Reverse Stock Split Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Contoh
https://emtrade.id/blog/9446/reverse-stock-split-adalah-pengertian-tujuan-dan-contoh
Di dalam pasar modal ada satu aksi korporasi yang disebut dengan istilah stock split. Dengan stock split, jumlah saham beredar secara otomatis akan bertambah usai proses pemecahan. Akan tetapi perusahaan mungkin saja melakukan sebaliknya di mana saham-saham yang beredar digabung, sehingga jumlah saham yang beredar menjadi berkurang. Ini disebut dengan istilah reverse stock split.
Reverse stock split adalah istilah yang tidak kalah pentingnya untuk dipelajari investor maupun trader. Jika kamu masih pemula dan merasa asing dengan istilah ini, yuk baca ulasannya sampai selesai. Kira-kira kalau emiten ada rencana reverse stock split, apa ya dampaknya ke investor ritel?
Pengertian Reverse Stock Split
Seperti namanya, reverse stock split merupakan kebalikan dari stock split. Reverse stock split adalah proses penggabungan sejumlah saham menjadi kesatuan yang lebih kecil. Dampaknya selain jumlah saham yang beredar berkurang, harga saham juga akan menjadi lebih tinggi. Dengan demikian hal ini menghasilkan lebih sedikit saham yang secara proporsional lebih bernilai.
Cara kerjanya hampir sama dengan stock split di mana penggabungan ditentukan oleh sebuah rasio. Misalnya 5:1 yang artinya setiap 5 saham dengan nominal lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. Penetapan rasionya didasari oleh beberapa pertimbangan, salah satunya adalah hasil kajian nilai wajar saham oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
Baik itu stock split maupun reverse stock split tidak boleh dilakukan dalam 24 bulan sejak IPO dan 12 bulan sejak right issue, private placement, merger, serta stock split atau reverse stock split sebelumnya.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Cash Flow dalam Laporan Keuangan Perusahaan?
Tujuan Reverse Stock Split
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memutuskan untuk menggabungkan jumlah saham, yaitu:
Untuk Saham Gocap Melakukan Rights Issue
Saham yang harganya berada di level terendah, yakni Rp50, yang ingin melakukan rights issue wajib untuk melakukan reverse stock split, seperti yang dilakukan PT BPD Banten Tbk. (BEKS). Tujuannya, agar harga sahamnya bisa dinilai untuk penentuan harga pelaksanaan.
Menghindari Delisting
Aksi penggabungan ini kerap dijadikan cara agar perusahaan tetap memenuhi persyaratan guna menjaga status listing di pasar modal. Apa maksudnya? Bagi perusahaan yang terdaftar di bursa, memastikan kepercayan publik dan menjaga minat investor sangatlah penting. Perusahaan mungkin saja menghadapi penghapusan pencatatan saham secara paksa (forced delisting) kalau harga sahamnya terus mengalami penurunan secara masif. Di sini lah reverse stock split berperan untuk mendorong harga saham serta mencegah terjadinya delisting.
Baca juga: Tender Offer Saham, Apa Maksudnya?
Kekurangan Reverse Stock Split
Umumnya reverse stock split kurang dipandang positif oleh para pelaku pasar. Hal ini dikarenakan aksi ini menunjukkan bahwa harga saham sudah turun signifikan sampai nilainya tergerus cukup dalam dan manajemen perusahaan berusaha menaikkan harganya tanpa prospek bisnis yang nyata.
Alasan lain mengapa revese stock split tidak disukai investor adalah karena harga saham berpotensi kembali jatuh usai proses penggabungan saham selesai. Artinya, nilai saham yang dimiliki akan semakin turun. Tidak hanya itu, likuiditas saham berpotensi terganggu mengingat jumlah saham di pasar terbuka semakin berkurang.
Baca juga: Buyback Saham: Pengertian, Tujuan, Dampak, dan Mekanismenya
Contoh Reverse Stock Split Adalah
Salah satu saham yang melakukan reverse stock split adalah PT BPD Bank Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS) pada akhir tahun 2020 dengan rasio 10:1 yang artinya 10 saham akan digabung menjadi 1 saham.
Harga saham BEKS yang berada di Rp50 per saham pun langsung naik ke Rp500 per saham setelah reverse stock split pada awal Desember 2020. Namun kini harganya kembali nyungsep ke Rp50 per saham setelah sebelumnya sempat berfluktuasi.
Contoh lainnya adalah PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk. (BBRM) dengan rasio 3:2 pada awal 2020. Harga saham yang semula Rp50, setelah penggabungan menjadi Rp75. Namun pada awal perdagangan usai reverse stock split (22/02) BBRM anjlok 6,67% menjadi Rp70.
Baca juga: 4 Tips Screening Saham Multibagger
Jadi, reverse stock split adalah kondisi ketika sejumlah saham digabungkan menjadi kesatuan yang lebih kecil. Kalau kamu tertarik untuk belajar saham lebih jauh, yuk upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/9446/reverse-stock-split-adalah-pengertian-tujuan-dan-contoh
Perhitungan Break Even Point Supaya Kamu Tahu Sudah Untung atau Belum
Istilah Price In Harga Saham, Apa Maksudnya?
Aset Safe Haven Emas, Pahami Maksud dan Keuntungannya Di Sini
Ekonomi AS Diprediksi Double-Dip Recession, Apa Maksudnya?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial