Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Cara Investor Dunia Tetap Cuan Saat Resesi 2008, Ada Warren Buffett!

3 Okt 2022, 15:26 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Proyeksi resesi pada 2023 oleh Sri Mulyani sedikit banyak mengingatkan kita dengan krisis keuangan dunia tahun 2007-2009. Krisis tersebut merupakan yang terparah sepanjang sejarah perekonomian global sejak terjadinya the Great Depression tahun 1929.

Singkatnya kemerosotan ekonomi dipicu oleh kredit macet di sektor properti atau subprime mortgage Amerika Serikat (AS). Bank investasi raksasa Lehman Brother Holdings menjadi institusi yang paling terdampak. Mereka menyatakan pailit pada 15 September 2008 dengan total utang US$613 miliar kala itu.

Tidak hanya itu, pasar investasi juga langsung rontok karena banyak orang yang khawatir dan akhirnya melakukan panic selling. Namun beberapa investor justru melihat adanya peluang untuk meraup cuan di pasar yang sedang diskon besar. Begitu kondisi perekonomian mulai pulih dan stabil, mereka menuai keuntungan yang fantastis.

Warren Buffett


Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful.”

Nasihat Warren Buffett satu ini berangkat dari pengalamannya memborong saham saat terjadi krisis keuangan 2008. Buffett melalui perusahaannya Berkshire Hathaway membeli saham preferen perpetual Goldman Sachs sebesar US$5 miliar dengan dividen tahunan 10%. Pada April 2011 Goldman menebus saham preferen perpetual itu dari Buffett. Selama tiga tahun sahamnya dipegang, Buffett berhasil meraup keuntungan sebesar US$3,7 miliar di mana US$1,27 miliar adalah dividen.

Belum lagi perolehan dari waran. Ketika awal berinvestai di Goldman sebenarnya Buffett juga menerima waran untuk beli US$5 miliar saham biasa Goldman Sachs dengan harga US$115 per saham. Pada tahun 2013 Buffett menebus warannya dan menerima US$2 miliar secara tunai serta 13,1 juta lembar saham Goldman.

Kemudian investor kawakan ini juga sempat koleksi saham preferen prepetual dari General Electrics pada Oktober 2008 senilai US$3 miliar dengan ketentuan dividen 10%. Saat, General Electrics menebus saham preferen perpetualnya pada Oktober 2011, Buffett mendapatkan uang US$3,3 miliar, serta dividen US$900 juta.

Lalu, Buffett juga mendapatkan waran untuk membeli 135 juta saham biasa senilai US$22,25 per saham dalam lima tahun (dari periode 2008). Buffett pun menebus sekitar 10,7 juta saham biasa General Electrik, kemudian dijual senilai US$315 juta pada 2017.

Warren Buffett menghasilkan US$3,3 miliar ketika General Electrics menebus saham preferennya pada Oktober 2011, serta dividen US$900 juta. Sedangkan waran ditukar dengan 10,7 juta saham yang akhirnya dijual dengan harga sekitar US$315 juta pada tahun 2017.

Baca juga: Rahasia Warren Buffett dalam Mengakumulasikan Nilai Kekayaannya

John Paulson


John Paulson merupakan seorang hedge fund manager sekaligus pendiri perusahaan Paulson & Co yang bergerak dalam bidang manajemen investasi. Pada tahun 2005 Paulson telah memprediksi potensi resesi akibat subprime mortgage. Dengan alasan ini, nama John Paulson mulai popular. Meski begitu dia mampu menghasilkan US$3,7 miliar pada tahun 2007 dan US$2 miliar pada tahun 2008.

Saat krisis mulai reda, dia kembali membeli 168 juta saham Bank of America senilai US$2,22 miliar di tahun 2009. Saham tersebut berhasil memberikan profit sekitar US$500 juta hanya dalam kurun waktu dua bulan. 

Paulson juga melaporkan kepemilikan saham baru selama krisis finansial di bank nasional dan bank regional, termasuk 35 juta saham Regions Financial, 2 juta saham Goldman Sachs, 1,5 juta saham State Street, dan 5 juta saham Fifth Third Bancorp.

Sedangkan dari perolehan instrumen derivatif CDS (credit default swap) dalam rentang waktu 2007-2009, Paulson & Co meraup keuntungan sebesar US$20 miliar. Penghasilan pribadi Paulson sekitar US$4 miliar kala itu.

Baca juga: Belajar dari Kegagalan Ray Dalio di Pasar AS dan Mindset yang Bisa Dipelajari

Steve Eisman


Steve Eisman adalah seorang hedge fund manager yang turut meraup cuan dari resesi 2008. Fun fact, dia merupakan karakter utama dalam buku terlaris Michael Lewis “The Big Short” dan digambarkan oleh aktor Steve Carell dalam film berdasarkan buku tersebut.

Eisman bertaruh melawan ambruknya industri hipotek dengan membeli ratusan juta dolar CDS. Hal ini membawa hasil pada dana lindung nilai di tempat dia bekerja, FrontPoint Partners naik lebih dari dua kali lipat menjadi US$1,5 miliar dari US$700 juta selama krisis ekonomi.

Carl Icahn


Carl Celian Icahn atau yang lebih dikenal sebagai Carl Icahn merupakan pendiri sekaligus pemegang saham pengendali Icahn Enterprises, sebuah perusahaan induk konglomerat asal AS. Selain menjadi pengusaha, Icahn juga dikenal sebagai salah satu investor paling sukses di Wall Street.

Icahn membeli tiga properti casino di Las Vegas, dan menjualnya senilai US$1,3 miliar di tahun 2007. Hasil penjualan tersebut menguntungkan Icahn sekitar US$1 miliar lebih mahal dari harga saat ia beli properti tersebut. Selain itu dia juga beli properti Fontainableau yang bangkrut (sekarang The Drew Las Vegas) seharga US$155 juta atau sekitar 4% dari perkiraan biaya pembangunan.

Icahn berhasil meraup keuntungan saat kondisi ekonomi sudah jauh lebih baik. Pada tahun 2017 akhirnya dia menjual properti tersebut seharga US$600 juta kepada dua perusahaan investasi, dan menghasilkan hampir empat kali lipat dari nilai investasi awalnya.

Baca juga: Duh, Dunia Katanya Bisa Resesi Lagi, Investasi Apa yang Aman?

Jamie Dimon


Jamie Dimon bukanlah investor individu. Dia merupakan seorang presiden direktur bank besar di AS bernama JP Morgan Chase. Di puncak resesi 2008, JP Morgan Chase mengakuisisi Bear Stearns seharga US$10 dolar per saham, atau kira-kira 15% dari nilainya sejak awal Maret 2008.

Kemudian di bulan September tahun yang sama, Washington Mutual juga berhasil diakuisisi dengan harga beli yang lebih rendah dibandingkan di awal tahun. Hasilnya? Aksi akuisisi tersebut menuai miliaran dolar dalam bentuk biaya litigasi yang terkait hipotek.

Baca juga: Nggak Usah Panik, Resesi adalah Bagian dari Siklus Bisnis, Begini Penjelasannya

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPemula

Stop Lakukan 7 Hal Ini Saat Berinvestasi Saham di 2023

29 Des 2022, 16:38 WIB
article
ArtikelInsight

Era Banjir Informasi Bisa Bikin Investor Salah Langkah? Nah Ini Tips Antisipasinya

9 Nov 2022, 16:52 WIB
article
ArtikelInsight

Waran Terstruktur BBCA Hingga MDKA Akan Dirilis, Begini Gambaran Pergerakan Harganya

8 Nov 2022, 16:03 WIB
article
ArtikelInsight

Resesi Global Menanti, Ini 3 Nasihat Warren Buffett untuk Investor

1 Okt 2022, 08:25 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi