Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconTeknikal

Strategi Trend Following Saham: Pengertian dan Cara Jual-Beli

7 Sep 2022, 15:42 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
strategi trend following saham
Sering trading dengan swing dan scalping, tapi jarang banget dapat keuntungan hingga di atas 10%? Nah, untuk mendapatkan potensi cuan di atas 10% kamu bisa gunakan strategi trend following saham.

Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan belajar lebih jauh tentang trend following atau juga biasa disebut super trading. Harapannya setelah paham dengan strategi ini, Emtraders bisa susun trading plan sendiri sebelum mulai trading. Sehingga keputusan jual-belinya menjadi lebih terarah.

Siklus Harga Saham


Sebelum bahas strategi trend following saham lebih jauh, ketahui dulu siklus harga saham untuk mengetahui posisi pasar saat ini yang nantinya berhubungan dengan strategi yang dipakai. Ada empat fase siklus antara lain fase akumulasi (bullish reversal), fase partisipasi (bullish continuation), fase distribusi (bearish reversal), dan kapitulasi (bearish continuation).

Keempat siklus tersebut akan berulang terus-menerus. Setelah saham melewati fase bearish continuation dan memantul dari posisi terendah, selanjutnya saham akan kembali ke fase akumulasi yang menunjukkan sideways. Lalu apabila sudah menembus resisten (breakout) dari masa sideways, berikutnya masuk ke fase partisipasi di mana harga melanjutkan kenaikan.

Tanda kenaikan berpotensi tertahan bisa dilihat dari harga yang tiba-tiba jatuh tajam dengan volume besar. Posisi ini menandakan saham masuk ke fase distribusi dan mulai bergerak sideways sampai akhirnya nanti masuk ke fase kapitulasi di mana harga melanjutkan penurunan.

Nah, siklus ini nantinya menjadi acuan dalam melakukan strategi trend following.

BACA JUGA: Saham Grup Barito Merosot, Kapan Balik Arah?

Strategi Trend Following Saham

Trend following bisa dibilang strategi trading yang terkesan lebih santai dengan rentang waktu beberapa bulan sekitar lebih dari 1 bulan sampai kurang dari 1 tahun. Disebut trend following karena memanfaatkan masa kenaikan harga saham.

Berhubung fokusnya pada jangka waktu menengah, strategi ini juga tergolong lebih rendah risiko dibandingkan strategi lain seperti scalping dan swing trading. Sehingga sering kali dijadikan pilihan oleh trader yang punya profil risiko konservatif. Trader tetap bisa beraktivitas seperti biasa seperti bekerja dan lain-lain sambil memantau pasar.

Meski begitu jangan lupa untuk selalu disiplin melakukan pembatasan risiko. Level stop loss strategi trend following saham adalah maksimal 10%. Atau bisa juga dilakukan ketika saham menembus support atau uptrendline (breakdown) dengan volume tinggi. Jadi tidak harus menunggu menyentuh stop loss 10%.

Baca juga: 4 Tips Strategi Super Trader Saham

Strategi Beli

Trend following membeli saham saat baru mulai memasuki stage 2 atau fase partisipasi. Seperti yang sudah dibahas, pada fase ini harga cenderung terus melanjutkan kenaikan. Untuk itu bisa dimanfaatkan untuk beli menggunakan strategi trend following saham.


Tanda peralihan dari stage 1 ke stage 2 bisa dilihat dari saham yang ter-breakout dari masa sideways yang sebelumnya terbentuk di stage 1. Atau lihat dari indiakitor moving average yang menunjukkan golden cross di mana MA kecil memotong MA besar. Perhatikan pula volume transaksi besar saat breakout terjadi yang semakin mengonfirmasi saham masuk ke stage 2.

Kemudian tren naik ditandai dengan pembentukan higher low (titik terendah yang lebih tinggi dari titik terendah sebelumnya) dan higher high (puncak yang lebih tinggi dari puncak sebelumnya).

Pada fase partisipasi area support diidentifikasi dengan menarik garis trendline yang menghubungkan antara low satu dengan low lainnya, sehingga membentuk uptrendline. Bisa juga menggunakan indikator MA20 daily sebagai area support. 

Selama saham masih di atas support, maka bisa menggunakan strategi trend following. Dengan catatan beli ketika breakout kedua secara posisi sudah kurang ideal tapi masih bisa manfaatkan peluangnya. Sedangkan breakout ketiga, keempat, dan seterusnya (mulai mendekati fase distribusi) lebih baik untuk strategi swing trading saja kecuali sideways-nya panjang.

Baca juga: 3 Mindset Trader Saham yang Penting Dimiliki Agar Lebih Konsisten

Strategi Jual

Selain cara jualnya, penting juga nih buat tahu cara jual saham yang tepat menggunakan strategi trend following saham. Tujuannya supaya kamu bisa realisasikan keuntungan sebelum arah trennya berubah menjadi sideways di stage 3.


Prinsip terpenting adalah jangan pernah target saat pakai strategi trend following. Intinya follow the trend until it ends. Lakukan profit taking saat ada tanda-tanda stage 2 berakhir. Alasannya karena big fund yang beli di stage 1 sudah mulai distribusi, sehingga tidak ada lagi buying power yang bisa mengangkat harga. Pertanyaannya, bagaimana cara mengetahuinya?

Pertama-tama perhatikan area support yang sebelumnya sudah ditentukan. Saham yang ter-breakdown merupakan sinyal negatif yang harus diwaspadai. Soalnya, ketika ini terjadi kenaikan harga sudah mulai tertahan dan berpotensi bergerak sideways ke fase distribusi. Kondisi ini juga mengindikasikan adanya patah tren yang biasanya dilihat trader sebagai sinyal jual. 

Maka dari itu sebelum trennya berubah, sebaiknya amankan modal dulu dengan melakukan profit taking.

Baca juga: [Artikel Panduan] Belajar Analisis Teknikal Part 1: Basic

Kalau kamu mau belajar lebih banyak tentang trading saham sekaligus dapat trading signal dari saham yang potensial, segera upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Saham Grup Barito Merosot, Kapan Balik Arah?

10 Jan 2024, 10:48 WIB
article
ArtikelTeknikal

Strategi Trading Saham Saat Market Sideways

14 Jan 2023, 13:30 WIB
article
ArtikelTeknikal

Setting Moving Average Terbaik yang Wajib Kamu Tahu

2 Des 2022, 17:05 WIB
article
ArtikelTeknikal

Cara Kerja Big Fund Saat Jual-Beli di Pasar Saham

9 Nov 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi