Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Dana Pihak Ketiga Bank Mulai Melambat, Gimana Nasib Emiten Perbankan?

28 Sep 2022, 17:23 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Tren kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang telah dimulai dua bulan terakhir ini secara teoritis memang akan memicu kenaikan suku bunga simpanan dan kredit perbankan. Namun, ada lag antara kenaikan suku bunga acuan dengan suku bunga simpanan dan kredit perbankan. Di sisi lain, tren simpanan bank malah turun gara-gara bunga deposito naik. Kalau begitu, bagaimana efeknya ke emiten bank?


Sebagai catatan, BI mencatat bahwa produk simpanan bank per Agustus 2022 masih mencatatkan tren penurunan suku bunga sebesar 44 bps menjadi 2,9%. Tren suku bunga simpanan yang rendah ini menyebabkan instrumen simpanan bank menjadi pilihan aset yang kurang atraktif jika dibandingkan produk investasi lain yang memberikan return lebih tinggi. 


Kurang atraktifnya simpanan bank juga ditandai dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melambat per Agustus 2022 dimana DPK hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,77% secara tahunan atau lebih rendah dibandingkan Juli 2022 yang tumbuh 8,59% secara tahunan. Bahkan, deposito bank sepanjang tahun ini sampai Agustus 2022 turun sekitar Rp38 triliun.


Menurut kami, ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi perlambatan DPK seperti kenaikan inflasi sehingga konsumsi masyarakat lebih tinggi seperti pilihan instrumen aset lain yang lebih atraktif, salah satunya Surat Berharga Negara (SBN). (Figure 1). 


Figure 1. Profil SBN Ritel 


Source : DJPPR Kementerian Keuangan


Perlu diingat, Kementerian Keuangan akhir-akhir ini kembali menawarkan produk SBN ORI 22 yang ditawarkan sejak 26 Sep - 20 Okt 2022 dengan kupon fixed rate 5,95% per tahun. Menariknya imbal hasil akan dibayarkan setiap bulan dan bisa didapatkan selama 3 tahun. 


Kembali lagi ke perbankan. Walaupun simpanan mengalami perlambatan, disatu sisi DPK masih menjadi pilihan utama untuk nasabah yang cenderung konservatif. Selain itu, perbankan nasional juga masih bisa menjaga likuiditas dengan baik seperti yang terlihat dari rasio loan to deposit (LDR), yang menurut masih berada di level moderat yakni di 80,9% hingga Mei 2022. Likuiditas yang baik memungkinkan bank untuk lebih optimal lagi dalam menyalurkan kreditnya dan menjaga Cost of Fund tetap murah. 


Dari sisi kredit, cost of fund yang bisa dipertahankan murah tentunya akan berdampak ke sikap perbankan yang tidak akan buru-buru menaikkan suku bunga kredit. Selain itu, pertumbuhan penyaluran kredit hingga Agustus 2022 tercatat masih tetap ekspansif atau tumbuh 10.6% YoY. Beberapa bank besar seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BCA juga optimis hingga akhir 2022 pertumbuhan kredit masih bisa tumbuh diatas 10%. 


Kesimpulannya, walaupun saat ini perbankan masih ada risiko perlambatan DPK dan risiko penurunan kredit jika ke depan mulai menaikkan suku bunga kreditnya, namun perbankan masih punya pertahanan yang baik dalam menghadapi risiko tersebut karena punya likuiditas yang baik dan loan growth yang ekspansif. 

 

Mau belajar trading dan investasi saham secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade. 

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.







Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi