Apa itu Return on Invested Capital (ROIC)? Ini Definisi dan Cara Menghitungnya
https://emtrade.id/blog/9852/apa-itu-return-on-invested-capital-roic-ini-definisi-dan-cara-menghitungnya
Pengembalian modal investasi (return on invested capital atau ROIC) merupakan salah satu rasio profitabilitas dari uang yang diinvestasikan ke perusahaan. Cara perhitungannya cukup sederhana, dengan hanya membagi laba bersih dengan total modal yang diinvestasikan yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Pada dasarnya, rasio yang tinggi dan berkelanjutan lebih diinginkan oleh investor.
Seberapa pentingkah ROIC?
Dengan menghitung ROIC, investor dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal mereka untuk menghasilkan laba dan pengembalian bagi pemilik modal. Disisi lain, alasan ROIC dianggap penting bagi investor adalah:
Investor dapat menggunakannya untuk menilai posisi kompetitif perusahaan dengan kompetitor. Apabila perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, maka dipastikan perusahaan memiliki rasio ROIC yang lebih atraktif dibanding dengan kompetitor mereka.
Menghasilkan ROIC di atas rata-rata adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Sebagai catatan, perusahaan dianggap menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham apabila mereka menghasilkan ROIC yang lebih tinggi dari biaya modal (weighted average cost of capital/WACC)
Bagaimana Menghitung ROIC?
Dalam menghitung ROIC, investor hanya membutuhkan laba bersih perusahaan dan membandingkannya dengan modal perusahaan. Sebagaimana diketahui, modal perusahaan berasal dari dua sumber utama, utang dan ekuitas.
Berikut adalah rumus detailnya:
ROIC = Laba Bersih/Modal yang diinvestasikan
Dimana:
Laba bersih : pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar seluruh total biaya operasional termasuk pajak. Anda dapat menemukannya pada bagian akhir dari laporan laba rugi
Modal yang diinvestasikan : merupakan penjumlahan utang berbunga dan ekuitas pemegang saham. Biasanya, perusahaan akan mengandalkan utang berbunga dari pinjaman bank atau dari penerbitan surat utang. Sementara ekuitas mewakili kepemilikan atas perusahaan.
Secara konseptual, perhitungan ROIC dianggap relatif mudah. Namun dalam praktiknya, beberapa penyesuaian perlu dilakukan agar sesuai dengan konteks analisis. Misalnya, beberapa pelaku pasar akan lebih nyaman menggunakan laba operasional (EBIT) maupun laba bersih dikurangi dividen sebagai pengganti laba bersih.
BACA JUGA: Punya Saham Bank? Pantau Indikator Keuangan Ini Ya
Hal ini tentunya akan memberikan jawaban yang berbeda-beda dalam menghitung ROIC. Meski demikian, yang terpenting adalah investor harus dapat menjustifikasi mengapa menggunakan indikator rasio tersebut.
Berapa tingkat ROIC yang diharapkan?
Pada dasarnya, investor tidak dapat mendasarkan seluruh keputusan hanya berlandaskan pada tingginya rasio ROIC meski nilainya tinggi dibandingkan industrinya. Sebagai catatan, investor perlu mengetahui bahwa ROIC merupakan perhitungan bisnis sehingga perhitungannya bergantung bagaimana perusahaan mampu meraih tingkat ROIC yang lebih tinggi dari biaya modal yang harus dibayar.
Misalnya, apabila suatu perusahaan memiliki ROIC yang lebih tinggi dari industri namun disisi lain dibawah dari tingkat WACC. Maka perusahaan dianggap tidak efisien dan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Disisi lain, perusahaan yang memiliki ROIC yang relatif standar dari industrinya namun mampu mencukupi biaya modalnya, atau memiliki rasio ROIC yang lebih tinggi dari WACC, maka perusahaan tersebut dinilai lebih atraktif dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Maka dari itu, rasio ROIC tidak 100% tepat dan tidak memberi informasi lengkap kepada Anda mengenai rasio profitabilitas perusahaan. Namun, untuk patokan yang umum, ROIC yang lebih tinggi dan berkelanjutan merupakan pertanda baik dan memiliki alasan yang lebih baik untuk menjadi pilihan investasi yang terbaik.
Praktik Menghitung ROIC pada emiten PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
Agar lebih jelas, mari kita praktikan bagaimana cara menghitung ROIC terhadap PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) untuk tahun kinerja 2021.
Sebagaimana diketahui, SIDO mencatatkan laba sebesar Rp1,26 triliun di tahun audit 2021. Sementara itu, perusahaan diketahui tidak memiliki utang pinjaman bank sehingga total modal yang diinvestasikan oleh SIDO pada tahun 2021 adalah murni dari sisi ekuitas sebesar Rp3,47 triliun.
Maka dari itu, ROIC SIDO pada tahun 2021 adalah:
ROIC = Laba Bersih/Modal yang diinvestasikan
= Rp1,26 triliun/Rp3,47 triliun
= 36,31%
Maka dengan demikian, ROIC SIDO pada tahun 2021 adalah 36,3%. Jika Anda membandingkannya dengan perusahaan di kelas industri yang sama, maka semakin tinggi ROIC menggambarkan keunggulan kompetitif perusahaan tersebut dikelasnya.
Sebagai catatan, weighted average cost of capital (WACC) atau biasa dikenal dengan biaya modal pada SIDO tercatat sebesar 10,1% seperti yang dilansir pada data Bloomberg. Dengan demikian, SIDO dianggap memiliki tingkat ROIC yang tinggi karena mampu menghasilkan ROIC jauh di atas dari tingkat WACC di level 36,3% alias lebih tinggi dari biaya modal yang harus dibayarkan.
Jadi Emtrader, demikianlah pemahaman tentang rasio Return on Invested Capital (ROIC). Semoga membantu kalian dalam melakukan analisis profitabilitas perusahaan ya.
https://emtrade.id/blog/9852/apa-itu-return-on-invested-capital-roic-ini-definisi-dan-cara-menghitungnya
Berapa Beban Operasional Emiten yang Ideal? Baca Penjelasannya di Sini
Kepentingan Non-Pengendali pada Laporan Keuangan itu Apa sih?
Pembagian Dividen Saham 101: Penjelasan dan Prosedurnya
Begini Perbedaan Laba Kotor, Laba Operasional, dan Laba Bersih
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial