Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Memahami Pentingnya Diversifikasi dari Kisah John Templeton

25 Agu 2022, 14:50 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
john templeton

Ketika berinvestasi, kita tidak hanya dihadapi oleh potensi keuntungan, tetapi juga risiko kerugian dari fluktuasi harga pasar. Terutama di pasar saham yang notabene-nya sangat berisiko mengingat karakternya yang memiliki fluktuasi paling besar. Dalam beberapa kasus bahkan bisa turun dalam setelah harganya meroket.

Maka dari itu penting sekali untuk investor menerapkan diversifikasi pada portofolio saham yang dimiliki. Diversifikasi adalah strategi menajemen risiko dengan cara mengalokasikan modal investasi ke beberapa aset berbeda. Selain memaksimalkan keuntungan, strategi ini bisa sekaligus memitigasi risiko dari ketidakpastian pasar.

Diversifikasi juga menjadi satu senjata rahasia yang bikin John Templeton untung berkali-kali lipat dari modal awal. Mau tahu selengkapnya? Yuk, pahami pentingnya diversifikasi dari kisah John Templeton di bawah ini!

Siapa John Templeton?

John Templeton adalah seorang investor, fund manager, filantropis, sekaligus pendiri Templeton Growth Fund yang juga dianggap sebagai salah satu pelopor value investing. Dia terkenal akan pendekatan berinvestasi secara global di mana pada masa itu belum ada yang berani untuk melirik perusahaan di luar Amerika Serikat (AS).

Pria bernama lengkap Sir John Marks Templeton ini termasuk tipe investor contrarian. Maksudnya, dia lebih suka mencari saham yang tidak booming atau diabaikan oleh mayoritas investor. Seperti misalnya ketika tren harga saham teknologi naik, dia memilih untuk beli saham consumer goods yang lagi turun. Sebab dia melihat adanya peluang pertumbuhan di balik bisnis yang tengah tertekan.

john templeton

Pada tahun 1938, Templeton memulai karirnya di Wall Street, tepatnya di perusahaan pialang ternama Fenner & Beanne. Kemudian dia mendirikan perusahan investasi Templeton, Dobbrow, and Vance Inc pada tahun 1940. Perusahaan tersebut berfokus pada saham-saham undervalue dan sering kali melirik saham di luar AS.

Tidak berhenti sampai situ, dia mendirikan Templeton Growth Fund pada tahun 1954 yang berhasil memperoleh rata-rata keuntungan 15% per tahun selama 38 tahun. Templeton merupakan salah satu orang yang pertama kali berinvestasi di pasar Jepang. Majalah Money menjulukinya “pemilih saham terbaik abad ini”. Tahun 1992, perusahaan tersebut dijual kepada Franklin Resources Inc seharga US$913 juta karena dia memutuskan untuk pensiun.

Baca juga: Nicolas Darvas: Penari yang Cuan Besar Lewat Trading Saham

Diversifikasi yang Memberi Keuntungan Maksimal

John Templeton mempelopori gagasan diversifikasi portofolio saham. Dia pernah berkata:

“Diversifikasi harus jadi landasan investasi Anda. Jika Anda mendapatkan keuntungan di satu perusahaan, masalah tak terduga bisa menyebabkan kerugian yang fatal. Namun apabila Anda memiliki 12 saham di industri berbeda, saham yang buruk bisa diimbangi oleh beberapa saham lainnya yang lebih baik.”

Bukan tanpa alasan, nasihat itu didapat berdasarkan pengalaman pribadi Templeton. Ketika Perang Dunia II terjadi sekitar tahun 1939, dia menilai hal tersebut bisa menjadi turnaround story untuk emiten di AS pasca The Great Depression yang memorak-porandakan perekonomian di sana.

Dengan modal pinjaman senilai US$10.400, Templeton membeli 104 saham di AS yang harganya sekitar US$1 per saham. Modal masing-masing per saham senilai US$100. Sayangnya 34 perusahaan dinyatakan bangkrut, efek dari perang. Di sisi lain saham yang tersisa, sebagian besar portofolionya tidak terpengaruh.

Alhasil Templeton berhasil mendapatkan keuntungan sebesar empat kali lipat dari modal awalnya dalam kurun waktu 4 tahun. Lalu, hanya 4 dari 104 saham investasinya yang menjadi tidak berharga.

Dari sini kita belajar bahwa penerapan diversifikasi dapat membantu meredam risiko pasar. Kalau saja waktu itu Templeton hanya all in di satu saham, bukan tidak mungkin modalnya akan ludes tanpa tersisa sepeser pun. Meski begitu bukan berarti harus beli saham sampai beratur-ratus. Semua kembali lagi ke modal yang dimiliki dan tergantung kenyamanan masing-masing investor.

Baca juga: Cara Menentukan Resistance Saat Harga Saham Mencapai All Time High (ATH)

Tips Diversifikasi

Setelah menyimak kisah John Templeton dalam melakukan diversifikasi, Emtraders sudah tahu cara diversifikasi portofolio belum? Kalau belum, perhatikan beberapa tips di bawah ini.

  • Diversifikasi secara sektoral. Membeli saham yang berbeda dari satu sektor yang sama kurang bagus untuk pertumbuhan portofolio. Alasannya karena saham yang masih berada di dalam satu sektor yang sama cenderung bergerak searah. Sehingga diversifikasinya akan kurang maksimal.

  • Perhatikan kapitalisasi pasar. Berdasarkan market cap, saham dibagi menjadi tiga kategori, yakni first liner, second liner, dan third liner. First liner atau saham yang kapitalisasinya besar cenderung bergerak lambat. Sedangkan saham yang berkapitalisasi menengah cenderung bergerak lebih cepat. Dengan begitu bisa dikombinasikan supaya portofolio tidak hanya stabil, tapi juga bertumbuh.

  • Lakukan rebalancing portofolio secara berkala. Rebalancing merujuk pada kegiatan jual-beli aset dalam portofolio untuk menjaga porsi alokasi aset sesuai tujuan awal.

Baca juga: Rebalancing Portofolio: Seni Mengelola Risiko yang Perlu Dilakukan Saat Berinvestasi

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Artikel

Saham GJTL Naik Terus, Yuk Kenalan Sama Emitennya!

25 Mei 2023, 14:36 WIB
saham gjtl
ArtikelInsight

Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Ke-5 RI yang Dulunya Supir Angkot

22 Agu 2022, 17:16 WIB
prajogo pangestu orang terkaya
ArtikelInsight

Jadi Orang Terkaya, Inilah Sumber Kekayaan Hartono Bersaudara

15 Agu 2022, 16:10 WIB
kekayaan hartono bersaudara
ArtikelInsight

Rahasia Warren Buffett dalam Mengakumulasikan Nilai Kekayaannya

2 Agu 2022, 16:33 WIB
warren buffett
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi