keuntungannya besar, tapi pas rugi, kerugiannya juga besar.

Untuk punya 5 saham setidaknya besaran modal sekitar Rp5-20 juta. Namun tidak ada aturan pasti ya, Emtraders. Bisa pakai modal sesiap mental dan toleransi risiko kita masing-masing. Sedangkan maksimal 10 saham idealnya untuk modal sekitar Rp1-2 miliar. Di atas itu boleh lebih tapi akan jadi sulit bagi pemula untuk mengatur sahamnya karena terlalu banyak.

Katakanlah punya modal Rp2 miliar atau lebih. Maka cara aturnya adalah perbesar komposisi saham-saham berfundamnetal solid sekitar 50-70%.  Lalu sisanya untuk saham berukuran kecil. Cara belinya juga dilakukan secara bertahap bukan berarti 50-70% langsung masuk sekaligus.

Baca juga: Tips Memilih Saham dan Menyusun Portofolio untuk Pemula

Solusi Agar Portofolio Ideal


Sering kali trader maupun investor beli saham terlalu banyak untuk satu portofolio. Belum lagi kalau nyangkut, rugi sekitar 30-50% di saham yang porsi belinya besar, dan banyak saham-saham gorengan.

Solusi pertama yang bisa dilakukan adalah cek porsi dari setiap saham. Misalnya satu portofolio berisi 35 saham, cek dulu saham-saham apa yang mudah untuk “disembuhkan”. Seperti saham yang rugi tapi secara porsi ukurannya kecil. Atau porsi BEP tapi porsinya kecil.

Yang posisinya lagi untung atau rugi, cek fundamental dan teknikal supaya bisa ambil keputusan hold, jual atau tambah. Porsi saham kecil akan lebih mudah untuk dijual jika fundamental dan teknikalnya jelek. Tapi kalau fundamental bagus dan valuasinya murah, boleh pertimbangan untuk tetap hold dan justru bisa tambah porsi.

Sedangkan saham-saham second atau third liner yang naiknya cuma sesaat boleh dijual dulu. Kemudianuntuk yang fundamentalnya jelek tapi teknikal bagus, sebaiknya di-hold sebentar untuk menunggu momentum exit.

Lalu gimana kalau dua-duanya jelek? Ada dua cara. Yang pertama tunggu technical rebound. Cara ini cukup berisiko karena bisa jadi turun banyak dulu sebelum akhirnya ada rebound. Kedua, biarkan saja dan fokus di saham lain. Misalnya saham lain cuan Rp10 juta, alokasikan Rp1 juta untuk cut loss saham yang rugi. Rp1 juta di sini adalah Rp1 juta kerugian dari saham yang sedang rugi.

Kalau porsi saham nyangkut kecil, bisa cut loss semua sekaligus. Kalau besar, cut loss bertahap dari keuntungan saham lain. Pertanyaannya, gimana kalau saham lain belum ada yang cuan? Sabar dan fokus belajar dulu.

Tonton recording Cuantastik: Bedah Portofolio Saham

Mau konsultasi portofolio ke Coach Emtrade? Atau mau dapat akses Stock Picks dan analisis saham? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelRisk Management

Tips Mengatur Portofolio Investasi Saat Ada Potensi Resesi

19 Okt 2022, 16:20 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi