Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

3 Tips Meminimalisir Risiko di Pasar Saham

16 Sep 2022, 17:16 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Saat mulai masuk ke pasar saham, sebagian orang hanya fokus untuk dapat keuntungan besar saja tanpa mempertimbangkan potensi kerugiannya. Padahal berharap cuan terus di saham adalah satu ekspektasi yang sebenarnya nggak mungkin terjadi. Alhasil banyak yang punya ekspektasi berlebihan di awal dan begitu turun dalam malah jadi kecewa dan merasa kapok.

Meskipun risiko market tetap ada, kita bisa maksimalkan profit dengan cara mengelola risiko tersebut. Simak tips-tipsnya dari Ellen May, CEO dan Founder Emtrade di artikel ini!

Start Small Pakai Uang Dingin

Tips pertama, mulai dengan menggunakan modal yang kecil. Maksudnya, sejumlah nominal uang yang kamu siap dengan kerugian atau risikonya. Misalnya punya modal untuk beli saham sebesar Rp50 juta. Jika harga saham turun separah-parahnya 20% sampai nyangkut, itu artinya kamu rugi Rp10 juta. Apakah siap kehilangan uang sebesar Rp10 juta?

Atau misalnya kalau turun sampai 20% kamu hanya siap kehilangan Rp5 juta saja. Berarti Rp5 juta ini 20% dari berapa? Jawabannya, Rp25 juta. Nah di sini yang penting. Harus disesuaikan dengan kesiapan risiko masing-masing orang. Jadi nggak ada aturan pasti soal berapa nominal modalnya.


Selain itu pastikan juga modal yang dipakai adalah uang dingin. Bukan uang yang masuk ke dalam anggaran kebutuhan pokok atau akan terpakai dalam waktu dekat. Penting untuk pakai uang nganggur saat ingin berinvestasi agar apabila floating loss, kebutuhan sehari-hari bisa tetap terpenuhi dengan baik.

Baca juga: Cara Antisipasi Dua Jenis Risiko dalam Investasi

Lakukan Diversifikasi

Tips meminimalisir risiko yang kedua adalah dengan melakukan diversifikasi. Tips untuk trader, beli saham dengan nominal yang sama supaya nggak terbawa emosi. Jadi kalau modalnya Rp10 juta, alokasi per sahamnya bisa disamakan, misalnya Rp1 juta.

Terlepas dari kondisi market-nya, usahakan pakai nominal yang sama dan jangan terbawa emosi. Misalnya kamu yakin saham A bisa naik, lalu beli banyak sebesar Rp6 juta. Ternyata setelah dibeli harganya malah jatuh dalam. Karena nggak pede, porsi belinya jadi kecil katakanlah Rp1 juta. Begitu untung, keuntungannya pun jadi kecil padahal secara persentase di portofolio komposisinya besar. Hasil tersebut nantinya akan susah diukur.

Sedangkan cara mengatur portofolio investasi adalah dengan melihat besar kecilnya kapitalisasi saham, mengikut strategi fund manager reksa dana. Sebagai contoh, kamu berinvestasi di saham BBCA dan BSDE di mana kapitalisasi BSDE jauh lebih kecil daripada BBCA. Sehingga komposisi BBCA di portofolio akan lebih besar daripada BSDE.

Porsi saham investasi maksimalkan di saham-saham big caps yang disukai oleh investor institusi. Alasannya karena harga saham naik berdasarkan demand. Ketika big investor tertarik dengan saham tertentu, mereka akan masuk dan harganya berpotensi naik.

Baca juga: Siklus Psikologi Investor Saham yang Wajib Kamu Tahu

Tahu Timing untuk Exit

Tips terakhir, ketahui kapan harus exit. Pembatasan risiko untuk trader cukup mudah dilakukan. Swing trader boleh cut loss kalau harga saham menembus support (breakdown) turun 5%. Sedangkan super trader atau trend follower yang orientasinya jangka menengah lakukan cut loss saat breakdown support maksimal 10%.

Untuk cara investor cut loss berbeda dengan trader. Ambil contoh investor kawakan Warren Buffett yang jual saham airlines di bulan Maret 2020 waktu awal pandemi. Dari sini kita belajar bahwa investor harus cek lagi pangsa pasar, model bisnis, manajemen, profitabilitas, dan valuasi sahamnya sebelum memutuskan untuk cut loss.

Alasan Buffett jual saham airlines saat itu karena pangsa pasar dan model bisnisnya yang berpotensi terdisrupsi akibat pandemi Covid-19. Maka dari itu untuk cut loss saham jangka panjang harus back to fundamental. Ketika harganya turun terus, valuasi banyak terdiskon, tapi fundamentalnya masih bagus, ini justru bisa jadi kesempatan untuk tambah muatan bukan untuk cut loss. Dengan catatan kalau masih ada modal tersisa.  

Baca juga: Cara Cari Saham Diskon dan Menentukan Waktu Beli untuk Investasi

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelRisk Management

Saham Lagi Turun, Lebih Baik Average Down atau Beli Saham Lain?

10 Jan 2023, 14:04 WIB
article
ArtikelRisk Management

Cara Kurangi Posisi Saat Porsi Saham di Portofolio Melewati Batas Maksimum

2 Jan 2023, 16:06 WIB
article
ArtikelRisk Management

5 Golden Rules Money Management Saham Supaya Cuan Maksimal

24 Jan 2024, 11:19 WIB
money management saham
ArtikelRisk Management

Berapa Persentase Floating Loss yang Ideal untuk Average Down?

4 Nov 2022, 15:31 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi